Muslimahdaily - Ketika kamu menyembunyikan rasa marahmu dari orang lain, termasuk dirimu sendiri, maka akan menjadi sangat sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Setiap orang pasti memiliki rasa marah dalam dirinya. Namun, bagi orang yang memiliki passive-agressive akan sedikit sulit untuk mengungkapkannya. Mereka mungkin pernah tersadar dan bertanya pada diri, "Kenapa saya tidak pernah marah ya?", sebenarnya ini adalah sebuah pertanda bahwa ia kesulitan untuk mengungkapkan rasa marah.

Berikut 11 tanda yang bisa kamu tanyakan pada dirimu sendiri menurut Andrea Brandt Ph.D. M.F.T. seorang terapis keluarga dan pernikahan dari Psychology Today:

- Menahan untuk tidak memberikan pujian, perhatian, atau feedback positif ketika pasanganmu layak mendapatkannya atau bahkan memintanya?

- Gagal menindaklanjuti saat pasangan mengajukan permintaan?

- Menunda-nunda ketika ada masalah penting yang perlu diselesaikan?

- Tidak memberikan kasih sayang sebagai cara untuk menghukum atau ketika marah?

- Terlibat dalam menyabotase perilaku?

- Menanggapi percakapan dengan kata-kata singkat selama diskusi penting? (Contohnya termasuk "Mm-hmm," "Saya tidak tahu," "Baik," dan "terserah kamu")

- Menanggapi obrolan tentang kehidupan, diri sendiri, pasangan, atau orang lain dengan cara sarkastik?

- Sering merasa frustrasi, kecewa, atau kesal.

- Melihat sebagian besar situasi secara negatif, bahkan ketika banyak aspek dari kejadian tersebut berjalan dengan baik?

- Sering membuat komentar kecil dan negatif yang terasa seperti menurunkan harga diri pasangan?

- Tidak pernah mengatakan 'tidak' atau selalu mengatakan 'ya'?

Jika kamu menjawab "Ya" untuk satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan di atas, itu berarti kamu mungkin sedang memiliki masalah dalam mengekspresikan kemarahan.

Masalah ini dapat berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kepuasan pernikahanmu. Oleh karena itu, jika kamu mulai menyadari bahwa ini adalah sebuah masalah, maka itu merupakan langkah awal yang baik.

Hubungan yang hangat dan penuh dengan kebahagiaan pasti menjadi dambaan setiap pasangan. Namun nyatanya kehadiran pasif-agresif dapat mengganggu segalanya. Orang yang sulit mengungkapkan rasa marah, terutama pada pasangan, mereka biasanya akan memendam dan selalu menyalahkan diri jika terjadi masalah. Maka ia akan mulai membenci dirinya sendiri.

Melakukan semua yang diminta oleh pasangan, karena kamu sulit untuk berkata 'tidak', padahal dalam hati tidak benar-benar ingin melakukannya. Akhirnya kamu memendam kekesalan pada pasangan, di sisi lain ada kebutuhanmu yang tidak terpenuhi karena tidak pernah mengatakannya.

Kamu berpikir bahwa pasanganmu akan paham tanpa harus bilang, padahal nyatanya dia tidak bisa membaca pikiranmu. Dari sini kemarahan dan dendam tumbuh, keduanya tak bahagia. Jika situasi tersebut sering dialami, maka kamu harus mengubahnya.

Untuk menghilangkan strategi agresif-pasif, kamu bisa memulai dari hal kecil. Misal, ketika pasangan meminta sesuatu darimu, coba tanyakan pada hati yang terdalam, apakah kamu benar-benar ingin melakukannya? Jika kamu sedang sibuk atau tidak bisa melakukannya saat itu, maka bicaralah padanya. Katakan dengan bahasa yang baik, bahwa kamu tidak bisa melakukannya sekarang.

Dalam Islam, wanita memang harus menaati perintah suami, selagi itu baik dan tidak menuju pada kesesatan. Namun, alangkah baiknya keduanya saling ridha dalam melakukan sesuatu. Komunikasi yang baik adalah kunci dari kebahagiaan rumah tangga. Hal tersebut juga bisa menjadi solusi ketika kamu memiliki masalah pasif-agresif.

Ungkapkan rasa tidak nyamanmu pada pasangan, berikan alasan mengapa kamu tidak suka melakukan suatu hal yang dia inginkan. Cari solusi terbaik, agar keduanya nyaman dan tak ada yang tersakiti.