Muslimahdaily - Takut pada setan ataupun jin hampir dirasakan semua manusia. Ketakutan pada makhluk gaib yang tak terlihat bisa jadi sebuah tabiat manusia. Namun ketakutan itu pula dapat menjerumuskan pada kesyirikan. Jika demikian, apakah boleh memiliki rasa takut pada setan dan jin?
Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwasanya ada banyak ragam takut yang dirasakan manusia. Ketakutan pada hantu, setan, jin, dan semisalnya dibolehkan jika rasa takut itu sekedar perasaan yang memang secara fitrah dimiliki manusia. Namun jika rasa takut itu telah melampaui batas, maka seseorang akan terjatuh pada dosa syirik yang tak akan diampuni. Berikut penjelasan rinci tentang dua jenis takut pada setan dan jin.
1. Khauf As Sirri
Yakni takut yang samar. Rasa takut jenis ini disertai dengan rasa rendah diri, merendahkan diri, serta mengagungkan kepada hal yang ditakuti. Karena itulah takut jenis ini hanya boleh ditujukan kepada Allah Ta’ala. Jika memiliki rasa takut ini kepada selain Allah, maka seseorang jatuh ke dalam dosa syirik yang besar.
Beberapa manusia terjatuh pada syirik ini karena memiliki keyakinan bahwasanya sesuatu selain Allah dapat memberikan manfaat ataupun mudarat. Contohnya, takut kepada berhala, takut kepada wali, atau takut kepada orang mati. Para penyembah kubur termasuk pula di dalamnya. Lalu bagaimana ketakutan pada setan dan jin?
Syekh Shalih Alu Syaikh menjelaskan, jika seseorang takut bahwasanya ia akan ditangkap atau diganggu oleh jin dan setan, maka ia termasuk dalam khauf sirri. Pun seseorang yang memiliki keyakinan bahwasanya setan dan jin memiliki kekuatan yang mengancamnya tanpa sebab. Akibat keyakinan itu, ia kemudian merasa takut pada jin dan setan. Ketakutan ini termasuk dalam jenis khauf sirri.
Salah satu contoh nyata yang sering terjadi dan ditemui di tengah masyarakat yakni seseorang merasa takut saat melewati tempat sunyi, gelap, atau melewati kubur dan tempat yang dianggap angker, lalu karena ketakutan itu, ia pamit atau meminta izin hendak lewat. “Mbah, Nyai, permisi... nyuwun sewu... mau lewat,” dan ucapan-ucapan semisalnya.
Kebiasaan masyarakat tersebut ternyata jatuh pada syirik karena memiliki khauf sirri. Mereka merasa takut karena meyakini akan diganggu jin atau setan jika melewati tempat-tempat yang dianggap ‘berpenghuni’.
Jika disimpulkan, seseorang akan terjatuh pada dosa syirik karena khauf sirri pada setan dan jin jika memiliki perasaan sebagai berikut; 1. Mengagungkan setan dan jin, 2. Merasa rendah kepada jin dan setan, dan 3. Meyakini jin dan setan dapat memberi manfaat atau mudarat secara tidak langsung dan tanpa sebab.
2. Khauf Thabi’i
Inilah takut yang menjadi tabiat manusia. Yaitu seseorang merasa takut pada sesuatu yang berbahaya dan dapat mengganggu. Ketakutan ini hukumnya mubah dan pelakunya tidak terjatuh pada dosa syirik. Hal ini dikarenakan, ia tidak meyakini bahwasanya sesuatu yang ditakutinya itu dapat memberi manfaat ataupun mudarat.
Selama ketakutan itu tak disertai dengan keyakinan, maka rasa takut itu hanyalah bagian dari tabiat manusia dan sifat manusia yang lemah. Sudah menjadi perkara lumrah jika seseorang merasa takut saat melewati tempat sunyi, gelap, ataupun yang dianggap angker. Ketakutan itu bukanlah perkara yang dilarang ataupun diharamkan. Tidak pula terjatuh dalam kesyirikan.
Salah satu contoh ketakutan pada jin dan setan karena tabiat, misalnya, seseorang merasa merinding lalu menjauhi tempat yang ia takuti. Ia memilih menghindarinya dan tidak memohon izin, pamit, dan sebagainya. Termasuk merasa takut seandainya melihat setan yang jelek, dikagetkan jin yang usil, dan sebagainya. Hal ini bukanlah termasuk khauf sirr yang dilarang.
Perbedaan takut tabiat dan takut syirik hanyalah tentang keyakinan. Jika seseorang sekedar merasa takut dan tak memiliki keyakinan bahwasanya setan dan jin dapat menyebabkan keburukan padanya tanpa sebab, maka ia selamat dari kesyirikan. Jika seseorang sekedar takut pada setan dan jin tanpa meyakini bahwasanya mereka para makhluk ghaib lebih agung dari manusia, maka ia pun selamat dari kesyirikan. Demikian pula seseorang yang sekedar takut tanpa meyakini bahwasanya manusia lebih rendah dari jin dan setan, maka ia pun selamat dari dosa besar syirik.
Keyakinan yang semestinya dimiliki mu’minin ialah; tak ada yang dapat memberikan manfaat ataupun mudarat kecuali Allah. Setan dan jin tidaklah mampu memberikan bahaya dan gangguan kepada manusia, kecuali atas izin Allah.
Selain itu, yakinilah pula bahwasanya setan ataupun jin diciptakan lebih rendah dari manusia. Ingatlah bahwasanya mereka diperintahkan Allah untuk sujud pada Adam, bapak manusia. Seharusnya, setan dan jin lah yang takut pada manusia, bukan sebaliknya. Wallahu a’lam bishshawab.