Muslimahdaily - Jasad manusia di dalam tanah kubur tak semuanya hancur di makan massa. Ada satu bagian tubuh yang tak akan lapuk dan akan terus abadi hingga hari kiamat tiba. Apakah itu?

Rasulullah pernah berkata dalam sabda beliau tentang satu anggota tubuh yang akan tetap ada. Dari anggota tubuh itu lah kelak manusia dibangkitkan hingga utuh kembali seperti sedia kala. Dari Abu Hurairah, nabiyullah bersabda,

“Jarak antar dua tiupan sangkakala itu empat puluh. Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, lalu mereka tumbuh seperti tumbuhnya sayuran. Semua bagian manusia akan hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Dari tulang ekor itulah manusia diciptakan pada hari Kiamat.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Tulang ekorlah anggota tubuh itu. Ia tak akan hancur selamanya dan menjadi dasar penciptaan kedua. Namun dibiarkannya tulang ekor tidaklah bermakna Allah memerlukan acuan penciptaan. Sekali-kali tidak. Dia adalah Al Khaliq, tanpa acuan dari tulang ekor pun, Allah dapat menciptakan kembali manusia. Dia lah Rabb Sang Pencipta, dari sesuatu yang tak ada, Dia bisa mencipta.

Hal inilah yang dijelaskan Ibnul Hajar dalam Fathul Bari. Ia mengutip pendapat Ibnul Aqil yang kemudian diamini Ibnul Jauzi. Menurut Ibnul Aqil, dalam hadits Rasulullah di atas, terdapat suatu rahasia yang tidak diketahui kecuali oleh Rabb Al ‘Alim. Yakni tentang penciptaan kedua kelak di Hari Berbangkit. “Allah adalah Dzat yang menciptakan sesuatu, (meski) tidak ada wujud dari permulaan yang sebelumnya. (Dia) tidak membutuhkan sesuatu yang dijadikan acuan penciptaan,” jelas Ibnul Aqil.

Jika demikian, apa tujuan dibiarkannya tulang ekor manusia?

Ternyata, Allah mengabadikan tulang ekor guna memberi tanda untuk para malaikat. Kelak di hari kiamat, para malaikat lah yang ditugaskan mengembalikan ruh ke dalam jasad-jasad manusia. Namun tentara-tentara Allah akan kesulitan menjalankan tugas tanpa tulang ekor manusia yang tak hancur itu. Mengingat malaikat tidaklah mengetahui perkara gaib. Hanya Allah lah yang tahu segala perkara gaib. Dengan Allah mengabadikan tulang ekor, malaikat pun akan mengetahui setiap manusia yang akan dibangkitkan.

Ibnul Aqil menjelaskan, “Malaikat tidak memiliki ilmu tentang itu kecuali bagian tulang manusia yang diabadikan. Agar diketahui bahwa Dia menghendaki hal itu untuk pengembalian ruh kepada masing-masing orang yang diwakili bagian anggota tubuhnya,” penjelasan Ibnul Aqil dalam Fathul Bari karya Ibnu Hajar.

Ada Bukti Secara Medis

Kekalnya tulang ekor manusia ternyata dapat dibuktikan dalam ilmu kedokteran. Ustadz Ammi Nur Baits dalam laman konsultasiyariah memaparkan mukjizat hadits Rasulullah di atas berdasarkan ilmu medis. Ia mengutip pendapat Dr. Muhammad Ali Al Bar, ahli medis di International Medical Center sekaligus penulis buku “Human Development as Revealed in The Holy Quran and Hadith.

Menurut sang doktor muslim, para pakar ilmu janin (embriologi) modern menemukan fakta tentang primitif streak, yakni bagian tulang ekor di mana terbentuknya manusia bermula. Bagian ini lah yang menstimulasi sel untuk membelah, berkembang, dan membentuk organ manusia. Jaringan saraf dasar manusia pun bermula dari sini.

Namun Primitive Streak ini akan menghilang kecuali bagian kecil yang akan tetap ada di bagian jaringan saraf cosigeal. Bagian inilah yang kemungkinan dimaksud dalam hadits Rasulullah, yang kelak akan menjadi proses penciptaan manusia untuk kali kedua. Wallahu a’lam.

Sebagai Tanda Kekuasaan Allah

Masya Allah, penciptaan manusia memang lah sangat menakjubkan dan menjadi bukti kehebatan Sang Pencipta. Bahkan fakta penciptaan kali kedua pun begitu luar biasa hingga tak ada yang mampu menyangkalnya kecuali mereka yang ‘buta’ dan ‘tuli’.

Karena itulah, manusia hendaknya merenungi ayat-ayat Allah. Bukankah Azza wa Jalla telah berfirman, “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri; maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Adz Dzariyat: 20-21).

Allah juga berfirman, “Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya. Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sesembahan yang lain). Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya?” (QS. Yusuf: 105-107).

Afriza Hanifa

Add comment

Submit