Muslimahdaily - Tak bisa dipungkiri bahwa manusia tak dapat lepas dari yang namanya dosa. Tak terkecuali para milenial. Malah, bisa jadi milenial yang lebih dekat dengan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah Ta’ala.

Berikut ini dosa-dosa yang rentan dilakukan oleh para milenial. Bagi para milenial, bisa jadi secara tak sadar kita sering melakukan perbuatan dosa di bawah ini.

Ghibah

Ghibah atau menggunjing nampaknya sudah menjadi kebiasaan yang kerap dilakukan oleh para milenial jika sedang berkumpul bersama. Bukan berarti hanya dilakukan oleh kaum hawa saja, bahkan laki-laki pun tak luput dari perilaku ghibah.

Ghibah sendiri merupakan perbuatan membicarakan orang lain saat dirinya tidak berada di tempat dan yang dibicarakan merupakan hal aib yang tidak ia sukai diketahui oleh orang lain. Tak hanya itu, dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa membicarakan suatu kebenaran mengenai seseorang pun termasuk ke dalam ghibah.

Rasulullah bersabda, “Tahukah kalian apakah ghibah itu? Para Shahabat menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui.’ Beliau lalu bersabda, ‘(Yaitu) engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya.’ Seorang lalu bertanya, ‘Bagaimana jika apa yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku?’ Rasulullah menjawab, ‘Jika yang kamu katakan terdapat pada saudaramu, maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah), dan jika yang kamu katakan itu tidak terdapat padanya, maka engkau telah berdusta padanya’.” (HR. Muslim).

Padahal Allah telah jelas melarang dan menghindari perbuatan ghibah. Mereka yang melakukan perbuatan ini diumpamakan seperti memakai daging saudaranya yang telah mati. Sementara mereka yang menjauhi ghibah akan selamat dari api neraka.

“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik dengannya.” (QS. Al Hujurat: 12).

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menolak (ghibah atas) kehormatan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan menolak api Neraka dari wajahnya.” (HR. Ahmad).

Menyebarkan berita bohong (hoax)

Kaum milenial erat kaitannya dengan sosial media. Sementara itu, melalui sosial medialah berita bohong atau yang sering disebut hoax paling cepat untuk disebarkan. Akhirnya, tak sedikit para milenial yang dengan mudahnya menyebarkan berita bohong tanpa mengcek lagi kebenaran berita tersebut.

Dalam Al Qur’an, Allah telah jelas memperingati agar berhati-hati dalam membenarkan sebuah berita yang disampaikan kepada kita.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS al-Hujurat: 6).

Sementara mereka yang suka menyebarkan berita bohong akan mendapatkan azab baik di dunia maupun di akhirat seperti yang tertera dalam surat an-Nur ayat 19. Allah berfirman,

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.”

Tidak menjaga izzah dan iffah-nya

Izzah berarti kemulian. Sering kali diartikan sebagai kehormatan atau kemuliaan Islam. Menjaga izzah artinya menjaga perilaku dengan menampakkan betapa mulianya Islam dan nilai-nilai di dalamnya sebagai sebuah ajaran dan pedoman bagi kehidupan manusia. Sementara iifah berarti menahan. Secara istilah, iffah berarti menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan.

Kaum milenial sangat rentan izzah dan iffah-nya. Dalam hal ini, banyak dari milenial yang mengidolakan lawan jenisnya dan terang-terangan menunjukkan rasa sukanya. Bahkan tak sedikit yang dengan lantang minta dinikahkan. Tentu hal ini sangat bertengtangan dengan ajaran-ajaran Islam.

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur: 30).

Padahah, menjaga izzah dan iffah sudah menjadi perintah Allah baik untuk laki-laki dan perempuan. Keduanya dapat menjadi sumber fitnah untuk lawan jenisnya. Karena, laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai hawa nafsu.

“Tidaklah kutinggalkan suatu ujian yang lebih berat bagi laki-laki, melebihi (ujian terkait) wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Untuk itu bagi mereka yang belum mampu untuk menikah, Allah perintahkan untuk menjaga kesuciannya.

“Dan orang-orang yang belum mampu untuk menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya sampai Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.” (Qs. An-Nur: 33).

Semoga Allah selalu menjaga kita dari hal-hal yang dilarang-Nya. Wallahu ‘alam.