Muslimahdaily - Negeri yang khas dengan makanan kebab ini, rupanya memiliki tradisi unik untuk berbagi kepada yang membutuhkan. Bukan berbagi uang, barang, bahkan kebab, tetapi sebuah roti. Masyarakat Turki biasa membeli dua roti dan hanya mengambil satu roti, satu roti sisanya akan dititipkan kepada penjual untuk diberikan kepada seseorang yang membutuhkan.
Hal ini sama seperti yang dilakukan di negara barat, umumnya mereka akan membayar lebih makanan atau minuman, yang nantinya akan disimpan oleh kasir dan diberikan kepada yang membutuhkan.
Di Turki sendiri, kebiasaan masyarakat ini telah lama dilakukan sejak berabad-abad lalu. Istilahnya adalah askıda ekmek, berhubungan dengan roti. Askıda ekmek, yang berarti "roti di gantungan" atau "roti yang ditangguhkan", berakar pada Islam, agama dominan di Turki.
Profesor sejarah Febe Armanios, yang berfokus pada hubungan Kristen-Muslim di Timur Tengah dan sejarah makanan di Middlebury College di Vermont, AS, menjelaskan bahwa askıda ekmek adalah "sebuah kebiasaan yang berakar pada zaman Ottoman dan terikat dengan konsep zakat, pilar iman Muslim yang berfokus pada berbagai tindakan amal".
Ada lima rukun iman dalam Islam, dan penganutnya harus memenuhinya semua untuk menjalani kehidupan yang baik dan bermoral. Persyaratan zakat dapat dipenuhi dengan memberikan uang atau barang.
Pemberian ekmek (roti) sangat penting di Turki karena dalam kepercayaan Islam, roti menopang kehidupan dan perlindungan hidup adalah suci.
"Roti... sangat penting untuk dimakan dan mewakili rasa lapar-kelaparan/kelaparan-
Dalam hadis Muslim, roti adalah nimet, sebuah berkah yang dikirim dari Tuhan. Jika sepotong roti secara tidak sengaja jatuh ke tanah, roti tersebut harus segera diambil sebelum diletakkan di tempat yang lebih tinggi. Bahkan, untuk menunjukkan rasa hormatnya, sebelum diletakan kembali beberapa orang akan menciumnya terlebih dahulu.
Roti yang biasanya dibagikan adalah roti putih. Dalam pembuatannya, roti putih akan dipanggang dua kali sehari, dan selalu menjadi pelengkap di setiap hidangan.
Tak ada yang dibuang, jika masih terdapat roti lama, nantinya akan diolah kembali dengan dipanggang dan dibuat remah roti prancis. Atau, roti-roti lama ini nantinya akan dibungkus dalam sebuah plastik lalu digantung di sepanjang jalan agar orang yang membutuhkan dapat mengambilnya.
Menurut Armanios, diyakini bahwa penduduk yang cukup makan akan patuh dan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memberontak jika harga makanan pokok seperti roti, tetap terjaga. Merupakan hal yang normal di Turki ketika seseorang menjaga orang lain, baik itu keluarga, tetangga, kolega atau bahkan orang asing, dengan keyakinan bahwa ini meningkatkan hal baik untuk semua orang.
Dilansir dari bbc.com, saat ini Askıda ekmek juga dipublikasi melalui online, dengan yemek.com, situs web Turki populer yang menyajikan resep harian, meminta pembaca untuk menominasikan toko-toko tetangga yang mempromosikan askıda ekmek.
Tujuan mereka adalah untuk mengubahnya dari kegiatan lingkungan lokal menjadi daftar toko roti yang menjadi sumberdaya nasional. "Mari kita bantu orang yang hidup di jalanan yang tidak mampu membeli roti" yang menjadi kalimat ajakan untuk berbagi di situs online ini.
Perusahaan sosial bernama Askidanevar yang berarti ‘Ada apa di gantungan?’, Perusahaan inilah yang pertama menggabungkan konsep askıda ekmek dengan jangkauan platform media sosial di Turki.