Belajar Menjadi Wanita Ideal Seperti Ummul Mukminin Khadijah

Muslimahdaily - Ummul Mukminin, Khadijah binti Khuwailid memiliki kepribadian yang luar biasa. Sebagai seorang hamba, beliau merupakan wanita yang teramat shalihah. Sebagai wanita, beliau lah yang utama sebagai panutan. Sebagai istri, beliau pula yang paling dikenang sang suami. Jika ada gelar wanita ideal, maka pastilah Khadijah yang pantas menyematnya.

Cukuplah keutamaan Khadijah terlihat dari sebuah ucapan salam Jibril kepadanya melalui Rasulullah, “Sampaikanlah salam untuknya (Khadijah) dari Rabbnya dan dariku, dan berilah kabar gembira kepadanya dengan rumah (istana) di surga dari  mutiara besar yang berongga, yang tidak ada kegaduhan di dalamnya dan tidak ada perasaan capek.” (HR. Al Bukhari dan Muslim). 

Khadijah merupakan wanita pertama yang memeluk Islam. Hatinya selalu terbuka pada kebenaran. Ia tak akan menolak ajaran seseorang yang selalu dikenalnya tak pernah berdusta. Ia segera menerima kebenaran begitu mendapatinya, tanpa banyak bertanya, tanpa keraguan sedikit pun. Ia merupakan wanita terpandang, namun ia tak segan merendahkan diri di hadapan Allah.

Khadijah sangatlah kaya raya. Ia merupakan salah satu pengusaha wanita paling sukses di Kota Makkah. Namun begitu memeluk Islam, ia rela meninggalkan segala kenyamanan hidup. Demi menyokong dakwah, ia rela merelakan semua hartanya. Ia kemudian hidup dalam keterbatasan harta bersama Rasulullah, namun tak pernah sekalipun lisannya mengeluh.

Khadijah selalu menyokong Rasulullah di setiap jalan terjal menyebarkan agama Allah. Ia lah yang menguatkan saat Rasulullah lelah. Ia lah yang selalu memberi semangat agar Rasulullah bersabar mengajak pada tauhid. Ia lah yang membuat Rasulullah tegar atas segala ujian berat mendakwahkan Islam. 

Ketika orang-orang meninggalkan Rasulullah, Khadijah selalu berada di sisi beliau. Ketika orang-orang menolak ajakan Rasulullah, Khadijah lah yang pertama kali mengimani. Ketika orang-orang menyimpan hartanya, Khadijah lah yang memberikan semua hartanya. Sungguh, kesuksesan Rasulullah dalam berdakwah tak luput dari peran penting Khadijah sebagai istri sekaligus teman dan penyejuk hati.

Lisannya tak pernah berkata keji. Ia selalu mengucapkan hal baik lagi menyenangkan. Ia tak pernah meninggikan suara, lebih-lebih di hadapan suaminya. Tak ada cela dalam akhlaknya. Orang-orang sekitar selalu memujinya.

Teringat sebuah kalimat indah Khadijah yang menyejukkan hati Rasulullah saat beliau pertama kali menerima wahyu. Kalimat yang mampu menaklukkan rasa takut dalam hati Rasulullah. Sebuah kalimat yang mampu mengusir kekhawatiran Rasulullah atas apa yang menimpa beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam.

Khadijah berkata, “Bergembiralah. Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selama-lamanya. Demi Allah, sungguh engkau adalah penyambung silaturrahim, jujur dalam berkata, menanggung beban penderitaan orang lain, menyantuni pihak yang kekurangan, memuliakan tamu dan suka menolong,” (HR. Al Bukhari dan Muslim). 

Kehidupan rumah tangga Rasulullah bersama Khadijah sangatlah bahagia lagi romantis. Inilah keluarga ideal, sakinah, mawaddah lagi rahmah. Rasulullah tentulah pria yang paling baik kepada keluarganya. Namun Khadijah pula selalu menjadi bunga di dalam rumahnya. 

Ia memberikan ketenangan bagi suami dan anak-anak. Tak pernah sekalipun Khadijah membuat marah Rasulullah. Ia selalu berusaha menyenangkan hati suami dan melindungi anak-anaknya.

Segala sifat mulia Khadijah membuatnya menjadi pemilik istana indah di Surga. Allah bahkan mensifati istana itu sebagai sebuah kedamaian tanpa kegaduhan dan rasa lelah. Dua sifat, yakni gaduh dan lelah dinafikan dari Khadijah. 

Pasalnya, dua sifat ini selalu dihindari Khadijah saat di dunia. Ia tak pernah membuat gaduh di rumah tangganya maupun komunitasnya. Ia pula tak pernah menyebabkan suami dan orang-orang sekitarnya merasa lelah terhadap dirinya. 

Khadijah, ialah sang pemilik akhllakul karimah, wanita mulia lagi dimuliakan, istri shalihah dan menenangkan, ibunda mukminin yang menjadai panutan. Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu ‘anha, pantaslah menjadi sosok wanita ideal untuk diikuti dan diteladani. “Sebaik-baik wanita surga adalah Khadijah.” (HR. Al Bukhari dari Ali bin Abi Thalib).

Add comment

Submit