Rasulullah Pernah Sesat? Ini Agama Rasulullah Sebelum Islam

Muslimahdaily - Seorang da’i asal Bandung menyebutkan bahwa Rasulullah pernah sesat lalu diberi hidayah oleh Allah. Ceramahnya pun menjadi viral dan dituding melecehkan Nabi Muhammad. Meski da’i kaum muda tersebut telah meminta maaf, banyak orang bertanya-tanya, benarkah Rasulullah sesat sebelum mendapat wahyu? Tak adakah agama ataupun keyakinan yang diimani nabiyullah sebelum diutus menjadi rasul?

Pernyataan bahwa Rasulullah pernah sesat disebut-sebut berdasarkan surah Adh Dhuha ayat 7, Allah berfirman, “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.” (QS. Adh Dhuha: 7).

Dalam ayat tersebut, memang disebut kata “dhollan” yang secara bahasa bermakna sesat. Namun dalam Al Qur’an terjemah Departemen Agama, yang dimaksudkan kata tersebut ialah “bingung”. Tercantum keterangan ayat bahwa makna bingung tersebut ialah “kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad sebagai jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan akhirat.”

Menurut Para Mufassir

Ibnu Katsir menafsirkan ayat 7 Surah Adh Dhuha dengan firman Allah di ayat yang lain, “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur`an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apa Al Kitab (Al Qur`an), dan tidak pula mengetahui apa iman itu? Tetapi Kami menjadikan AAl Qur`an itu cahaya yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy Syura: 52).

Dalam Taisir al Karim ar Rahman, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di pula menafsirkan ayat di atas bahwasanya Allah mendapati Muhammad dalam keadaan tak tahu Al Qur’an dan tak tahu apa itu iman. Dalam keadaan demikian, Allah kemudian mengajarkan apa yang Rasulullah belum ketahui dan Dia membimbing beliau agar segala akhlak dan perbuatan nabi semakin baik.

Dari dua tafsir tersebut dapat disimpulkan bahwasanya maksud ayat di atas bukanlah menuding bahwa Rasulullah itu sesat, melainkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam belum tahu tentang Al Qur’an dan iman. Allah kemudian memberi beliau petunjuk dengan Al Qur’an dan mengangkatnya sebagai seorang Rasul.

Agama Rasulullah Sebelum Islam

Jika Rasulullah belum mengetahui tentang Al Qur’an dan apa itu iman, lalu agama apa yang diyakini nabiyullah sebelum datangnya wahyu? Mengenai hal ini, ada perbedaan di kalangan ulama.

Sebagian ulama meyakini bahwasanya Rasulullah mengimani agama Nabi Ibrahim, yakni Hanafiyyah. Pendapat ini tercantum dalam tafsir Al Alusi, bahwa beberapa ulama menegaskan bahwa sebelum mendapat wahyu, Rasulullah meyakini agama yang lurus sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim.

Pendapat lain menuturkan, Rasulullah tidaklah mengikuti ataupun mengimani ajaran agama apapun. Beliau tidak mengikuti syariat agama nabi sebelumnya dan tidak beribadah dengan syariat sebelumnya, hingga turunlah wahyu kepadanya.

Pendapat yang lebih rajih yakni Rasulullah sudah menjalankan ibadah dengan bertahannuts di gua-gua. Aisyah menceritakan kebiasaan ibadah Rasulullah dalam sebuah hadits, “Rasulullah menyendiri di gua Hira melakukan Tahannuts.” (HR. Al Bukhari).

Adapun Tahannuts merupakan ajaran hanafiyyah dan dicontohkan oleh Nabi Ibrahim. Artinya, pendapat yang pertama lah yang mendekati kebenaran, bahwa Rasulullah mengikuti millah Nabi Ibrahim dan mengesakan Allah, sebelum turun wahyu kepada beliau.

Maka jelaslah bahwa kesesatan tidak pernah dimiliki Rasulullah. Beliau selalu terjaga budi pekertinya dan mengikuti millah kakek buyutnya, Nabi Ibrahim.

Perkara ini pun sebetulnya bukanlah hal yang memengaruhi keimanan umat Islam. Bagaimana pun kondisi Rasulullah sebelum Islam, kita tetap mengimani bahwasanya Jibril turun mengirimkan wahyu kepada nabiyullah Muhammad. Para ulama tetap membahasnya agar tak muncul sifat suuudzan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Wallahu a’lam wa rasuluhu a’lam.

Sumber: almanhaj.or.id, konsultasisyariah.com.

Add comment

Submit