Muslimahdaily - Usia remaja hingga pra-dewasa memiliki ketertarikan yang sangat besar kepada lawan jenis. Mereka para pemuda memiliki hasrat dan keinginan yang besar pula untuk pacaran. Hal ini memanglah sudah naluriah setiap insan.
Namun yang memprihatinkan, di kehidupan era serba bebas sekarang ini, nyaris tak ada pemuda yang tak memiliki pasangan lawan jenis. Mereka saling memandang, berduaan, bergandengan tangan, bahkan menganggap biasa interaksi hug, kiss dan seterusnya.
Lalu, bagaimana membendung keinginan diri dan pengaruh lingkungan agar tetap terjaga dari perbuatan maksiat? Sebuah hadits Rasulullah akan menjadi solusinya. Hadits tersebut mengisahkan seorang pemuda yang curhat kepada Rasul atas keinginannya akan wanita.
Diceritakan oleh Abu Umamah diriwayatkan Ahmad, bahwa seorang pemuda dari kaum Quraisy mendatangi Rasulullah. Tanpa basa-basi dan merasa malu, ia serta merta berkata kepada nabiyullah, "Wahai Rasulullah, izinkanlah saya untuk berzina," ujarnya.
Para shahabat Rasul yang mendengarnya pun segera menperhatikan si pemuda dengan pandangan aneh. Bahkan tak sedikit yang segera membentaknya. "Diam, sungguh lancang kau wahai pemuda!" ujar mereka.
Sementara Rasulullah dengan kelembutan beliau justru meminta pemuda itu mendekat. "Kemarilah," ujar beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
Pemuda itu pun mendekat dan duduk di hadapan nabi. Setelah keadaan tenang, Rasulullah memulai obrolan hangat, beliau bertanya kepada si pemuda. "Apa kau suja bila hal itu (berzina) dilakukan terhadap ibumu?" ujar nabi.
Pemuda itu lantas menjawab, "Tidak, demi Allah. Sungguh Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu (= sebuah ungkapan dalam bahasa Arab yang berarti menekankan). Tak akan ada seorang pun yang suka bila hal itu dilakukan terhadap ibu-ibu mereka."
Rasulullah kemudian bertanya lagi, "Apakah kamu suka bila hal itu dilakukan terhadap anak perempuanmu?"
Pemuda itu menjawab sama, "Tidak, demi Allah. Sungguh Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu. Tak akan ada seorang pun yang suka bila hal itu dilakukan terhadap anak-anak perempuan mereka."
Lagi, nabiyullah bertanya, "Apakah kamu suka bila hal itu dilakukan terhadap saudari perempuanmu?"
Si pemuda menjawab mantap, "Tidak, demi Allah. Sungguh Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu. Tak akan ada seorang pun yang suka bila hal itu dilakukan terhadap saudari-saudari perempuan mereka."
Nabi Muhammad kembali bertanya untuk kali keempat, "Apakah kamu suka bila hal itu dilakukan terhadap bibimu?"
Anak muda itu kembali menjawab, "Tidak, demi Allah. Sungguh Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu. Tak akan ada seorang pun yang suka bila hal itu dilakukan terhadap bibi-bibi mereka."
Rasulullah mengakhiri pertanyaannya. Si pemuda tertunduk. Ia tersadar dan merasa berdosa memiliki keinginan yang keji.
Sebelum pemuda itu pergi, Rasulullah pun kemudian meletakkan tangannya ke tubuh si pemuda seraya berdoa, "YaAllah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya dan peliharalah kemaluannya".
Sejak itu si pemuda tak pernah lagi memiliki keinginan keji akan perbuatan maksiat. Ia menjadi pemuda shalih yang selalu menjaga hati dan diri.
Doa Rasulullah kepada si pemuda tentu dapat diamalkan seandainya hati was-was akan keinginan berpacaran apalagi berzina. Semoga Allah selalu menjaga pemuda muslimin dari perbuatan dosa dan maksiat.