Muslimahdaily - Sebagai umat manusia yang mencari ridha Allah dalam kehidupan dunia dan akhirat, diwajibkan bagi kita untuk melakukan amalan (perbuatan baik) setiap harinya. Ada banyak amalan yang dapat dilakukan, namun dua amalan di bawah ini merupakan amalan sederhana yang dianggap utama dan dicintai oleh Allah.
Sebagaimana dalam Al Quran yang dijadikan pedoman hidup umat Islam, amalan diperuntukkan menjaga tali silaturahmi dan bukan merupakan perintah yang main-main. Melansir dari laman NU Online, di dalam buku Syekh Nawawi Banten, Nashaihul Ibad, kedua amalan sederhana yang mendatangkan ridha Allah adalah keimanan kepada Allah dan kebaikan kepada orang lain.
“Dua hal di mana tidak ada yang lebih utama dari keduanya, yaitu beriman kepada Allah dan bermanfaat kepada umat Islam.” (Nashaihul Ibad, halaman 4).
Syekh Nawawi melanjutkan, meskipun amalan ini dinilai sederhana, niat merupakan hal yang paling penting. Sehingga amalan untuk beriman kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia itu sendiri dianggap amalan yang utama. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menjelaskan bahwasanya niat seseorang di pagi hari amat menentukan ganjaran baginya. Sekalipun baru berniat.
“Siapa saja berpagi hari tanpa berniat zalim, niscaya diampuni baginya dosa yang telah dikerjakan. Siapa saja yang berpagi hari dengan berniat membela orang terzalimi dan memenuhi hajat umat Islam, niscaya ia beroleh pahala sebesar pahala haji mabrur.” (Nashaihul Ibad, halaman 4)
Selain amalan di atas, perbuatan baik yang dicintai Allah adalah ketika manusia saling membantu dan membahagiakan orang lain, contohnya dengan menghilangkan rasa lapar, membuka jalan atas kesulitan, atau membayarkan hutang orang lain.
“Hamba yang paling disukai Allah adalah orang yang paling bermanfaat kepada orang lain. Sementara amal yang paling utama adalah memasukkan kebahagiaan di hati orang yang beriman yang menolak rasa lapar, membuka jalan atas kesulitannya, atau membayarkan utangnya.” (Nashaihul Ibad: 4)
Amalan di atas sangat disukai Allah karena dengan melakukan hal tersebut, manusia menunjukkan rasa beriman kepada Allah dengan membantu sesamanya. Terlebih dengan bermanfaat kepada orang lain. Sebagaimana firman Allah berikut ini,
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (QS. An-Nisa: 36).
Adapun tujuan untuk melakukan amalan untuk beriman kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesama, dan melakukan hal terpuji. Niscaya kebaikan akan didekatkan dan kemusyrikan di jalan Allah akan dijauhkan. Selain itu, amalan itu juga merupakan pengingat manusia untuk senantiasa menunaikan kebaikan, jika tidak bisa, maka perkara diam daripada membahayakan orang lain adalah hal yang dianjurkan.
Karena sebaik-baiknya manusia ialah yang ingin berlomba-lomba untuk berbuat baik.
Wallahu'alam.