Muslimahdaily - Di dunia kita mengenal yang namanya cuaca. Kadang terang bederang karena sinar matahari. Kadang sejuk disertai semilir angin, kadang juga hujan hingga badai.
Namun, bagaiman dengan di surga kelak? Bagaimana cuaca di surga? Apakah akan turun hujan? Atau akankan kita merasakan panas sinar matahari?
Menjawab pertanyaan tersebut, sebenarnya tidak ada riwayat Al Qur’an maupun hadits yang benar-benar mengisahkankan cuaca di surga. Tetapi, beberapa di antaranya cukup menggambarkan keadaan di surga. Berikut ini beberapa hadits seputar surga.
Surga berwarna putih
Surga berwarna putih. Selain melambangkan kesucian, putih juga merupakan warna yang disukai Allah. Oleh karena itu Allah menganjurkan manusia agar berpakaian putih dan mengkafani jenazah dengan kain putih.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan surga berwarna putih. Pakaian yang paling disukai Allah berwarna putih. Pakaikanlah pakaian putih pada orang hidup. Dan kafanilah orang mati dengan kain putih.” (Abu Naim, dama Shifatul Jannah. Sanadnya sangat lemah).
Tidak dingin maupun panas
Kelak penghuni surga tidak akan merasakan cuaca yang panas ataupun dingin. Tapi lebih kepada gabungan dari keduanya sehingga penghuni di dalamnya merasa amat nyaman.
Allah berfirman, “Di dalam surga mereka duduk bertelekan di atas dipan, di dalamnya mereka tidak merasakan matahari dan tidak pula zamharir.” (QS. Al Insan: 13).
Melansir dari laman Konsultasi Syariah, menurut Ibnu Jauzi, maksud dari tidak ada matahari adalah agar penghuni surga tidak terganggu dengan teriknya matahari. Kemudian maksud dari zamharir, adalah cuaca dingin yang sangat kuat. Oleh sebab itu, penghuni surga tidak akan merasakan panas dan dingin. Sementara menurut Ibnu Tsa’lab, makna zamharir adalah bulan.
Pendapat Ibnul Jauzi kemudian diperkuat dengan hadits Rasulullah bahwa menceritakan tentang neraka. Rasulullah bersabda:
"Neraka mengadu, ‘Ya Rabbi, kami antara satu dengan yang lain saling memakan, maka izinkan aku untuk menghembuskan nafasku.’ Lalu Allah izinkan untuk bernafas dua kali. Nafas ketika musim dingin dan nafas ketika musim panas. Cuaca dingin atau zamharir yang kalian jumpai, itu dari nafasnya jahanam. Sementara kondisi panas terik yang kalian jumpai, itu dari nafasnya jahanam." (HR. Muslim).
Tidak adanya matahari di surga diperkuat dengan adanya dalil dari Khalak Zamil bin Samak. Beliau mendengar ayahnya menceritakan pertemuannya dengan Abdullah bin Abbas di Madinah setelah matanya buta, Samak bertanya, “Wahai Ibnu Abbas! Apa tanah surga?”
Ibnu Abbas menjawab, “Marmer putih dari perak yang seperti cermin.”
Samak bertanya, “Apa cahayanya?”
Ibnu Abbas menjawab, “Cahayanya seperti saat-saat sebelum matahari terbit, tapi di sana tidak ada matahari.”
kemudian dalil yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Rasulullah bersabda:
“Matahari dan bulan ditahan. Maka kalian tidak melihat mereka.” Kemudian sahabat bertanya, “Dengan apa kita melihat?” Nabi menjawab, “Dengan matamu itu, bersama terbitnya matahari pada saat bumi berada di Timur, yang dihadapkan ke gunung.” (HR. Ahmad).
Demikianlah sedikit gambaran mengenai surga. Mengenai apakah akan turun hujan di surga, wallahu ‘alam tidak ada yang Maha Mengetahui selain Allah Ta’ala.
Sumber: Surga yang Allah Janjikan karya Ibnul Qayyim Al Jauziyah dan Konsultasi Syariah.