Muslimahdaily - Ramalan, sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ramalan adalah sebuah prediksi atau pun perkiraan yang akan terjadi pada masa mendatang, ramalan-ramalan tersebut berasal dari jin atau tanpa dasar. Terdengar menarik, lantaran kita dapat memperkirakan apa yang akan terjadi pada diri kita di masa depan, entah itu berkaitan dengan ekonomi, pendidikan hingga jodoh sekalipun. Maka tak heran jika banyak orang yang meminta untuk diramal dan bahkan mempercayai ramalan itu.
Meramal artinya mendahului takdir Allah, padahal tidak ada satu pun makhluk di dunia ini yang dapat mengetahui takdir orang lain bahkan dirinya sendiri kecuali Allah. Maka mendatangi peramal dan juga mempercayai peramal termasuk ke dalam kegiatan syirik.
Rasulullah Shalallahu‘alaihi wa sallam melarang umatnya untuk mempercayai ramalan ataupun ilmu sihir. Karena pada zaman jahiliah, banyak praktik perdukunan dan paranormal yang bersejutu dengan setan dan jin untuk meramal masa depan serta kehidupan seseorang.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda bahwa mereka yang mendatangi peramal dan kemudian percaya dengan apa yang dikatakan peramal itu, maka shalat orang tersebut tidak diterima selama 40 hari.
“Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, kemudian percaya apa yang dikatakan, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari.” (H.R Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Dalam mengetahui hal gaib, yang salah satunya tentang masa depan dan jodoh, Allah telah menerangkan bahwa tidak ada seorang pun mengetahuinya baik manusia atau bahkan malaikat sekalipun.
Allah Ta’ala berfirman dalam QS. An-Naml ayat 65:
“Katakanlah (hai Muhammad) tidak ada seorang pun yang ada di langit dan di bumi mengetahui perkara gaib kecuali Allah saja. Dan mereka tidak mengetahui jika mereka akan dibangkitkan.”
dan QS. Al Jin: 26-27:
“Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.”
Hukum Membaca dan Mempercayai Ramalan
Tak hanya ramalan yang datang dari peramal saja, jenis ramalan lain seperti ilmu bintang, horoskop, zodiak, shio, hingga rasi bintang juga termasuk dalam amalan jahiliyah sehingga kita tidak diperbolehkan untuk mempercayainya. Para ulama sering kali menyamakan hukum membaca dengan hukum mendatangi peramal, karena kedua hal tersebut sama-sama bertujuan untuk mencari tahu mengenai masa depan.
Dari hadits di atas, dapat digarisbawahi bahwa dari membaca ramalan saja berakibat tidak terimanya shalat. Lantas bagaimana dengan akibat dari mempercayai ramalan tersebut?
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia telah kufur pada Al Qur'an yang telah diturunkan pada Muhammad." (HR. Ahmad).
Berdasarkan hal tersebut maka, jelas sekali bahwa mempercayai sebuah ramalan akan sangat merugikan bagi kita hingga dapat membuat kita kufur. Oleh karenanya, agama Islam datang untuk menghapus ajaran-ajaran tersebut. Mengapa demikian? Karena di dalam ramalan terdapat ketergantungan seseorang pada sesuatu yang lain selain Allah, ada keyakinan bahwa bahaya dan manfaat itu datang selain dari Allah serta adanya pembenaran terhadap pernyataan peramal yang mengaku-ngaku mengetahui perkara gaib dengan penuh kedustaan, hal-hal itulah yang mengapa ramalan disebut syirik.
Pada hadits yang diriwayatkan oleh Al Bazzar, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang beranggapan sial atau membenarkan orang yang beranggapan sial, atau siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya.”
Selain dilarang mempercayai sebuah ramalan, kita umat muslim juga dilarang untuk mengambil ilmu berbintangan jika hanya bertujuan untuk menjadi peramal.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yg mengambil bagian dari ilmu perbintangan, maka dia telah mengambil bagian dari ilmu sihir.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).
Maka sangat dianjurkan untuk menjauhi hal-hal berbau ramalan dan juga mereka yang meramal, agar kita senantiasa terhindar dari kesyirikan dan dosa-dosa. Akan banyak sekali hikmah jika kita menjauhi hal tersebut seperti dapat tetap menjaga keimanan kita kepada Allah, serta ikhtiar dan tawakal kita lebih kuat.