Muslimahdaily - Embodied Self-Awareness (ESA) adalah bagaimana merasakan diri kita sendiri dan bagaimana kita berpikir tentang diri sendiri. Perasaan dan pemikiran, keduanya bekerja secara khusus dalam jaringan saraf yang berbeda di sekitar tubuh dan kita tidak bisa melakukan keduanya sekaligus.
Dalam laman psychologytoday.com, Alan Fogel, Ph.D., Seorang profesor Psikologi di Universitas Utah, Salte Lake City menuliskan, jika setiap kali pikiran muncul dalam kesadaran kita, bahkan mengenai pengalaman yang dirasakan, seperti “saya ingin tahu apa yang menyebabkan rasa sakit ini” atau “Saya perlu pelan-pelan dan fokus dengan apa yang saya rasakan”.
Kita pun tidak kembali terhubung dengan pengalaman yang dirasakan saat itu. Hampir semua jenis pemikiran merupakan gejala penurunan kemampuan untuk merasakan kembali pengalaman yang pernah dirasakan (Pengalaman Sensorik dari tubuh dan emosi).
Manusia sangat mudah meresap sesuatu ke dalam pikirannya, hingga menghabiskan sebagian besar ruang dalam kesadaran dirinya untuk berpikir, baik ketika bangun maupun tidur. Pada saat kita berpikir, kita tidak bisa sekaligus merasakan nafas kita, detak jantung kita, rasa sakit, dan perasaan emosional lainnya. Agar bisa merasakan hal-hal ini, kita perlu rehat sejenak dari pikiran
tersebut. Maka dari itu untuk lebih dekat dan mengenal lebih dalam diri sendiri, ada 3 poin penting mengenai kesadaran diri, menurut Alan Foge, yaitu:
Kesadaran diri yang diwujudkan secara restoratif
Yang dimaksud kesadaran Restoratif adalah keadaan yang melibatkan rasa kedamaian, rasa aman dan membantu dalam penyembuhan mental maupun fisik. pengalaman yang dirasakan memenuhi kesadaran kita dan mengarah pada Perasaan tentang apa yang "benar-benar" kita rasakan tentang sesuatu. Dengan memanjakan diri dalam kegembiraan, kesedihan, cinta atau rasa sakit yang membuat kita menangis, menghela nafas lega dan perasaan pulang ke rumah sendiri.
Kesadaran diri yang termodulasi
Kesadaran diri yang termodulasi dapat membantu kita fokus, menyelesaikan sesuatu, menjadi produkti, dan mengakses keperawatan diri yang dibutuhkan. Biasanya dalam kesadaran diri yang termodulasi ini, kita akan merasakan ketidakfokusan, melompat pada potongan-potongan pemikiran lain layaknya mencari sesuatu dan akan menghasilkan pemikiran seperti melamun, mengulangi dan meninjau dalam hal-hal lainnya.
Kesadaran diri yang tidak teratur
Kesadaran diri yang tidak teratur adalah ketika kita tidak dapat memodulasi dan memahami pikiran dan emosi yang mengganggu. Jika kita stres tentang sesuatu atau menderita akibat beberapa jenis trauma, hal ini dapat menghasilkan rasa khawatir dan cemas secara berulang tanpa henti di kepala kita, dan hal yang dirasakan tersebut mengartikan jika kita sedang berada dalam kesadaran diri yang tidak teratur.