Masih Sering Kepo Urusan Orang Lain? Awas Tersandung Dosa Tajassus!

Ilustrasi ( Foto : Freepik )

Muslimahdaily - Rasa penasaran atau keingintahuan yang tinggi memang bermanfaat jika disalurkan kepada hal-hal yang baik. Tapi, adakalanya, rasa penasaran tersebut tidak perlu dipenuhi. Misalnya, saat terlalu penasaran atau kepo dengan kehidupan orang lain. Rasa ingin tahu yang berlebihan sering kali menimbulkan ketidaknyamanan, bahkan konflik kepada sesama.

Selain itu, rasa penasaran yang berlebihan juga hanya menyita Waktu yang berharga. Alih-alih mengurusi kehidupan orang, fokuslah untuk hal-hal penting yang akan dijalani. Tidak hanya itu, merugilah bagi mereka yang selalu ingin tahu dengan urusan orang lain karena dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa-dosa besar, seperti tajassus. 

Apa Itu Tajassus?

Mengutip buku Tamu dan Berbuat Baik kepada Tetangga dan Menghindari Perselisihan karya Muhammad Abdul Azis Al-Khuly, tajassus berkaitan erat dengan perilaku yang hobi mencari aib orang lain. 

Abu Al-Ghifari dalam bukunya Figh Remaja Kontemporer, menyatakan bahwa perilaku tajassus diartikan sebagai upaya mencari-cari kesalahan orang, yang nantinya kan dijadikan bahan gossip atau ghibah. Biasanya, orang dengan sifat tajassus akan sibuk mencari informasi kepada orang-orang terdekat sasarannya.

Dalam Tafsir Fii Zilalil Al-Qur'an, tajasus termasuk perbuatan yang harus dihindari karena merupakan langkah awal untuk mengungkap aib dan mengetahui keburukan orang lain. Al-Quran melarang praktik Tajasuss dengan tujuan membersihkan hati dan sifat-sifat buruk, seperti mengungkap keburukan orang lain.

Tajassus yang Diperbolehkan dalam Islam

Menurut pandangan Quraish Shihab, tajassus menjadi boleh apabila tujuannya demi kemaslahatan negara, tanpa mempertimbangkan aspek lainnya, dan tidak menimbulkan kerugian bagi umat Islam. Selain dari tujuan dan maksud tersebut, tajasussus tetap perbuatan yang tidak dibolehkan.

Contoh tajassus yang diperbolehkan yakni polisi yang menyelidiki kasus perampokan atau kejatan lainnya, menyelidiki musuh Islam dengan mengirim mata-mata.  

Bahaya Sifat Tajassus

1. Mendapatkan Laknat dari Allah
 
Dalam Al-Qur'an surat al-Hujurat ayat 12, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan orang-orang beriman untuk menghindari prasangka buruk yang sering kali berujung pada dosa. Selain itu, Allah juga melarang umat-Nya untuk menggali keburukan orang lain dan membicarakan mereka di belakang.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang,". QS : Al-Hujurat Ayat 12.

2. Merusak Keharmonisan Hubungan

Mencari kesalahan orang lain dengan tujuan untuk mengungkap aib dan rahasia mereka akan merusak hubungan yang harmonis antara sesama manusia. Dalam pandangan Islam, tindakan tersebut termasuk bentuk kezaliman karena menggunakan telinga dan mulut untuk perbuatan zalim, yang diumpamakan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Lebih dari itu, perbuatan ini dapat menghancurkan hubungan antarmanusia, menimbulkan perpecahan, konflik, dan permusuhan di antara individu atau kelompok.

3. Telinga Akan Disiksa dengan Cairan Tembaga di Hari Kiamat
 
Rasulullah SAW memberikan peringatan tegas bahwa siapa pun yang menguping percakapan orang lain, terutama ketika percakapan tersebut tidak ingin didengar oleh orang lain, akan menerima hukuman di Hari Kiamat. Sebagai hukuman keras, telinganya akan dituangkan cairan tembaga.

"Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak suka (kalau didengarkan selain mereka), maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat." (HR. Bukhari)

Untuk terhindar dari sifat tajasuss, hendaknya kita mulai belajar untuk ber-husnuzhon atau berprasangka baik. Sebagaimana dalam hadis berikuta yang menganjurkan kita untuk berprasangka baik.

عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ قَوْمًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّ قَوْمًا يَأْتُونَنَا بِاللَّحْمِ لاَ نَدْرِى أَذَكَرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ أَمْ لاَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –سَمُّوا اللَّهَ عَلَيْهِ وَكُلُوهُ

Artinya : "Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ada suatu kaum yang berkata, “Wahai Rasulullah, ada suatu kaum membawa daging kepada kami dan kami tidak tahu apakah daging tersebut saat disembelih dibacakan bismillah ataukah tidak.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Ucapkanlah bismillah lalu makanlah.” (HR. Bukhari no. 2057).

 

Add comment

Submit