Muslimahdaily - Banyak orang yang bilang, cinta saja tidak cukup untuk membina rumah tangga. Tetapi, dibutuhkan komunikasi dan saling kompak mendukung di antara suami – istri. Sayangnya, tak semua pasangan menyadari pentingnya kekompakan dari kedua pihak ini. Sesuai penelitian, terdapat 950.000 pernikahan di Eropa yang berakhir dengan perceraian.

Penelitian yang dilakukan oleh Gordon Lawyers ini kemudian mengungkap fakta mencengangkan, ada tahun – tahun tertentu dalam pernikahan yang dianggap paling rawan atau paling mudah menimbulkan konflik dalam keluarga. Tahun ke berapa saja dan bagaimana mengatasinya? Yuk, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Tahun ke-3 Pernikahan

Ada beberapa pendapatan yang mengatakan bahwa “cinta hanya hidup selama 3 tahun.” Kemudian, setelah 3 tahun mengarungi bahtera rumah tangga, akan muncul berbagai konflik yang bisa berakibat goyangnya biduk pernikahan atau pasangan bisa menjadi kurang harmonis dari sebelumnya. Pada kenyataannya, setelah 3 tahun menjalin hubungan, pasangan akan cenderung saling mengungkap sisi buruk masing – masing dari pasangannya, dan dengan mau menerima kelemahan pasangan, hubungan akan menjadi lebih nyaman.

Dalam tahun ke-3 kehidupan pernikahan, juga kadang muncul keinginan pasangan untuk memutuskan memiliki bayi. Sehingga kehidupan berumah tangga menjadi lebih kuat. Ini adalah 3 tahun awal pernikahan yang paling mengesankan. Naik – turun seperti roller coaster!

Tahun ke-5 Pernikahan

Masalah atau konflik awal pernikahan bisa saja mulai terjadi pada tahun ke-5 pernikahan. Selama periode waktu ini, anak-anak masih kecil dan membutuhkan banyak perawatan. Kadang, menjadi sangat sulit bagi pasangan suami – istri untuk membagi waktu antara karir atau pekerjaan, rumah tangga, dan masalah sehari-hari lainnya hingga kehidupan seksual.

Setelah 5 tahun bersama, pasangan mulai berpikir tentang perceraian dan beralih ke pengacara. Tahun ini diyakini menjadi tahun – tahun rawan dan paling sulit dalam kehidupan rumah tangga.

Tahun ke-7 Pernikahan

Jika pasangan tetap bersama setelah 5 tahun menikah, maka tantangan lain sedang menunggu untuk diatasi. Ini adalah tahun ke-7 dalam kehidupan berumah tangga yang oleh spesialis dinamai "tembok".

Pada saat ini, kehidupan rumah tangga menjadi sebuah pola rutin yang dianggap lumrah terjadi. Sebagai contoh, bisa saja pasangan suami – istri bertengkar masalah keuangan, pengasuhan anak, dan pertengkaran dalam berbagi tanggung jawab rumah tangga.

Sekalipun sulit dan rumit, tetapi jika suami-istri tetap kompak dan mampu bertahan bersama, maka pernikahan yang kuat dan bahagia sudah di depan mata.

Tips Menciptakan Pernikahan Harmonis

1. Hindari berekspektasi terlalu tinggi

Tidak ada manusia yang sempurna, entah itu pasangan atau diri Anda. Terima saja kelebihan dan kekurangan pasangan.

2. Tingkatkan komunikasi

Peneliti melakukan eksperimen terhadap pasangan muda yang membuktikan bahwa hanya dengan diskusi sederhana tentang film atau hobi bisa mengurangi pertengkaran dan perceraian. Jadi, berkomunikasi bisa benar – benar menyelamatkan pernikahan.

3. Skill membangun hubungan

Ada kecenderungan orang yang tumbuh dalam keluarga besar lebih kecil berisiko cerai karena memiiki kemampuan membangun hubungan.

4. Mau mendengarkan

Jika salah satu pasangan tidak mau mendengarkan selama beradu argumentasi, maka risiko perceraian jauh lebih tinggi. Cobalah untuk duduk empat mata dalam kondisi otak jernih ketika berdiskusi.

5. Tingkat pendidikan

Level pendidikan pasangan turut memengaruhi pernikahan. Penelitian mendefinisikan bahwa orang-orang dengan pendidikan tinggi memiliki peluang perceraian yang lebih rendah, terlepas dari jenis kelamin atau negara tempat tinggal.

Nah, jadi bila ingin pernikahan langgeng dan harmonis, ingat tips – tips di atas agar kehidupan berumah tangga menjadi lebih bahagia.