Muslimahdaily - Apakah Sahabat Muslimah pernah merasa kurang percaya diri dengan kedaan dan kemampuan? Jika iya, mungkin saja Sahabat Muslimah mengalami yang namanya insecure.

Istilah insecure memang baru muncul beberapa tahun belakangan. Sejak istilah tersebut tenar, makin banyak orang yang mengaku sedang mengalami insecure.

Memang, sudah banyak tips untuk mengurangi insecure. Namun kita sebagai seorang muslim, ada baiknya kembali pada Al Qur’an. Karena bukan tanpa alasan Allah menurunkan kitab suci tersebut jika bukan sebagai pedoman dan penawar dari rasa sakit yang diciptakan-Nya sendiri.

Melansir dalam laman Psychology Today, setidaknya ada tiga penyebab umum yang dapat meningkatkan rasa insecure.

Pertama, insecure karena baru saja mengalami kegagalan dan penolakan.

Kegagalan dan penolakan memang sudah jadi bagian dari kehidupan. Saat mengalamai kegagalan inilah, rasa tidak percaya diri muncul. Kita mulai menyalahkan kemampuan diri sendiri hingga terpuruk sedalam-dalamnya.

Sahabat Muslimah, ketahuilah bahwa kegagalan dan penolakan tersebut merupakan ujian yang Allah yang datangkan bagi hamba-Nya. Lantas mengapa Allah menurunkan ujian yang tampaknya begitu berat untuk kita terima?

Jawabannya adalah karena Allah mencintai hamba-Nya yang beriman. Cinta Allah tidak harus selalu berbentuk materi dan nikmat, melainkan juga ujian.

Semakin besar cinta-Nya, maka semakin besar juga ujian yang dikehendaki-Nya. Karena melalui ujian itulah, Allah menaikkan derajat dan kemuliaan seseorang tersebut. Contohnya para Nabi dan Rasul yang sangat Allah cintai. Merekalah orang-orang yang paling berat dalam menerima ujian, bukan?

"Dan sesungguhnya Allah, jika Dia mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Jika mereka ridha, maka Allah ridha kepadanya. Jika mereka benci, Allah membencinya.” (HR. at-Tirmidzi).

Dari sudut pandang lain, ujian juga dapat berarti penggur dosa. Allah tidak sampai tega memberikan azab yang berat di hari akhir, hingga menggantinya dengan azab dunai yang jauh lebih ringan.

Rabb Ar Rahim berfirman, “Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. at-Tirmidzi).

“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran, kesedihan, kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti, sampai duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Kedua, insecure karena lingkungan sosial.

Dalam kasus insecure yang kedua ini berkaitan erat dengan bagaiaman kita menghargai disi sendiri. Pasalnya, manusia diciptakan dengan kondisi fisik serta ekonomi yang berbeda-beda. Bila kita terus menerus membandingkan kekurangan yang kita miliki dan tidak menghargai diri sendiri, muncullah perasaan insecure.

Ketika merasa insecure, cobalah kita tilik lagi isi dalam Al Qur’an. Bahwa sesungguhnya Allah telah menyiapkan penawar dari rasa insecure ini.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. at-Tin: 4).

Lebih lanjut, perbedaan fisik yang Allah berikan kepada tiap insan merupakan salah satu tanda kekuasan Allah yang harusnya kita tafakuri. Kemudian bahwanya perbedaan tersebut tidak berarti sedikitpun kecuali Allah melihat perbedaan tiap insan dari taqwa, hati dan amal perbuatannya.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi ia melihat hati dan amal kalian.” (HR.Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).

Ketiga, insecure karena selalu ingin sempurna

Kita terkadang terlalu tinggi dalam menyusun sebuah harapan. Berusaha maksimal dan sempurna untuk mencapai harapan tersebut. Namun ternyata, kenyataan tidak sesuai dengan harapan hingga membuat kita berkahir insecure.

Jika Sahabat Muslimah pernah atau sedang mengalami hal di atas, maka cobalah untuk mengamalkan surat Al Insyarah. Surat ini disebut-sebut sebagai cara Allah menghilangkan rasa cemas dan gusar Nabi Muhammad saat ummatnya menolak keras dakwah beliau.

“Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu, dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al Insyirah: 1-8).

Pada akhirnya, hanya kepada Allah-lah kita berharap. Semoga tulisan ini bisa sedikit mengrangi rasa insecure Sahabat Muslimah, aamiin.

Wallahu ‘alam.