Muslimahdaily - Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita pernah merasa galau. Galau merupakan keadaan saat pikiran sedang kacau, merasa cemas atau gelisah. Pada dasarnya, manusia adalah sosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan dan gelisah. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak siap dalam menghadapinya, tentu jiwa dan pikiran akan menjadi guncang dan perkara tersebut sudahlah menjadi fitrah bagi setiap manusia. Tak terkecuali bagi para nabi dan rasul, hamba Allah yang paling istimewa.
Walaupun merupakan perasaan yang wajar, bukan berarti kita harus berdiam diri saat perasaan galau ini mengganggu diri kita. Banyak cara-cara Islami yang bisa kita lakukan untuk mengatasi perasaan ini, misalnya dengan bersabar, berusaha untuk positive thinking, berdzikir dan juga dengan menunaikan sholat.
Apabila dengan melakukan cara-cara di atas, rasa galau tak kunjung hilang, mungkin kita bisa menerapkan solusi yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seperti yang disebutkan pada Musnad Ahmad dan Shahih Ibni Hibban serta lainnya, ‘Abdullah bun Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah bersabda:
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan doa berikut (ini) tatkala ia didera keresahan atau kesedihan melainkan Allah pasti akan menghilangkan keresahannya dan akan menggantikan kesedihannya dengan kegembiraan. Para Sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sudah seharusnya kami mempelajari doa tersebut. Rasulullah menjawab, “Benar. Sudah seharusnya orang yang mendengarnya mau mempelajarinya.”
Rasulullah mengajarkan kepada para sahabat doa yang dapat menggantikan rasa sedih dengan kegembiraan, doa tersebut berbunyi:
Arti: Ya Allah, sungguh aku ini adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu, ketentuan-Mu berlaku pada diriku, keputusan-Mu adil terhadapku, Aku memohon kepada-Mu dengan semua nama yang merupakan milik-Mu, nama yang engkau lekatkan sendiri untuk menamai diri-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang di antara hamba-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar engkau menjadikan al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghilang kesedihanku dan pelenyap keresahanku.
Jadikan galau bukan hanya kesedihan dan keresahan semata. Tapi sebuah pengahayatan dan introspeksi atas segala kesalahan. Juga sebuah nikmat Allah yang sepatutnya disyukuri.