Muslimahdaily - Ketika Dajjal telah muncul maka dia akan berupaya untuk menjadikan semua manusia tunduk dan menyembahnya. Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan dan menyuruh semua manusia yang dijumpainya untuk menyembahnya.
Pada hari Kiamat kelak, satu riwayat hadits mengisahkan ada seorang mukmin yang dengan berani menghadapi sosok Dajjal dan bala tentaranya. Kisah ini diceritakan langsung oleh Rasulullah Shallahu A’laihi Wassallam dan haditsnya.
Seperti dikisahkan dalam sebuah hadits bahwa kelak ketika Dajjal muncul ada seorang Mukmin yang berani menentangnya meskipun konsekuensinya adalah disiksa hingga mati. Kisah ini terdapat di dalam kitab hadits Shahih Muslim yang diriwayatkan melalui jalur Qais bin Wahab dari Abu al Waddal dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallah anhu sebagai berikut,
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ الدَّجَّاللُ فَيَتَوَجَّهُ قِبَلَهُ رَجُلٌ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ فَتَلْقَاهُ الْمَسَالِحُ مَسَالِحُ الدَّجَّالِ فَيَقُولُونَ لَهُ أَيْنَ تَعْمِدُ فَيَقُولُ أَعْمِدُ إِلَى هَذَا الَّذِي خَرَجَ قَالَ فَيَقُولُونَ لَهُ أَوَ مَا تُؤْمِنُ بِرَبِّنَا فَيَقُولُ مَا بِرَبِّنَا خَفَاءٌ فَيَقُولُونَ اقْتُلُوهُ فَيَقُولُ بَعْضُهُممْ لِبَعْضٍ أَلَيْسَ قَدْ نَهَاكُمْ رَبُّكُمْ أَنْ تَقْتُلُوا أَحَدًا دُونَهُ قَالَ فَيَنْطَلِقُونَ بِهِ إِلَى الدَّجَّالِ فَإِذَا رَآهُ الْمُؤْمِنُ قَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ هَذَا الدَّجَّالُ الَّذِي ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَيَأْمُرُ الدَّجَّالُ بِهِ فَيُشَبَّحُ فَيَقُولُ خُذُووهُ وَشُجُّوهُ فَيُوسَعُ ظَهْرُهُ وَبَطْنُهُ ضَرْبًا قَالَ فَيَقُولُ أَوَ مَا تُؤْمِنُ بِي قَالَ فَيَقُولُ أَنْتَ الْمَسِيحُ الْكَذَّابُ قَالَ فَيُؤؤْمَرُ بِهِ فَيُؤْشَرُ بِالْمِئْشَارِ مِنْ مَفْرِقِهِ حَتَّى يُفَرَّقَ بَيْنَ رِجْلَيْهِ قَالَ ثُمَّ يَمْشِي الدَّجَّالُ بَيْنَ الْقِطْعَتَيْنِ ثُمَّ يَقُولُ لَهُ قُمْ فَيَسْتَوِي قَائِمًا قَالَ ثُمَّ يَقُولُ لَهُ أَتُؤْمِنُ بِي فَيَقُولُ مَا ازْدَدْتُ فِيكَ إِلَّا بَصِيرَةً قَالَ ثُمَّ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّهُ لَا يَفْعَلُ بَعْدِي بِأَحَدٍ مِنْ النَّاسِ قَالَ فَيَأْخُذُهُ الدَّجَّالُ لِيَذْبَحَهُ فَيُجْعَلَ مَا بَيْنَ رَقَبَتِهِ إِلَى تَرْقُوَتتِهِ نُحَاسًا فَلَا يَسْتَطِيعُ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ فَيَأْخُذُ بِيَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ فَيَقْذِفُ بِهِ فَيَحْسِبُ النَّاسُ أَنَّمَا قَذَفَهُ إِلَى النَّارِ وَإِنَّمَا أُلْقِيَ فِي الْجَنَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا أَعْظَمُ النَّاسِ شَهَادَةً عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa Rasulullah Shallahu A’laihi Wassallam mengisahkan saat Dajjal muncul ada seseorang mukmin menuju ke arah bala tentara Dajjal yang bersenjata. Kemudian bala tentara itu menanyakan maksud kedatangan orang itu.
Mereka berkata, “Mau kemana kamu hai laki-laki mukmin?”
Orang mukmin itu menjawab, “Saya ingin bertemu dengan Dajjal yang telah muncul ke dunia ini,”
Lalu mereka bertanya lagi, “Apakah kamu tidak mempercayai Tuhan kami?” yang kemudian dijawab oleh pemuda mukmin itu dengan, “Sesungguhnya saya tidak pernah merasa ragu kepada Tuhan saya, yaitu Allah Subhanahu Wa’taala,”
Dengan tegas mukmin itu menjawab bahwa Rabbnya tidaklah samar. Maksudnya orang mukmin tersebut menolak menjadikan Dajjal sebagai Tuhan yang harus disembah. Sebab hanya Allah Subhanahu Wa’taala Dzat yang berhak disembah.
Akhirnya, pasukan pengawal Dajjal itu pun membawa sang lelaki mukmin kepada Dajjal. Ketika laki-laki mukmin itu melihat Dajjal, hal pertama yang dilakukannya adalah mengingatkan sosok Dajjal yang pernah disebutkan dalam hadits-hadits Rasulullah Shallahu A’laihi Wassallam pada orang-orang yang berada di sana. Ia berkata, "Hai sekalian manusia, sesungguhnya ini adalah Dajjal yang pernah diceritakan Rasulullah Shallahu A’laihi Wassallam kepada kalian,"
Lalu, Dajjal akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk membelenggu laki-laki itu. Setelah dibelenggu, Dajjal mulai berkata, "Hai anak buahku, siksalah laki-laki itu dan belahlah tubuhnya!"
Setelah disiksa sedemikian rupa sesuai dengan perintah Dajjal, Dajjal kembali bertanya pada laki-laki mukmin tersebut. Dajjal berkata, "Apakah kamu masih tidak mempercayaiku?"
Tanpa ragu, pemuda mukmin itu menjawab, "Saya semakin yakin bahwasanya kamu adalah Dajjal si pembohong besar,"
Mendengar pernyataan mukmin tersebut, Dajjal murka. Lalu Dajjal memerintahkan anak buahnya agak menyiksa tubuh orang mukmin itu. Maka sekujur punggung dan perut orang mukmin itu penuh dengan pukulan anak buah Dajjal.
Lalu Dajjal bertanya kepada orang mukmin itu. "Apa kamu tak mau beriman padaku?" "Kau adalah Al Masih pendusta?," begitu jawab mukmin tersebut.
Mendengar jawaban itu, Dajjal memerintahkan anak buahnya untuk menggergaji ujung kepala hingga pertengahan antara kedua kaki orang mukmin itu. Setelah itu Dajjal berjalan di antara dua potongan tubuh itu lalu berkata, “Berdirilah, tubuh itu pun berdiri.”
Selanjutnya Dajjal bertanya padanya, 'Apa kau beriman padaku? Maka orang mukmin itu pun berkata bahwa kini dia semakin mengetahui itu adalah Dajjal.
Dajjal kemudian menyembelihnya lalu leher dan tulang selangkanya diberi perak, tapi Dajjal tidak mampu membunuhnya. Maksudnya tidak dapat menundukan orang mukmin tersebut sebab kuatnya keimanannya. Kemudian kedua tangan dan kaki orang mukmin itu diambil lalu dilemparkan.
Manusia yang lain mengira bahwa orang mukmin itu dilempar ke neraka. Padahal sejatinya mukmin itu masuk surga sebab kokohnya keimanan melawan Dajjal.
Dalam hadits itu, Rasulullah menjelaskan sosok mukmin tersebut adalah sosok manusia yang kesaksiannya paling agung di sisi Allah Subhanahu Wa’taala.
Kisah ini dapat ditemukan dalam hadits Shahih Muslim nomor 2938 Syarah Shahih Muslim dan nomor 5230 versi al alamiyah. Kendati demikian, tidak ada keterangan yang jelas, terkait siapakah mukmin yang dimaksud. Sebagian ulama menyatakan kata mukmin tersebut bisa siapa saja. Tetapi yang jelas, hadits ini bagian dari pemberitahuan Rasulullah Shallahu A’laihi Wassallam atas peristiwa yang akan terjadi kelak.
Mengutip Tim Gema Insani dalam buku Ensiklopedia Kiamat, sejatinya, hadits di atas menunjukkan bahwa senjata paling utama dalam menghadapi segala bentuk fitnah Dajjal pada akhir zaman kelak adalah penguasaan ilmu agama diiringi dengan iman yang kuat. Terbukti, pemuda dalam hadits tersebut adalah seorang penuntut ilmu agama karena sudah pernah mempelajari hadits mengenai peristiwa.