Muslimahdaily - Banyak dari kita yang beranggapan bahwa rezeki selalu berbentuk materi dan harta. Sebut saja uang, kendaraan mewah, hingga emas berlian. Padahal, pengertian rezeki tidaklah sesempit itu. Jika kita berpikir lebih luas, ada banyak rezeki yang Allah turunkan dalam bentuk lain.
Setidaknya ada dua rezeki yang Allah berikan bagi manusia, yakni rezeki kasbi dan rezeki wahbi. Rezeki kasbi ialah rezeki yang diperolah dengan cara berusaha dan bekerja, biasanya berikatan dengan harta di dunia. Rezeki yang pertama ini tidak Allah berikan berdasarkan kualitas keimanan seseorang. Siapa yang berusaha, dialah yang dapat.
Rezeki kasbi berasal dari sifat Rahman atau pemberian Allah. Itulah mengapa Allah tidak melihat tingkat keimanan seseorang untuk memberikan rezeki ini. Bahkan orang-orang yang ingkar pada Allah pun masih mendapatkannya. Pada akhirnya juga Allah tidak menilai hamba-Nya berdasarkan harta mereka.
Dalam sebuah hadits dikatakan, “Sekiranya bobot kenikmatan dunia di sisi Allah seberat sayap nyamuk, maka Dia tidaka akan memberi minum kepada orang kafir meski hanya seteguk air.” (HR. at-Tirmidzi).
Yang kedua adalah rezeki wahbi. Rezeki ini sering kali datang dari arah yang tidak diduga-duga. Berbeda dengan rezeki kasbi, rezeki kalbi ini berasal dari sifat Rahim atau kasih sayang Allah. Rezeki ini Allah turunkan dengan melihat keimanan dan ketaqwaan hamba-Nya. Bahkan kerap datang tanpa jerih payah.
Allah berfirman,
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Dia akan memberinya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS. At-Thalaq: 2-3).
Di samping usaha dan ketaqwaan yang harus selalu ditingkatkan, rezeki datang karena kita senantiasa bersyukur pada Allah atas segala pemberian-Nya selama ini.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).
Hendaknya kita bisa lebih bersyukur pada rezeki-rezeki yang kerap kita abaikan. Berikut rangkuman Muslimhdaily seputar rezeki Allah yang sering dilupakan.
1. Keimanan
Tidak semua manusia terlahir dalam keluarga Muslim. Sementara yang lainnya lebih memilih mengingkari Allah. Rezeki berupa keimanan bukan hanya didapat dengan cara selalu mendekatkan diri kepada Allah, melainkan juga ridha-Nya.
Allah bisa jadi memberikan banyak harta dan seluruh kekayaan dunia pada seseorang, namun Dia mencegah hidayah Islam masuk ke dalam hatinya. Sesungguhnya orang tersebut hanya akan mendapatkan kebahagiaan dunia tanpa jaminan bahagia di akhirat.
Allah berfirman,
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)
2. Kesehatan
Apalah arti bergelimang harta namun hanya bisa terbaring di tempat tidur karena menderita sebuah penyakit. Sehat baik secara fisik dan mental adalah rezeki lain yang sering dianggap sepela. Sering kali baru terasa nikmatnya jika sudah terlanjur sakit.
Beliau pernah bersabda,
“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia terpedaya dengan keduanya; nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan senantiasa memohon kepada Allah agar dihindari dari segala penyakit fisik dan dibri ketenangan batin.
Rasulullah pernah berdoa, “Ya Allah sesunguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila dan penyakit kusta serta dari sejelek-jeleknya penyakit.”
3. Kecukupan rezeki
Dapat hidup dengan manyantap makanan yang kita inginkan juga termasuk rezeki. Sayangnya rezeki ini dianggap sepela sehingga sering kali lupa disyukuri. Begitu pula dengan rasa aman karena memiliki tempat tinggal sebagai tempat perlindungan.
Allah berfirman,
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4).
Syekh Imam Nawawi dalam kitab Qatru Al Ghais fi Syarh Masail Abi Laits menuliskan,
“Rezeki tidak terbatas pada makanan dan minuman, akan tetapi segala sesuatu yang bermanfaat bagi hayawan (makhluk bernyawa) termasuk makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Rezeki yang paling utama adalah at-taufiq (pertolongan Allah) kepada ketaatan.”
4. Ditutupnya aib oleh Allah
Setiap manusia pastilah punya aib yang hanya dirinya dan Allah saja yang mengetahui. Tentu mudah bagi Allah untuk memperlihatkan aib kita di hapdan manusia lain. Namun dengan sifat Rahim-Nya, Allah lebih memilih unutk menutup aib kita. Bukankah hal tersebut termasuk dalam rezeki?
Dalam sebuah hadits disebutkan,
“Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan dalam bermaksiat. Yaitu seseorang yang telah berbuat dosa di malam hari lantas di pagi harinya ia berkata bahwa ia telah berbuat dosa ini dan itu padahal Allah telah menutupi dosanya. Pada malam harinya, Allah telah menutupi aibnya, namun di pagi harinya ia membuka sendiri aib yang telah Allah tutupi.” (Muttafaq Alaih).
5. Sifat Maha Pengampun Allah
Al Ghaffar, salah satu dari banyak nama baik Allah. Manusia dengan segala dosa yang telah diperbuatnya tetap akan mendapat ampunan Allah apabila ia bertaubat dengan sungguh-sungguh. Rezeki yang satu ini amat sangat berharga namun sering kita lupakan.
“.........Allah telah menetapkan atas diri-Nya sifat kasih sayang, bahwasannya siapa saja di antara kalian berbuat kejahatan karena kebodohan kemudian dia bertaubat dan (setelahnya) memperbaiki diri maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang,” (Qs. Al-An’aam: 54).
Demikianlah beberapa rezeki yang kerap kita lupakan. Tentu masih banyak rezeki lain yang mungkin sering kita abaikan, sebagaimana rahmat Allah sangat luas.
Allah berfirman,
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl:18).
Wallahu 'alam.