Muslimahdaily - Adakah alien yang hidup di luar sana, di bumi yang serupa dan sejenis seperti manusia? Ilmu pengetahuan tak pernah membuktikannya dan baru sebatas dugaan semata. Lalu bagaimana jika dilihat dari sudut pandang agama, bagaimana konsep alien dalam Islam?

Terdapat sebuah ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang adanya kehidupan di langit, selain yang ada di bumi. Allah berfirman,

“Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya, dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.” (QS. Asy Syuraa: 29).

Dari ayat di atas, disebutkan bahwasanya terdapat makhluk melata (Ad Dabbah) yang hidup di langit dan di bumi. Allah menyebarkan mereka dan kelak mereka akan dikumpulkan. Lalu, siapakah Ad Dabbah yang dimaksud ayat tersebut?

Apakah Ad Dabbah adalah Alien?

Kata Ad Dabbah bermakna makhluk yang merangkak, merayap, berjalan dan sejenisnya. Dalam beberapa ayat, kata Ad Dabbah sering kali muncul. Di antaranya disebutkan, “Allah menciptakan dabbah dari air”, “Ada yang berjalan di atas perutnya”, “Dia tidak akan meninggalkan di bumi satu dabbah pun.”

Imam Al Qurthubi menjelaskan bahwa maksud dari Ad Dabbah atau makhluk-makhluk melata dalam ayat tersebut ialah ciptaan Allah, termasuk di dalamnya malaikat dan manusia.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa Ad Dabbah merujuk pada setiap makhluk hidup di langit dan di bumi yang merangkak, merayap, berjalan, dan sebagainya, baik yang berakal seperti manusia dan jin, ataupun yang tak berakal seperti hewan. Apakah alien termasuk di dalamnya? Maka hanya Allah yang mengetahuinya disebabkan akal manusia yang terbatas.

Dari kabar Al-Qur’an dan hadits, diketahui hanyalah malaikat yang menghuni langit di atas sana. Jika ada selainnya, maka Allah lah yang mengetahuinya. Sebagaimana dalam ayat,

“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, Maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah, dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (QS. An Naml: 87).

Terdapat kalimat “segala yang di langit dan di bumi”. Ath Thabari menjelaskan bahwa maknanya ialah segala makhluk dari golongan malaikat yang ada di langit, dan segala makhluk yang ada di bumi dari golongan jin, manusia, dan syaithan.

Makin jelaslah bahwasanya malaikat lah penghuni langit yang luas itu. Mereka ada di sana dengan jumlah yang banyak dan tengah berdzikir kepada Allah. Jika ada eksistensi alien di jagat raya, maka itu adalah perkara gaib yang hanya diketahui oleh Allah Sang Maha Mengetahui perkara gaib dan nyata.

Pendapat ini juga diperkuat dengan sebuah kisah di zaman Rasulullah ketika seorang shahabat melihat Undientified Flying Object (UFO) yang terbang di langit. Ialah Usaid bin Hudair Radhiyallahu ‘anhu yang pernah melihat benda melayang yang di masa kini diyakini sebagai kendaraan alien tersebut.

UFO Dalam Hadits Nabi

Kisah Usaid cukup terkenal ketika sang shahabat melihat cahaya benderang melayang di atas kepalanya. Cahaya itu kemudian tiba-tiba menghilang persis seperti yang digambarkan manusia zaman sekarang dengan sebutan UFO. Berikut kisah lengkapnya.

Diriwayatkan Al Bukhari dalam shahihnya, kisah tentang Usaid bin Hudair. “Saat Usaid bin Hudair sedang membaca Surat Al-Baqarah di malam hari, dan kudanya diikat di sampingnya, kudanya tiba-tiba kaget dan bermasalah. Ketika dia berhenti membaca (Al-Quran), kuda itu menjadi tenang, dan saat ia memulai lagi (melantunkan Al-Quran), kudanya kembali terkejut.

Lalu dia berhenti melantunkan (Al-Quran) dan kudanya juga menjadi tenang. Dia mulai membaca (Al-Quran) lagi dan kuda itu terkejut dan bermasalah lagi. Kemudian dia berhenti membaca (Al-Quran), dan anaknya Yahya, berada di samping kuda itu. Dia (Usaid bin Hudair) takut kudanya menginjak-injak anaknya.

Ketika dia membawa anak itu menjauh dan memandang ke arah langit, dia tidak dapat melihatnya. Keesokan harinya dia memberi tahu Nabi yang kemudian mengatakan, “Bacalah, hai Ibnu Hudair! Bacalah, hai Ibnu Hudair!” (maksudnya ia disarankan agar terus mambaca Al-Quran di kala itu)

Ibnu Hudair menjawab, “Wahai Rasulullah, anakku Yahya, ada di dekat kuda dan aku takut (kuda) itu bisa menginjak-injak dia, jadi aku melihat ke arah langit, dan mendekatinya. Saat aku melihat ke langit, aku melihat sesuatu seperti awan yang tampak seperti lampu, jadi saya keluar supaya melihatnya.”

Nabi berkata, “Kamu tahu apa itu?” Ibnu Hudair menjawab, “Tidak.” Nabi berkata, “Mereka adalah Malaikat yang mendekati Anda karena suaramu dan jika kamu terus membaca (Al-Quran) sampai fajar, maka dia itu akan tetap ada sampai pagi, hingga orang-orang melihatnya, karena ia tidak akan hilang.”

Demikianlah kisah Usaid bin Hudhair. Sang shahabat asal Madinah telah melihat cahaya sangat benderang yang bentuknya layaknya awan. Benda itu tak teridentifikasi dan di masa kini, orang-orang akan menyebutnya dengan UFO.

Namun apa kata Rasulullah tentang benda aneh tersebut? Ia adalah malaikat, sang penghuni langit, yang turun ke bumi mendengarkan lantunan qiraah Usaid bin Hudhair. Bukan alien, melainkan malaikat.

Hanya Allah yang mengetahui apakah langit dihuni oleh makhluk selain malaikat. Hal itu merupakan perkara ghaib yang belum diketahui dan entah apakah ilmu pengetahuan akan mampu mengungkapnya. Namun ingatlah bahwasanya akal manusia sangat terbatas untuk menjangkaunya.

Maka seorang muslim tentulah meyakini apa yang sudah jelas dikabarkan dalil, dan memilih diam atas apa-apa yang baru sebatas teori. Jika teori alien itu terbukti, barulah kita dapat meyakininya sebagai kebenaran kauni, yakni kebenaran yang dapat dilihat di alam ini. Wallahu a’lam.

Sumber: eramuslim.com