Muslimahdaily - Pria berwajah rupawan, lucu dan bersuara merdu tentunya membuat hati banyak kaum hawa mabuk kepayang sehingga menimbulkan rasa kagum dan pengidolaan yang terkadang berlebihan. Fenomena tersebut biasa disebut fangirling seperti dapat kita lihat pada para remaja yang menggandrungi artis maupun penyanyi Korea.
Namun rupanya fenomena fangirling kini mulai marak ditengah para muslimah, bila biasanya muslimah terkenal sebagai wanita yang menghijab dan menjaga pandangan dari yang bukan mahromnya. Kini secara tak sadar banyak para muslimah mulai mengikuti trend fangirling, bukan mengidolakan dan mengaggumi pria yang bernyanyi ataupun menari di atas panggung namun yang pintar mengambil hati dengan mengaji ditambah tampang yang bikin teduh.
Viralnya para Hafidz Qur’an di media sosial, membuat para muslimah banyak memfollow akunnya, menyimpan rekaman suaranya bahkan rela datang menyambut Hafidz Qur’an dari Amerika yang beberapa waktu lalu datang ke Indonesia.
Dari pengamatan penulis saat menghadiri Talkshownya di Jakarta, banyak dari wanita memenuhi tempat tersebut dan berteriak histeris ‘Masya Allah, Masya Allah suaranya’, ‘Subhanallah gantengnya’ lalu langsung menadah tangan 'Ya Allah, pengen punya suami kaya si Fatih itu’ bahkan ada yang sampai menarik – narik tangan Hafidz asal negeri paman Sam tersebut.
Lalu, bagaimana dengan fenomena yang sedang terjadi ini dalam Pandangan Islam?
KH.M. Cholil Nafis, Lc. Ph.D Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencoba menjawab pertanyaan tersebut. “Kagum itu, sebenarnya cermin dari yang dirasakan seseorang, biasanya kagum tersebut dari hal yang diinginkan atau dicita-citakan agar mendapatkanya. Oleh sebab itu kita perlu mendidik saudara kita. Kagum itu hal wajar dan manusiawi namun tetap ada batas-batas tertentu” tulisnya saat diwawancara via WhatsApp (30/11)
Sejalan dengan perkataan KH.M. Cholil Nafis, Lc. Ph.D bahwasanya menjadi seorang wanita sangatlah harus terjaga seperti terjaga auratnya, hatinya, kehormatannya maupun terjaga pandangannya. Salah satu yang dapat menjaga pandangan ialah memiliki rasa malu. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya malu itu sebagian dari iman”
Selain harus memiliki rasa malu, sepatutnya wanita bisa menudukan pandangan.
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallalahu’alaihi wasallam mengenai pandangan yang tidak sengaja. Maka beliau memeritahkanku supaya memalingkan pandanganku.”(HR. Imam Muslim)
Sudah sepatutnya wanita bisa menjaga dirinya dari sikap, dan hati agar tidak terjerumus dari hal yang tidak dinginkan, yaitu masuk terjerumus dari zina pandangan dan hati. Sesuai hadist Rasululah
”Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Imam Muslim)
Ternyata Allah begitu memuliakan kita sebagai wanita. maka muslimah, Jagalah hatimu, jagalah sikapmu. Pahamilah engkau sedang mengemban amanah yang sangat besar yaitu bagaimana kesantunan dan akhlakmu sedang diperlihatkan jadikanlah sebaik-baiknya perhiasan yaitu wanita yang shaleha.
Tak malukah jika ada seseorang yang melihat kita menjadi sebuah pembelaan 'ah dia saja yang berhijab, teriak-teriak, ah ini ah itu'?
Memang hijab dan sikap itu hal yang berbeda, tapi bukankah hijab dan sikap bisa menjadi satu paduan?
Wallahu’alam!