Muslimahdaily - Allah menciptakan dunia tak lain sebagai ujian bagi manusianya. Di dalamnya terdapat berbagai keindahan guna menggoda manusia dari tugasnya sebagai hamba yang seharusnya menyembah Allah Azza wa Jalla.

Di antara banyak ujian tersebut, salah satunya adalah fitnah wanita. Fitnah (ujian) inilah yang paling berat di antara fitnah-fitnah lainnya di dunia.

Allah berfirman,

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali ‘Imran: 14).

Mengapa disebut paling berbahaya?

Imam Ibnu Hajar Rahimullah mengatakan bahwasanya Allah menyebut wanita di urutan paling awal merupakan indikasi fitnah wanita merupakan akar dari segala fitnah. Selain itu pula salah satu sabda Rasulullah juga berisikan hal yang sama.

Dari Usamah bin Zaid, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ada banyak alasan mengapa wanita disebut fitnah yang paling berbahaya. Melansir dari Muslimahdaily, salah satunya adalah karena pria diciptakan dengan tabiat menyukai wanita. Ada banyak ratusan kisah terdahulu yang membutikan alasan ini. Bahkan orang alim sekalipun dapat terjerat dalam perangkap wanita.

Setan juga kerap kali menghasut manusia agar berbuat dosa lewat perempuan. Sebut saja, zinah, perselingkuhan, hingga peperangan sering kali terjadi karena perkara wanita.

Dalam riwayat lain, Rasulullah menyebutkan bahwa penampilan wanita yang mampu membangkitkan syahwat diserupakan dengan setah yang kerap mengajak manusia untuk berbuat maksiat.

Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya wanita itu datang dalam bentuk setan dan berlalu dalam bentuk setan pula. Apabila salah seorang kalian melihat seorang wanita (dan bangkit syahwatnya) maka hendaknya dia mendatangi istrinya, karena hal itu akan mengembalikan apa yang ada pada dirinya.” (HR. Muslim).

Tak hanya akar dari berbagai perbuatan maksiat, wanita juga berpotensi menjadi musuh bagi pria. Contohnya, ada seorang wanita yang sengaja memutuskan tali silaturrahmi dengan suaminya. Lantaran cinta dengan sang istri, si suami pun tak mampu melalukan hal lain selain menaatinya.

Allah berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka.” (QS. At-Taghabun: 14).

Oleh karena itu, Allah telah berulang kali memperingati hambanya agar senantiasa menjauhi fitnah wanita, begitu pula dengan nasihat dari Rasulullah.

Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya dunia ini begitu manis nan hijau. Dan Allah mempercayakan kalian untuk mengurusinya, Allah ingin melihat bagaimana perbuatan kalian. Karenanya jauhilah fitnah dunia dan jauhilah fitnah wanita, sebab sesungguhnya fitnah pertama kali di kalangan Bani Israil adalah masalah wanita.” (HR. Muslim).

Walau mungkin akan sangat sulit, namun hendaknya kaum pria senantiasa bertaqwa kepada Allah. Hal ini mampu menjaga mereka daripada fitnah wanita sebagaimana Allah menjaga Nabi Yusuf yang hendak berbuat zinah dengan Zulaikha.

Allah berfirman,

“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf: 24).

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. an-Nur: 30).

Tentu saja fitnah wanita bukan cobaan bagi pria saja, melainkan juga bagi wanita itu sendiri. Oleh sebab itu wanita juga hendaknya senantiasa bertaqwa kepada Allah serta menjaga diri dari hal-hal yang mendekati maksiat.

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al Ahzab: 33).

Maksud dari tetap di rumah adalah sebisa mungkin tidak keluar rumah selain ada kebutuhan seperti menuntut ilmu, mencari pahala, atau menyambung silaturahmi. Begitu pula dengan larangan berhias dan bertingkat laku seperti wanita zaman jahiliyah.

Semoga kita termasuk hamba yang dilindungi oleh Allah.

Wallahu ‘alam.

Itsna Diah

Add comment

Submit