Muslimahdaily - Rasululah adalah sosok yang sangat memuliakan tamu. Cara Rasulullah untuk memuliakan tamu salah satunya adalah dengan memberi hadiah. Aisyah Radhiyallahu Anha menuturkan, "Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wasallam biasa menerima bingkisan hadiah dan membalas bingkisan itu," (HR. Bukhari).
Pemberian hadiah dan ucapan terima kasih sebagai ungkapan rasa syukur ini hanya muncul dari jiwa yang mulia dan hati yang tulus. Akhlak yang mulia merupakan akhlak para nabi dan sunah para rasul. Rasulullah Saw adalah teladan yang terdepan dan panutan yang luhur dalam masalah tersebut.
1. Berusaha Memuliakan
Selain memberi hadiah atau bingkisan, Rasulullah Saw adalah pribadi yang sangat menghormati dan memuliakan tamu. Beliau akan berperilaku dan melayani tamunya dengan baik. "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamu. Hak tamu ialah sehari semalam. Kewajiban melayani tamu adalah tiga hari, lebih dari itu merupakan sedekah. Seorang tamu tidaklah boleh berlama-lama sehingga memberatkan tuan rumah," (HR. Al-Bukhari).
2. Melayani Sepenuh Hati
Selain selalu memuliakan tamu, beliau juga akan melayani tamu sebaik mungkin. Misalnya, Rasulullah akan memberikan dan memenuhi apa saja permintaan tamunya. Dari Sahal bin Sa'ad ia berkata: "Seorang wanita datang menemui Rasulullah SAW dengan membawa kain bersulam (berhias). Ia berkata, "Aku menenun dan menyulamnya sendiri dengan tanganku supaya engkau mengenakannya."
Rasulullah pun mengambilnya, tampaknya beliau sangat membutuhkan. Kemudian beliau keluar menemui kami dengan mengenakan kain itu sebagai sarung. Ada yang berkata, "Alangkah indahnya kain itu, hadiahkanlah kain itu kepadaku!"
"Boleh!" jawab beliau. Lalu Rasulullah duduk di dalam majelis kemudian kembali. Beliau segera melipat kain itu dan mengirimkannya kepada orang tersebut.
Orang-orang berkata, "Alangkah baiknya engkau ini, Rasulullah lebih membutuhkan kain itu, tetapi engkau malah memintanya. Padahal engkau tahu bahwa Rasulullah tidak pernah menolak permintaan!"
Orang itu menjawab: "Demi Allah, sesungguhnya aku meminta kain itu kepada beliau bukan untuk kukenakan, akan tetapi aku ingin menjadikannya sebagai kain kafan." Sahal berkata, "Dengan kain itulah ia dikafani." (H.R. Bukhari)
Ada juga salah satu hadis Rasul yang berbunyi, Jabir Radhiallaahu anhu berkata: "Tidak pernah sama sekali Rasulullah mengatakan "tidak" (menolak) setiap kali diminta." (H.R. Al-Bukhari)
3. Selalu Tersenyum
Tidaklah mengherankan jika demikian luhur budi pekerti hamba pilihan Allah Ta'ala ini. Karena beliau dibimbing langsung di bawah pengawasan-Nya dan menjadikannya sebagai teladan. Beliau telah memberikan contoh yang agung dalam hal kemurahan hati dan kedermawanan.
Hakim bin Hizam menuturkan, "Aku pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah, beliau lantas memberikannya. Kemudian aku meminta lagi, beliau pun memberikanya. Kemudian aku meminta lagi, beliau pun memberikannya seraya berkata, "Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini manis dan indah. Barang siapa yang mengambilnya dengan kemurahan hati, ia akan mendapat keberkatan padanya. Barangsiapa yang mengambilnya dengan ketamakan, ia tidak akan mendapat keberkatan padanya. Bagaikan orang yang makan, tapi tidak pernah kenyang. Dan tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah." (Muttafaq 'alaih)
4. Memberi Perhatian
Satu lagi sikap Rasulullah yang sangat mulia. Beliau tidak pernah memasang muka masam kepada tamunya. Beliau akan selalu menebar senyum pada semua orang. Kebaikan hati, keelokan dalam bergaul dan kesetiaan beliau yang tiada taranya. Di antara kebiasaan beliau adalah menebar senyum kepada orang yang berada di dalam majelis. Sehingga orang-orang akan menyangka bahwa orang itulah yang paling beliau kasihi.
Jabir bin Abdullah Radhiallaahu anhu mengungkapkan: "Sejak aku masuk Islam, setiap kali Rasulullah Shalallaahu alaihi wasallam berpapasan denganku atau melihatku, beliau pasti tersenyum." (HR. Al-Bukhari). Cukuplah pengakuan dari orang yang melihat langsung menjadi pelajaran bagi kita. Abdullah bin Al-Harits Radhiallaahu anhu menuturkan: "Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasallam." (HR. At-Tirmidzi)
Mengapa harus heran wahai saudaraku tercinta, beliaulah yang menegaskan: "Senyumanmu di hadapan saudaramu (seiman) adalah sedekah." (HR. At-Tirmidzi)
5. Berlaku Lembut
Anas bin Malik Radhiallaahu anhu yang pernah menjadi pelayan Rasulullah telah mengungkapkan kepada kita beberapa sifat yang agung pada diri beliau. Yang sulit ditemukan pada diri seseorang, bahkan pada diri orang banyak. Rasulullah adalah seorang yang sangat lembut, beliau pasti memperhatikan setiap orang yang bertanya kepadanya, beliau tidak akan berpaling sehingga si penanyalah yang berpaling.
Beliau pasti menyambut setiap orang yang mengulurkan tangannya kepada beliau, beliau tidak akan melepas jabatan tangannya sehingga orang itulah yang melepaskan." (HR. Abu Nu'aim dalam kitab Dalaail)
6. Selalu Menyantuni
Selain sangat memuliakan tamu dan berlaku lembut kepada mereka, beliau juga sangat penyantun terhadap umatnya. Oleh sebab itu, beliau tidak rela melihat kemungkaran bahkan beliau pasti segera membasminya.
Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu menuturkan bahwa suatu ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam melihat cincin emas di tangan seorang lelaki. Beliau segera mencabut cincin itu lalu membuangnya seraya berkata, "Apakah salah seorang di antara kamu suka memakai bara api dari neraka di tangannya?" (H.R. Muslim).