Dosa Ini Terus Tercatat Meski Seorang Telah Meninggal Dunia

Muslimahdaily - Tak hanya amalan, terdapat pula dosa yang akan terus mengalir meski seseorang telah meninggal dunia. Ia telah berada di alam kubur, namun dosa yang pernah ia lakukan terus saja mengalir dan menyiksanya. Dosa apakah itu, berikut penjelasannya.

Sebagaimana diketahui bahwa terdapat tiga amalan yang erus mengalir meski seseorang meninggal dunia. Hal tersebut dikabarkan dalam sabda nabi,

“Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali tiga hal; Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. An Nasa’i, At Tirmidzi dari shahabat Abu Hurairah).

Di samping pahala yang terus mengalir, ternyata terdapat pula dosa yang sifatnya sama. Dosa tersebut terus menimpa seseorang meski ia tak lagi melakukannya. Jika orang-orang shaleh mendapat kiriman pahala di alam barzah, seorang ini justru terus mendapat kiriman dosa dan dosa. Bayangkan seperih apa siksa kubur yang ia dapatkan.

Satu hal yang perlu diingat ialah, malaikat tak hanya mencatat segala amalan manusia, melainkan mencatat pula dampak dari amalan tersebut. Sebagaimana firman Allah,

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12).

Karena itulah, selama dampak perbuatan dosa masih dapat dijumpai, selama itu pula pelakunya mendapat dosa terus menerus. Demikianlah dosa yang mengerikan itu terus mengikuti sang pelaku meski ia telah meninggal dunia.

Lalu jenis dosa mengerikan apa yang terus menimpa pelakunya? Berikut di antaranya.

1. Mempelopori maksiat

Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam Islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikit pun dosa mereka.” (HR. Muslim).

Mempelopori di sini ialah seseorang melakukan perbuatan maksiat di hadapan publik hingga orang-orang mengikutinya. Si pelopor tak pernah mengajak orang lain untuk melakukan maksiat seperti dirinya. Namun ternyata orang lain menyaksikan dan mengikuti jejaknya.

Sebagai contoh, yakni dosa membunuh yang dilakukan putra Nabi Adam. Ia tak menyuruh orang lain untuk membunuh. Namun ia menjadi pelopor dalam pembunuhan. Alhasil, ia mendapatkan dosa setiap pembunuhan yang terjadi di dunia ini hingga hari akhir.

(Baca Juga : Ini Alasan Mengapa Wanita Disebut Sumber Fitnah)

Seperti yang disabdakan Rasulullah, “Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak Adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Al Bukhari, Muslim dan yang lainnya).

Jika di masa kini, maka dosa si pelopor tersebut contohnya seseorang wanita menggunakan celana pendek di hadapan publik. Sebelumnya, celana pendek hanya digunakan di rumah. Namun melihat wanita tersebut menggunakannya di khalayak ramai, para wanita pun mengikutinya hingga banyak sekali wanita bercelana mini.

Contoh lain, seorang wanita mendesain sebuah baju ataupun hijab yang menarik namun ternyata tak sesuai syariat. Para wanita kemudian tertarik dan meniru gayanya. Ia pun mendapat dosa setiap orang yang menirunya.

Bayangkan jika seorang tersebut mengunggah gaya bajunya di medsos, atau ia muncul di layar kaca, maka berapa jumlah orang yang melihatnya dan menirunya?!

Termasuk dalam dosa jenis ini yakni seorang wanita membuka aurat di depan umum hingga para pria memandanginya. Di antara mereka kemudian terdapat pria-pria yang menikmatinya. Maka wanita tersebut mendapatkan setiap dosa pandangan mata pria yang menikmati auratnya. Lagi-lagi, di era digital seperti sekarang sangat mudah untuk seseorang muncul di hadapan massa meski ia berada di dalam rumah sekalipun.

Dosa si pelopor ini banyak ragamnya dan tak hanya yang telah disebutkan di atas. Untuk mengetahuinya, lihatlah dampaknya. Perbuatan maksiat jenis apapun jika ditiru orang lain maka dosanya akan terus mengalir menjadi dosa jariyah.

2. Menyeru Maksiat

Seorang yang menyeru dan mengajak pada perbuatan dosa, maka akan mendapatkan pula dosa para pengikutnya. Sebagaimana seorang kafir yang dikisahkan dalam Al-Qur’an, dibebani dosanya plus dosa orang-orang yang diajaknya melakukan kekufuran. Allah ta’ala berfirman,

“Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan).” (QS. An Nahl: 25).

(Baca Juga :  Ini Dia Doa yang Sering Dipanjatkan Rasulullah)

Mereka yang masuk dalam dosa ini yakni para da’i penyeru maksiat. Mereka yang menyebarkan pemahaman dan pemikiran sesat, menyeru orang lain untuk melakukan perbuatan syirik, dan lain sebagainya.

Termasuk pula orang yang menyuruh orang lain berbuat dosa meski ia sendiri tak melakukannya. Seorang itu tetap mendapat dosa orang lain yang melakukannya. Pun mereka yang bukan da’i ataupun publik figur yang menyeru maksiat, namun mengajak orang lain melakukan maksiat, maka tergolong di dalamnya.

Meski ia hanya mengajak seorang teman ataupun kerabat, untuk menemaninya melakukan dosa, maka ia mendapatkan dosa orang-orang yang mereka ajak. Wallahu a’lam.

Add comment

Submit