Muslimahdaily - Kehidupan pernikahan tak melulu selalu diisi dengan kebahagiaan tanpa adanya masalah. Masalah pasti selalu datang menjadi bumbu dalam kehidupan pernikahan setiap pasangan. Ada pasangan yang dapat menangani permasalahan-permasalahan dengan baik, namun tak dapat dipungkiri banyak pula pasangan yang tidak mampu mengatasi permasalahan yang datang dengan bijak, sehingga berujung pada perceraian.

Setiap permasalahan yang muncul dalam kehidupan rumah tangga memiliki cara yang berbeda-beda dalam pemecahannya. Ada pasangan yang dapat menyelesaikan permasalahannya dengan hanya berdiskusi, namun ada juga yang menggunakan pihak ketiga untuk membantu memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Pihak ketiga bisa saja orang tua, sahabat, bahkan layanan konseling pernikahan.

Dilansir dari Psychologytoday, sekitar 40-50 persen penikahan di Amerika berakhir dengan perceraian, namun angka tersebut semakin menurun, yang mana hal ini juga disebabkan oleh semakin banyak layanan konseling pernikahan yang sangat baik.

Konseling pernikahan dapat membantu setiap pasangan dalam menghadapi pernikahan agar terhindar dari kehancuran di masa depan, yaitu perceraian. Lalu bagaimana cara para konselor pernikahan bekerja untuk membantu pasangan yang sedang menghadapi masalah untuk menjadi pasangan yang kembali penuh kasih sayang dan terhindar dari perceraian?

1. Pasangan mendapatkan saran impartial

Ketika kamu dan pasangan mendatangi konselor pernikahan, kamu dan pasangan akan diberikan kesempatan untuk berbicara dengan bebas, konselor akan berusaha untuk meningkatkan komunikasi. Namun apabila pembicaraan kamu dan pasangan tidak menghasilkan sesuatu yang baik, maka konselor akan melakukan sesuatu.

Menggunakan kombinasi alasan tidak memihak dan berdasarkan pengalaman, konselor akan memberikan beragam saran yang dirancang untuk meningkatkan hubungan pasangan. Konselor akan menawarkan kiat-kiat praktis tentang cara mengatasi permasalahan perkawinan, tetapi keputusan untuk menerapkan saran tersebut dalam kehidupan rumah tangga berada di tangan pasangan tersebut. Karena saran yang diberikan kepada pasangan tidak memihak dan mempertimbangkan kedua pihak, maka saran-saraan tersebut sangat berharga bagi pasangan.

2. Tempat yang aman untuk mengutarakan kejujuran

Ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan, kita terkadang sangat sulit untuk mengatakan sebuah kejujuran terkait permasalahan tersebut. Bahkan ketika sudah mencoba untuk berbicara jujur, hal itu justru akan menyebabkan perseteruan di antara pasangan. Kejujuran dapat menyebabkan rasa sakit, kemarahan, dan konfrontasi yang serius jika tidak disampaikan dengan tepat.

Hal itu menjadi alasan utama mengapa orang memilih untuk melakukan konseling pernikahan. Konseling pernikahan menawarkan lingkungan yang aman dan tidak akan ada seorangpun yang menghakimi ketika pasangan tersebut mengungkapkan kejujuran.

Bersikap jujur kepada satu sama lain memang dapat membantu menyelesaikan masalah pasangan. Namun, jujur tentang perasaan ketika hanya berdua tidaklah mudah, maka sangat diperlukan pihak ketiga untuk membantu mengungkapkan kejujuran.

3. Peluang untuk mencurahkan rasa frustasi

Salah satu penyebab pernikahan hancur dan berakhir pada perceraian adalah perasaan dendam, frustasi, dan kemarahan yang dibiarkan berkembang begitu saja. Perasaan-perasaan tersebut bisa menjadi racun dalam suatu hubungan, terutama dalam kehidupan berumah tangga. Jika dibiarkan begitu saja, seiring berjalannya waktu perasaan tersebut akan menjadi lebih intens hingga akhirnya mampu meracuni seiap aspek dalam kehidupan rumah tangga.

Konselor pernikahan, John Gottman percaya ada empat masalah hubungan yang diprediksi dapat memicu perceraian. Setelah mengamati pasangan yang berdebat di labnya, ia mendefinisikan salah satu masalah itu sebagai “The Four Horsemen.” Ia menggambarkan empat masalah yang melahirkan hal negatif dan dendam. “The Four Horsemen” Gottman tersebut antara lain kritik, penghinaan, pembelaan diri, dan pemblokiran, yang semuanya dapat menghancurkan hubungan pernikahan.

4. Forum untuk memperbaiki kepercayaan

Entah seberapa dekat kamu dengan pasangan, hal paling sederhana yang dapat menghancurkan sebuah hubungan pernikahan adalah perselingkuhan. Jika terjadi sebuah perselingkuhan, perasaan dikhianatikan tumbuh seiring berjalannya waktu dan mengakibatkan kepercayaan pasanganmu akan rusak. Namun, hanya dengan jujur tentang perasaan kepada pasangan, kepercayaan itu dapat terbangun kembali.

Konseling pernikahan berhubungan langsung dengan perselingkuhan, tanpa adanya peasangka, penilaian ataupun penghakiman. Perselingkuhan dapat menghancurkan kepercayaan dalam suatu hubungan, dan konseling pernikahan dapat mengeksplorasi cara untuk membangun kembali kepercayaan antar pasangan selangkah demi selangkah.

5. Menciptakan obligasi penelitian

Dr. Sue Johnson melakukan lebih dari 50 tahun penelitian tenang cara ikatan manusia untuk mengembangkan sistem konseling yang dikenal sebagai “Emotionally Focused Couple Therapy” atau terapi pasangan yang berpusat kepada perasaan. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa ikatan pasangan dari waktu ke waktu dan terhubung dengan berbagai cara.

Pendekatan inovatif ini mencari cara untuk mengendalikan masalah-masalah negatif seperti pemutusan hubungan, konflik, dan ketidakpedulian, secara sistematis. Teori ini didasarkan pada prinsip bahwa jatuh cinta tidak harus menjadi faktor penentu dalam pernikahan jangka panjang yang berhasil.

Jika kedua pasangan dapat terbuka dalam proses konseling, hampir semua permasalahan yang terjadi dalam kehidupan pernikahan dapat diselamatkan. Namun ini adalah proses, dan tidak ada cara untuk memperbaikinya dengan waktu singkat.

Kerja sama antara kedua belah pihak dalam mengambil saran yang diberikan oleh konselor sangat diperlukan. Maka, sebelum memutuskan untuk menggunakan jasa konseling pernikahan, kamu perlu mendiskusikannya dengan pasanganmu.