5 Cara Rasulullah Menghadapi Kegalauan Hati

Muslimahdaily - Laksana mengarungi lautan, ombak pasti menerjang. Begitupun dalam mengarungi samudra kehidupan, ujian dan cobaan pun akan menghadang. Terkadang kita salah menyikapinya sehingga menyisakan kegelisahan ataupun kegalauan hati. Untuk itu ikuti nasehat nabi untuk penenang hati.

Hidup di dunia ini sejatinya adalah ujian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Barangsiapa yang sabar dalam menghadapi ujian ini, maka ia akan memperoleh kehidupan yang hakiki dan mulia di sisi-Nya. Namun, jika ia tidak mau bersabar, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menghinakannya. “Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad : 36).

Tentu bentuk ujiannya berbeda-beda bagi setiap orang. Namun tidak sedikit dari kita yang galau bahkan terguncang. Berikut 5 resep Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallamuntuk tenangkan hati:

Husnudzon Kepada Allah

Setiap kita tentu dihadapkan pada masalahnya masing-masing. Semuanya itu adalah ujian daripada Allah bertujuan menguji keimanan kita sebagai hamba-Nya. Oleh itu, kita wajib bersangka baik dengan Allah dan janganlah menyalahkan takdir-Nya. Kita harus yakin bahwa itulah yang terbaik dari-Nya. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallambersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman: "Aku menurut dugaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. (Hadits ditakhrij oleh Turmidzi).

Maka tidak heran jika husnudzon adalah sebaik-baik ibadah. “Sesungguhnya berprasangka baik pada Allah adalah termasuk sebaik-baiknya ibadah” (HR. Abu Daud).

Jika demikian penyikapan kita, insya Allah tak ada lagi kesedihan di hati kita karena semua sudah menjadi ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk kebaikan kita.

Menjaga Wudhu

Jiwa kita akan menjadi tenang jika membiasakan diri mengambil wudu sebelum melakukan pekerjaan. Bahkan ketika sebelum tidur kita berwudhu, sepanjang waktu kita akan didoakan malaikat. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu’) maka Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah hamba mu si fulan, kerana ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci',” (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a).

Mengkaji Alquran

Sedasyat apapun kegundahan dan kesedihan hati kita, Alquranlah obatnya. “Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati,” (Terjemah QS: Al-Baqarah : 38).Ibn Katsir menjelaskan bahwa ayat itu memerintahkan agar umat Islam benar-benar dekat dan akrab dengan Alquran disertai komitmen meneladani Rasulullah Shallallahu Alayhi Wasallam.

Shalawat dan Zikir

Bershalawat pun mampu menentramkan hati. Digambarkan dalam hadis, pada suatu pagi Rasulullah tampak bahagia seperti terlihat dari kecerahan wajahnya. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pagi ini Engkau tampak bahagia seperti terlihat dari kecerahan wajahmu." Beliau bersabda, "Memang benar. Semalam aku ditemui oleh seorang utusan Tuhanku Yang Mahaagung. Dia berkata, 'Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula'." (HR Ahmad).

Sudah jelas bahwa zikir adalah penenang hati. “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28).

Berdoa Kepada Allah

Selanjutnya lengkapi semuanya dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana dicontohkan oleh baginda Rasul Saw. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu’aliahi wasallam bersabda: “apabila seorang hamba ditimpa kegelisahan atau kesedihan, lalu ia berdo’a: “Allaahumma innii ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika, naashiyatii biyadika, maadhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qodhoo-uka, as-aluka bikullismin huwalaka, sammayta bihi nafsaka, aw anzaltahu fii kitaabika, aw ‘allamtahu ahadan min kholqika, awis ta’ tsar ta bihi fii ‘ilmil ghoibi ‘indaka, an taj’alal qur-aana robbii’a qolbii, wa nuuro shodrii, wa jalaa-a huznii, wa dzahaaba hammii.” (Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Alquran sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku).”

Niscaya Allah akan menghilangkan kecemasan dan kesedihannya, kemudian Dia akan menggantikan semua itu dengan kegembiraan”. Kemudian para Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkan kami mempelajari (menghafal) kalimat-kalimat tersebut?”. Beliau menjawab, “Ya, hendaknya siapa saja yang mendengarnya mempelajarinya,” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Abu Ya'la, al-Hakim, dan yang lainnya). Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati kita semua. Amin ya Rabbal Alamin.

Add comment

Submit