Muslimahdaily.com - “Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama Ar-Royyaan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka,’Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadist Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di atas menunjukan betapa istimewanya ibadah puasa secara umum. Serupa dengan firman Allah yang disampaikan pada hadist Rasulullah lainnya yang artinya, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.”
Puasa pada bulan Ramadhan merupakan puasa yang paling utama untuk dikerjakan. Pada bulan Muharram, tepatnya tanggal 10 Muharram, merupakan puasa yang utama untuk dikerjakan setelah Puasa Ramadhan, yaitu Puasa ‘Asyura. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang artinya, “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Ketika beliau ditanya apakah keutamaan dari puasa ‘Asyura ini, Rasulullah pun menjawab bahwa puasa ini akan menghapus dosa setahun yang lalu. Begitu dahsyatnya keutamaan dari puasa ini sehingga meskipun hukum melaksanakan Puasa ‘Asyura adalah sunah, Rasulullah begitu menjaga keutamaanny seperti utamanya bulan Ramadhan.
Dari ‘Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya beliau pernah ditanya tentang hari ‘Asyura, maka beliau menjawab: Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam begitu menjaga keutamaan satu hari diatas hari-hari lainnya, melebihi hari ini (maksudnya, hari ‘Asyura) dan bulan yang ini (maksudnya, bulan Ramadhan).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sehingga, alangkah lebih baiknya kita sebagai umatnya juga dapat menjalankan ibadah puasa ‘Asyura dan menjaga keutamaan hari 10 muharram yang pada tahun ini jatuh pada hari Selasa 11 Oktober kalender Masehi. Akan lebih baik juga jika ditambahkan dengan berpuasa pada hari sebelumnya, tanggal 10 Oktober yang merupakan tanggal 9 Muharram, karena dalam sejarahnya pada tanggal 10 muharram, orang Yahudi juga melaksanakan puasa.
Agar tidak menyerupai orang Yahudi, ulama pun menganjurkan untuk juga menunaikan ibadah puasa pada 9 muharram. Disimpulkan dari Hadist Riwayat Muslim berikut, “Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melakukan puasa hari ‘Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, kemudian pada saat itu ada yang berkata, “Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashara.” Lantas Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan, “Apabila tiba tahun depan- insyaa Allah kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” ‘Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Belum sampai tahun depan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sudah meninggal dunia.”