Wahai Para Suami Jangan Buat Istrimu Menangis

Muslimahdaily - Wahai para suami, istrimu merupakan pendamping hidupmu yang seharusnya diberi perhatian dan janganlah membuatnya menangis. Sebagaimana yang Rasulullah ajarkan agar suami selalu berbuat baik kepada istri-istri mereka dan menghindari sikap menyakiti mereka.

Allah berfirman, “Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al-Baqarah : 228). 

Dijelaskan tafsir Ath-Thabari bahwa ayat ini mengandung makna kewajiban bagi suami tidaklah sekedar memberi nafkah saja, melainkan juga berkewajiban untuk membaguskan sikap terhadap istri serta tidak menyakitinya. Hal ini dilakukan karena istri telah menaati Allah dan menaati suami mereka dengan baik.

Mu’awiyah bin Haidah pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apa saja hak istri terhadap suaminya?” maka nabiyullah pun menjawab, “Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian bila engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya, jangan menjelekkannya, dan jangan mendiamkannya kecuali di dalam rumah.” (HR. Abu Dawud).

Dari dua dalil tersebut, dari Al Qur’an dan As Sunnah, jelaslah bahwa kedudukan istri sangat dimuliakan dalam Islam. Mereka para istri tidaklah hanya dibebankan kewajiban, melainkan harus mendapat hak yang baik. 

Hak pun bukan sekedar nafkah melainkan mendapat pergaulan yang baik dari suami.  Membuat istri menangis sama artinya menyakitinya. Sementara menyakiti istri berarti melanggar haknya yang harus dipenuhi sebagaimana dua dalil diatas.

Bahkan disebutkan pula bahwa pria yang paing baik akhlaknya adalah pria yang baik pada istrinya. Hal ini disebutkan Rasulullah dalam beberapa hadits. Dari Abdullah bin ‘Amr, beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,

“Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majjah).

Hadits lain, dari Ibnu Abbas, Rasulullah berkata, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majjah).

Dua hadits ini menggambarkan betapa pentingnya berperilaku baik terhadap istri. Tentu suami yang gemar menyakiti istri dan membuat pasangannya menangis tidaklah termasuk dalam golongan yang disebutkan Rasulullah tersebut. 

Imam Malik bahkan berkata mengenai dua hadits tersebut, “Wajib bagi seorang suami berusaha untuk menjadikan dirinya dicintai oleh istri-istrinya hingga ialah yang menjadi orang yang paling mereka cintai.”

Asy-Syaukani juga menjelaskan dua hadits tersebut bahwa ada peringatan kepada para pria mengenai tingkat kebaikan mereka terhadap istri. Maka orang yang paling baik adalah yang terbaik bagi istrinya. 

“Karena istri merupakan seorang yang berhak mendapatkan perlakuan mulia, akhlak yang baik, perbuatan baik, pemberian manfaat dan penolakan akan hal buruk. Jika seorang lelaki bersikap yang demikian maka ialah orang yang terbaik. Akan tetapi jika ia bersikap sebaliknya, maka ia pun ada di sisi keburukan” (Nailul Authar).

Dibandingkan pria, wanita pada dasarnya lemah, baik secara fisik maupun hati. Layaknya kaca yang mudah retak, demikian wanita digambarkan oleh Rasulullah. Maka sudah seharusnya bagi suami untuk berhati-hati pada hati para istri yang mudah tersakiti. Jangan sampai kalian meretakkannya apalagi memecahkannya dengan bersikap buruk pada wanita dan menyakitinya hingga membuatnya menangis.

Add comment

Submit