Muslimahdaily - Obsessive Compulsive Disorder (OCD) merupakan gangguan mental yang menyebabkan adanya sensasi untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang (kompulsi). Bilamana tidak dilakukan, penderitanya akan merasa cemas ataupun ketakutan.
Siapa saja bisa terkena penyakit mental kompulsif ini, lho Sahabat Muslimah. Walaupun biasanya OCD kerap terjadi di awal usia dewasa, anak-anak dan remaja bisa mengalami gangguan OCD ini. Sebenarnya, penderita OCD tahu bahwa pikiran dan perbuatannya tersebut terlalu berlebihan, tapi dia harus melakukannya dan menurut mereka tindakannya tidak dapat dihindari.
Walau demikian, tidak semua perilaku kompulsi dapat disebut sebagai penderita OCD. Gangguan ini bukanlah kebiasaan menggigit kuku atau memikirkan hal-hal yang negatif. Tindakan OCD itu misalkan seseorang memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap bakteri dan virus, sehingga ia terus menerus mencuci tangan.
Meskipun orang tersebut mungkin tidak memikirkan atau melakukannya, pengidap OCD menikmati perbuatannya karena enggak bisa berhenti. Jika berhenti, ia merasa dirinya sangat buruk.
Penyebab dari gangguan OCD belum dapat diungkapkan secara pasti. Akan tetapi, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan seseorang rentan mengalami OCD, antara lain sebagai berikut.
Penyebab gangguan OCD
· Pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan
· Faktor genetik
· Menderita gangguan mental
Gejala gangguan OCD
Sahabat, cara mengetahui kamu mengidap gangguan OCD atau tidak, kamu bisa melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah kepada ahlinya untuk memastikan terdapat hal lain yang menyebabkan gejala OCD. Psikiater juga akan menanyakan hal-hal yang berkaitan erat mengenai psikologis termasuk perasaan, pikiran, dan kebiasaan kamu.
Gejala dari gangguan OCD adanya pemikiran yang menimbulkan rasa cemas dan takut tiada hentinya. Akhirnya, tindakan yang dilakukan diulang beberapa kali guna menghilangkan rasa kecemasan tersebut. Terkadang, ia juga mengalami gangguan aneh yang diyakini adanya bagian tubuh yang tidak normal.
Oh iya, Gejala dari penyakit mental ini agak berbeda dengan OCPD (Obsessive Compulsif Personality Disorder). Jadi, jangan sampai tertukar, ya!
Gejala OCD ini bisa datang dan pergi, mereda secara tiba-tiba, atau bahkan bisa semakin buruk. Penderita OCD dapat mencegah gejala ini dengan menghindari atau menjauhi situasi yang bisa memicu obsesi mereka.
Sungguh disayangkan, gangguan mental ini tidak dapat disembuhkan. Tapi, penderita bisa melakukan pengobatan, psikoterapi atau mengombinasikan keduanya. Konsumsi obat-obatan dari resep dokter hanya untuk menenangkan diri para penderita OCD. Meskipun sebagian besar pengidap penyakit OCD agak membaik setelah mendapatkan penanganan khusus, namun sebagian penderita lainnya gejala OCD terulang kembali.
Mengutip dari laman National Institute of Mental Health, obat berjenis SRI (Serotonin reuptake inhibitors) yang mencakup SSRIS (selective serotonin reuptake inhibitors) dapat digunakan untuk mengurangi gejala OCD. Selain itu, terdapat obat antidepresan trisiklik yang terbukti ampuh untuk mengatasi OCD pada anak-anak maupun orang dewasa.
Dalam pengobatan OCD, dosis harian obat SRI dibutuhkan lebih tinggi dibandingkan penyembuhan depresi. Reaksi obat SRI ini mungkin memerlukan waktu sekitar 8 sampai 12 minggu, tetapi beberapa pasien mengalami perbaikan yang jauh lebih cepat.
Berikut tadi ulasan mengenai gangguan mental OCD. Jika kamu merasakan gejala di atas, kamu bisa langsung mengonsultasikannya kepada dokter atau psikiater supaya lebih akurat, ya.