Muslimahdaily - Biasanya, kata ‘halu’ dikenal di tengah masyarakat sebagai istilah halusinasi. Halusinasi dapat disertai delusi, yakni keyakinan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai pada keadaan sesungguhnya. Contohnya, seseorang merasa sangat dekat dengan member boyband asal Korea, padahal sebenarnya enggak.
Sementara itu, pengertian halusinasi itu sangat jauh berbeda daripada yang sering dipahami masyarakat. Dalam ilmu psikologi, halusinasi merupakan gangguan yang terjadi pada seseorang yang melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang sebenarnya wujudnya tidak ada. Penyakit ini dapat memengaruhi kelima indera manusia. Orang yang tengah berhalusinasi mungkin memercayai suatu hal apa yang dilihat, didengar dan dirasakan sangat nyata.
Penderita gangguan halusinasi tak jarang menimbulkan masalah dalam kesehariannya. Dengan begitu, orang yang memiliki halusinasi mungkin bisa saja ia berperilaku menyimpang.
Dikutip dari Healthline, berikut ini beberapa jenis halusinasi yang umumnya terjadi.
· Halusinasi pendengaran, halusinasi ini merupakan salah satu jenis yang sering terjadi, nih. Kamu mungkin mendengarkan langkah kaki seseorang yang berjalan di loteng atau adanya bunyi bel rumah secara berulang kali.
· Halusinasi penglihatan, melihat sesuatu yang nyatanya tidak ada. Halusinasi bisa berupa objek, pola, atau cahaya. Misalnya, kamu melihat orang di suatu ruangan padahal sebenarnya ruangan tersebut tidak ada siapapun.
· Halusinasi penciuman, gangguan ini menyerang bagian hidung. Kamu secara tiba-tiba mencium bau enggak sedap saat bangun tengah malam namun ternyata tidak ada sebab khusus datangnya bau tersebut.
· Halusinasi perasaan, sentuhan atau gerakan pada tubuhmu. Contohnya, tiba-tiba kamu merasakan seolah ada serangga yang sedang merayap di kulitmu.
· Halusinasi pengecapan, agak mirip dengan halusinasi penciuman namun jenis ini lebih melibatkan indra perasa. Halusinasi jenis terakhir ini menyebabkan seseorang merasakan sensasi aneh ketika memakan atau meminum sesuatu. Misalnya, seseorang mengeluh karena merasakan adanya rasa logam secara terus menerus. Halusinasi ini relatif terjadi pada penderita epilepsi.
Penyebab Halusinasi
Penyebab halusinasi cukup bervariasi. Namun demikian, penyebab utama dari penyakit ini adalah kondisi kesehatan mental. Skizofrenia, demensia, dan delirium merupakan contoh dari gangguan mental yang dapat memicu seseorang berhalusinasi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan terlalu banyak meminum alkohol, adalah penyebab yang umum ditemui pada penderita penyakit halusinasi. Beberapa orang cenderung mudah menyatakan apa yang dilihat atau didengar setelah mengonsumsi zat aktif tersebut.
Sahabat Muslimah, tau enggak, sih? Kurang tidur juga dapat berujung halusinasi. Seseorang rentan berhalusinasi apabila ia tidak tidur selama beberapa hari atau memiliki waktu tidur yang sedikit, lho.
Enggak hanya kurang tidur aja, nih. Kondisi sebelum tidur pun dapat memungkinkan seseorang mengalami halusinasi, yang disebut halusinasi hipnagogik. Sedangkan halusinasi setelah bangun tidur dikenal dengan nama halusinasi hipnopompik.
Selain itu, mengonsumsi obat-obatan tertentu demi kesehatan mental dan fisik dapat memicu halusinasi. Seperti pengobatan yang dilakukan penderita depresi dan epilepsi terkadang bisa menyebabkan gejala halusinasi.
Kondisi lainnya yang mampu menimbulkan halusinasi yaitu penyakit demam pada anak-anak. Meningkatnya suhu badan adalah salah satu alasan mengapa halusinasi terjadi.
Halusinasi ialah gangguan mental yang cukup serius yang mana memerlukan pemeriksaan dan penanganan psikiater atau ahli spesialis. Tak hanya itu, penderita penyakit ini direkomendasikan untuk tidak tinggal atau bepergian sendiri. Dengan penanganan sebaik mungkin, halusinasi dapat segera teratasi dan tidak membahayakan diri sendiri maupun orang di sekitarnya.
Berikut tadi ulasan mengenai gangguan mental halusinasi. Semoga bermanfaat, ya!