Muslimahdaily - Saat seseorang memutuskan untuk menikah, itu berarti ia siap untuk menanggung pahit manis kehidupan bersama pasangan. Karena sejatinya, pernikahan bukan hanya tentang bermanja-manja pada pasangan setiap hari, tetapi juga akan ada perdebatan, perbedaan, kekesalan dan banyak hal lainnya yang bisa menyebabkan perselisihan dalam rumah tangga.
Perselisihan ini biasa terjadi kapan saja, tak terkecuali saat sedang berpuasa. Saat itu kesabaranmu akan diuji. Rasanya ingin marah, menangis dan segera menyelesaikan masalah. Tetapi di sisi lain kamu mungkin tak ingin melunturkan pahal puasamu.
Oleh karena itu, berikut 5 tips untuk meredam amarah pada pasangan saat berpuasa:
1. Menghindari situasi yang akan membuat emosi
Sebelum amarahmu meledak, maka ada baiknya kamu menghindari situasi yang akan membuat emosi marah itu muncul. Jangan membahas sesuatu yang tak pasangan kamu sukai atau memang sudah menjadi perdebatan lama dalam hubungan kalian.
Usahakan untuk tidak masuk pada situasi tersebut saat sedang berpuasa.Pilihlah waktu yang tepat untuk menyelesaikan konflik. Seperti setelah berbuka puasa.
2. Gunakan suara rendah
Jika kamu ingin meyampaikan sesuatu yang sekiranya tak kamu suka, maka sampaikanlah dengan nada suara yang rendah. Hal ini sangat berguna untuk mengendalikan amarah yang akan muncul jika suara tinggi. Sampaikan dengan singkat, jelas dan ingat, nada rendah.
3. Berwudhu
Sesungguhnya marah itu datangnya dari shaitan. Segala bisikan-bisikan yang ada dalam diri kita bersal darinya. Saat mulai muncul keinginan untuk marah, kamu harus berhati-hati karena shaitan akan membisikkan padamu untuk meluapkan rasa marah dengan cara yang tak seharusnya.
Tarik nafas sejenak, pergilah sebentar untuk berwudhu, “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
4. Mengatur nafas
Saat kamu merasa sudah mulai panas dan emosi, cobalah untuk diam sejenak dan mengatur nafas. Tarik nafas dalam-dalam melalui hidung kemudian tahan selama 5 sampai 10 detik atau semampunya, kemudian keluarkan secara perlahan melalui mulut.
Dengan mengatur nafas kamu akan merasakan udara segar mengalir dari tubuh dan seketika emosi yang ada dalam tubuh surut bersamaan dengan udara yang keluar.
5. Diam atau Berganti Posisi
Saat seseorang marah, biasanya kalau tidak diam maka akan keluar kata-kata yang tidak Allah ridhai. Caci maki, kalimat laknat bahkan mungkin kalimat cerai yang tentunya tak kita inginkan saat dalam keadaan sadar. Maka saat hendak marah, maka diam adalah lebih baik.
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)
Selain itu, kamu juga bisa berganti posisi sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud)
Terakhir, ingatlah pesan dan ganjaran Rasulullah untuk orang yang bisa menahan kesabarannya. Maka surga baginya. “Jangan engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani)
Sekian, semoga bermanfaat!