Muslimahdaily - Ternyata, surga bukan hanya dikelilingi istana yang megah dan taman yang indah. Tempat kekal yang nikmat itu juga memiliki pasar. Seperti apa pasar di surga? Apa yang diperjual belikan? Siapa pembeli dan penjualnya? Apa mata uangnya? Berikut penjelasan tentang pasar di surga.

Kabar tentang keberadaan pasar surga dilisankan langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam hadits yang diriwayatkan shahabat Anas bin Malik, nabiyullah bersabda,

“Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angin dari utara mengenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan. Mereka pulang ke istri-istri mereka dalam keadaan telah bertambah indah dan tampan. Keluarga mereka berkata, ‘Demi Allah, engkau semakin bertambah indah dan tampan.’ Mereka pun berkata, ‘Kalian pun semakin bertambah indah dan cantik’.” (HR. Muslim).

Imam An Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, yang dimaksud pasar dalam hadits nabi ialah tempat berkumpulnya penduduk surga. Di sana, para ahli surga berbincang dengan akrab. “Yang dimaksud pasar ialah tempat berkumpulnya manusia, sebagaimana manusia di dunia berkumpul di pasar,” jelas An Nawawi.

Pasar sebagai Tempat Berbincang

Dari penjelasan Imam An Nawawi tersebut, diketahui bahwasanya para penduduk surga saling bertemu di pasar surga. Mereka mengobrol dengan kerabat dan sahabat di dunia. Membicarakan tentang beratnya amal shalih yang terbalas dengan surga.

Hal ini diperkuat dengan fatwa para ulama dalam Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, “Pasar di surga adalah tempat bertemunya kaum muslimin satu sama lain supaya bertambah kenikmatan mereka. Mereka merasakan kelezatan saling berbincang, saling mengenang apa yang terjadi di dunia dan membicarakan apa yang mereka dapatkan di akhirat. Mereka bertemu setiap Jumat sebagaimana pada hadits, agar mereka bisa saling berjumpa satu sama lain,” dilansir laman muslim.or.id.

Tidak Ada Transaksi

Pasar surga bukanlah tempat jual beli. Ia merupakan tempat “nongkrong” para penduduk surga. Namun terdapat perbedaan pendapat tentang hal ini. Ada pendapat yang mengatakan bahwa surga memang memiliki pasar, namun tidak ada transaksi di dalamnya. Penduduk surga boleh berbelanja bebas, mengambil barang yang diinginkan tanpa harus membayar.

Sebenarnya, para penduduk surga tak perlu berbelanja ke pasar. Mengingat apapun yang diinginkan di surga, dapat langsung memintanya. Namun bagi sebagian orang, berbelanja menjadi kenikmatan tersendiri dan kenikmatan tersebut akan didapatkan di surga.

Rabb Ta’ala berfirman, “Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az Zukhruf: 71).

Hari Jum’at di Surga

Dalam hadits nabi disebutkan bahwa penduduk surga pergi ke pasar setiap hari Jum’at. Hal ini menurut Imam An Nawawi hanyalah perkiraan waktu. Pasalnya, di surga tidak mengenal siang dan malam, serta tidak ada matahari dan bulan.

“Maksud (ucapan nabi) ‘mereka mendatangi setiap hari Jumat’ ialah perkiraan lama waktu setiap Jumat atau sepekan. Tidaklah sepekan memiliki makna yang sebenarnya, karena tidak ada matahari, siang dan malam di surga,” jelas sang Imam dalam Syarh Muslim.

Makna Angin Utara

Rasulullah juga menyebut tentang angin utara dalam hadits beliau tentang pasar di surga. Makna angin utara tersebut sesuai dengan budaya bangsa Arab yang terbiasa menanti angin utara dari arah Syam. Angin dari arah utara tersebut dinantikan bangsa Arab karena biasanya membawa air hujan.

Karena itulah angin utara dianggap sebagai kabar gembira. Angin sejuk menggembirakan itu, akan dirasakan penduduk surga saat mereka menjalin keakraban di pasar.

Masya Allah, kenikmatan surga memang tak akan mampu terbayangkan. Di dunia saja, acara kumpul-kumpul dengan sahabat, reuni dengan teman lama, atau mengobrol nyaman dengan teman, menjadi kebahagiaan tak terkira. Tentu kegiatan seperti ini teramat jauh lebih nikmat ketika merasakannya di surga kelak.

Afriza Hanifa

Add comment

Submit