Muslimahdaily - Sudah jadi rahasia umum bahwa segala hal yang ada surga adalah sebaik-baiknya nikmat. Jauh lebih indah seribu kali lipat daripada kenikmatan dan kesenangan yang ada di dunia. Semuanya itu merupakan bentuk janji Allah sebagai ganjaran bagi hamba-Nya yang senantiasa melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Nikmat dan kesenangan yang ada di Surga meliputi segala hal. Tak cuma sekedar makanan dan minuman yang lezat, serta pakaian dan sungai-sungai yang indah, melainkan juga termasuk suara-suara di dalamnya.

Merangkum dari buku Hadil Arwah ila Biladil Arafah karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah, berikut ini suara-suara merdu yang ada di surga.

Suara Bidadari

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di surga ada tempat berkumpul para bidadari yang bernyanyi dengan suara sangat merdu yang tak pernah didengar sebelumnya. Para bidadari mendedangkan perkataan, ‘Kami abadi, tak akan mati. Kami adalah nikmat, tak akan menyusahkan. Kami selalu ridha, tak akan murka maupun mendapatkan murka. Sungguh bahagia orang yang menjadi milik kami dan kami milik mereka.’” (HR. at-Tirmidzi).

Suara Israfil

Ibnu Abi Dunya Rahimahullah meriwayatkan dari Duhaim bin Fadhil yang diberitahu oleh Rawwal bin Jarah, dari Al Auza’i yang mengatakan, “Setahuku, tak ada makhluk Allah yang lebih merdu suaranya daripada Israfil. Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkannya untuk memperdengarkannya suaranya. Israfil pun bersuara hingga para malaikat di langit terhenti dari shalat mereka. Kondisi ini berlangsung sesuai dengan kehendak Allah.

Allah lalu berfirman, ‘Demi keagungan-Ku! Jika hamba-hamba-Ku tahu keagungan-Ku, niscaya mereka tidak akan menyembah selain-Ku.’” (Ibnu Abi Dunya dalam Shifatul Jannah).

Suara Nabi Daud

Di antara para nabi, Nabi Daudlah yang paling terkenal akan kemerduan suaranya. Kelak di surga, para penghuni di dalamnya akan mendengar suara Nabi Daud yang indah.

Menurut Malik bin Dinar, di hari Kiamat, Allah akan memerintahkan para malaikat untuk meletakkan mimbar tinggi di surga, kemudian memerintahkan Nabi Daud untuk mengagungkan nama-Nya dengan suara indah Nabi Daud sebagaimana suarnaya dulu di dunia.

Allah berfirman, “Wahai Daud! Agungkanlah Aku sekarang juga dengan suaramu yang merdu itu.”

Kemudian Nabi Daud berkata, “Ya Allah! Bagaimana aku dapat mengagungkan nama-Mu, sementara Engkau telah cabut suara indahku di dunia?”

Allah berfirman, “Aku telah kembalikan suara indahmu kepadamu.”

Lalu Nabi Daud akan melaksanakan perintah tersebut sebaik mungkin. Suara tersebut membuat seluruh penguhuni surga terkesima. (Ibnu Abi Dunya dalam Shifatul Jannah).

Suara merdu dari pohon

Tak hanya suara-suara dari para bidadari, malaikat, dan nabi, bahkan pohon-pohon di surga kelak akan memperdengarkan suara yang indah pula. Suara tersebut bahkan lebih indah daripada suara-suara indah di dunia.

Dari Abdul bin Abi Lalabah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Di surga ada pohon berbuah zamrut, yaqut, dan mutiara. Ketika angin berhembus, buah-buahan itu bergemerisik memperdengarkan suara indah yang tak pernah terdengar sebelumnya.” (Ibnu Abi Dunya dalam Shifatul Jannah).

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Di surga ada pohon yang panjangnya sejauh perjalanan seratus tahun. Para penghuni surga bercengkrama di bawah kerindangannya. Mereka memperbincangkan kesenangan di dunia. Lantas Allah mengirimkan angin surga. Pohonnya pun bergerak menyuarakan semua suara indah di dunia.” (Ibnu Abi Dunya dalam Shifatul Jannah).

Suara Allah

Pada akhirnya, suara yang paling indah adalah kepunyaan Allah, Tuhan Azza wa Jalla. Tak ada surga yang lebih merdu dan indah dibandingkan suara Illahi. Di akhirat nanti, Allah akan berfirman, memberi salam, menyampaikan pidato, dan bacaan-bacaan. Suara Allah itu tak pernah terdengar sebelumnya.

Abdullah bin Buraidah Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Para penghuni surga mengunjungi Allah dua kali setiap hari. Allah membacakan Al Qur’an di hadapan mereka. Setiap penghuni surga duduk di tempat yang terbuat dari mutiara, permata yaqut, emas, dan zamrud. Mata mereka tak mau berkedip. Telinga mereka tak mau mendengar suara yang lebih agung dan indah dari suara Tuhan. Saat mereka pulang, mereka merasakan kenikmatan yang terus menerus berlanjut sampai besok.”

Wallahu ‘alam.

Itsna Diah

Add comment

Submit