Muslimahdaily - Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam beserta isinya. Sahabat Muslimah, pernahkah merasakan sebuah kenikmatan dan kemudian Allah cabut kembali kenikmatan itu?
Terlepas dari itu, datangnya nikmat dari Allah adalah sebuah karunia dan takdir bagi seseorang sebagai bentuk introspeksi diri. Misalnya, nikmat yang diberikan Allah adalah nikmat sehat dengan dijauhkan-Nya oleh segala penyakit. Namun, dengan hal ini bukan berarti kita bisa bebas dari segala jenis penyakit, bisa saja Allah cabut kenikmatan itu jika kita tidak turut untuk menjaga kesehatan dan selalu hidup dengan kebiasaan buruk.
Allah Ialah Tuhan Pemilik Segala Sesuatu, apa yang diberikan-Nya kapan saja akan ditarik kembali. Sebab itulah, sebagai seorang hamba yang ingin merasa pantas, diwajibkan untuk kita meminta hanya kepada-Nya. Untuk menghindari dicabut-Nya kenikmatan itu, Sahabat Muslimah dapat membaca doa berikut ini, seperti dilansir dari laman Muslim.or.id.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Di antara doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
Allahumma inni a’udzubika min zawali ni’matika wa tahawwuli ‘afiyatik fujaati niqmatik wa jami’i sakhatika.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu." (HR. Muslim).
Dalam doa tersebut, nikmat yang dimaksud adalah nikmat Islam, iman dan anugerah bagi mereka yang berbuat baik. Sehingga dengan membaca doa ini, kita berlindung dari hilangnya kenikmatan-kenikmatan tersebut.
Hal lain yang ditekankan dalam hadis ini adalah nikmat kesehatan, sebagaimana yang dimaksud 'afiyah adalah berpindahnya nikmat kesehatan yang berubah menjadi sakit. Sehingga kita memohon untuk tidak dicabut oleh-Nya kenikmatan atas rasa sehat tersebut dan senantiasa dijauhkan dari kemurkaan Allah yang datang tiba-tiba (fuja'ah). Sekaligus juga berlindung kepada-Nya dari siksa api neraka.
Sebagaimana Allah berfirman,
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7).
Tidak hanya dengan membaca doa, usaha dan juga perbuatan baik mempengaruhi takdir akan nikmat yang diberikan oleh Allah. Sebagaimana rasa bersyukur adalah kunci seorang hamba untuk mendapatkan cinta-Nya.
Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya Allah Ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan”. (HR. at-Tirmidzi).
Belajar dari kisah Nabi Ayub yang diuji dengan datangnya penyakit, hilangnya harta benda dan keluarga, tidak sekalipun ia menyekutukan Allah. Sebab ia tahu bahwa semua yang ada di dunia hanyalah milik-Nya, dan tidak ada satupun yang layak dicintai kecuali Dia. Niscaya, Allah akan kembalikan rasa cinta itu dengan nikmat tiada tara.
Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang terus memuji dan mengagungkan nama-Nya atas dasar cinta bukan hanya sekadar meminta akan kenikmatan yang berujung murka. Aamiin.
Wallahu'alam.