Muslimahdaily - Khusyu’ memiliki arti tunduk, rendah, dan takut. Menurut Ibnu Manzur dalam Lisanul Arab, khusyu’ berarti mengarahkan pandangannya ke tanah dan menundukkannya serta merendahkan suaranya. Sederhananya khusyu’ adalah suatu keadaan hati sesorang berupa ketenangan, ketundukan, rasa takut, kerendahan diri di hadapan Allah.
Khusyu’ kerap kali dikaitakan dengan ibadah salat. Menurut Sayyidi; Habib Umar bin Hafidz, sesorang dikatakan khusyu’ jika memenuhi enam kriteria di bawah ini.
1.Hudurul Qalb
Hudurul Qalb memiliki arti sebagai hadirnya hati. Menghadirkan hati saat melaksanakan salat, niat yang tulus mengerjakannya karena Allah ta’ala. Hal ini harus dilatih sesering mungkin, bila mulai lengah paksa kembali dengan selalu mengingat Allah.
2.Tafahhumul Ma’ani
Kita harus memahami apa yang kita katakan dan sedang dilakukan. Paham akan makna bacaan (salat) itu sendiri. Pemahaman ini tentu berbeda antara satu hamba dengan hamba lainnya, bisa jadi saat memahami bacaan salat kita menemui makna mendalam yang belum tentu orang lain juga memaknai hal yang serupa.
3.Al ijlal watta’dzhim
Bermakna adanya rasa mengagungkan dan memuliakan Allah ta’ala. Saat hati telah dihadirkan perlu pula mengagungkan sang Pencipta. Jangan sampai tanpa adanya memuliakan-Nya semua yang dikerjakan akan sia-sia. Ta’dzhim kepada Allah mampu meningkatkan kualitas khusyu’ seseorang.
4.Al ijlal watta’dzhim ma’al Haibah
Haibah adalah perasaan takut yang lahir karena keagungan sesuatu yang ditakuti. Bila kita sudah merasakan haibah saat salat, maka kualitas kekhusyuannya jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak merasakannya. MasyaAllah!
5.Ar-Raja’
Secara bahasa, raja’ artinya pengharapan, harapan yang senantiasa hadir dalam hati akan ridhanya Illahi Robbi. Kuatnya harapan bahwa salat kita diterima oleh Allah menjadi sebab dekatnya kita pada-Nya serta mengharapkan mendapat balasan yang agung.
6.Haya’
Haya’ berarti perasaan malu kepada kemurahan-Nya. Sebagai seorang hamba, apakah kita masih pantas berharap atas rahmat dan ridha-Nya?