Muslimahdaily - Sebagai orangtua, tentunya anda ingin memiliki hubungan yang dekat dengan buah hati anda. Apalagi ketika buah hati anda mulai tumbuh menjadi remaja dan telah memiliki teman-temannya sendiri sehingga waktu mereka dengan anda pun semakin berkurang.
Kebanyakan orangtua, mengidamkan anak remajanya untuk terbuka mengenai setiap kejadian dan masalah yang Ia hadapi di kesehariannya, namun sayangnya tidak banyak para remaja yang merasa nyaman untuk terbuka kepada orangtuanya. Mereka justru merasa lebih percaya dan nyaman untuk curhat kepada teman-teman dekatnya.
Saat anak anda tumbuh menjadi seorang remaja, sudah saatnya anda mulai ‘mengurangi’ peran anda sebagai orangtua dan mulai lebih banyak berperan sebagai “teman”
Menurut Alan dan Risa Robertson, orangtua dari dua anak perempuan yang saat ini telah beranjak dewasa, terdapat 4 pilar dari gaya parentingnya yang dapat menyukseskan transisi peran dari orangtua menjadi teman bagi anak anda, diantaranya:
- Pastikan anda telah memainkan peran orangtua dengan baik sebelumnya. Alan dan Risa meyakini bahwa peran sebagai orangtua sangat penting untuk dimainkan hingga anak menginjak fase remaja, atau tepatnya sejak anak duduk di bangku SMP dan SMA. Sebelumnya, anda harus tetap berperan menjadi orangtua yang berkewajiban untuk memberikan aturan-aturan, menciptakan atmosfir yang baik bagi anak untuk belajar dan tumbuh berkembang, serta menanamkan sikap disiplin. Dengan begitu, anak anda akan tumbuh menjadi remaja yang memahami akan peran dan kewajiban anda sebagai orangtua.
- Integritas dan Transparansi. Ketika anda membuat peraturan, berarti anda juga harus mematuhi peraturan tersebut. Sikap intergritas merupakan sikap yang ingin anda tanamkan pada diri anak anda. Tentunya, orangtua juga tidak luput dengan kesalahan. Ketika anda melakukan kesalahan, akui kesalahan anda.
- Jangan terlalu sering memaksakan kehendak anda. Sikap anda yang terlalu mengatur kehidupan anak, akan terasa menjengkelkan bagi anak anda. rasa jengkel ini akan berkembang menjadi rasa marah, frustasi, dan bahkan benci. Walaupun anda tetap harus membuat aturan, berikanlah kesempatan untuk anak anda memilih keputusannya sendiri dalam beberapa aspek kehidupannya. Dorong anak untuk menjadi lebih baik dengan memotivasi bukan mengungkit-ungkit kekurangannya.
Ajak anak anda dalam rutinitas anda. Sesekali, ajak anak anda mengikuti anda dalam menjalankan rutinitas harian. Selain itu, buatlah jadwal liburan dan jalan-jalan untuk membangun kedekatan dengan anak anda dengan menghabiskan waktu luang anda bersama dengan anak anda.
Selain 4 pilar di atas, Priya Aurora, penulis di website topyaps.com juga memberikan beberapa tips yang perlu anda praktekkan, diantaranya:
- Ketika anak bercerita, dengarkan dengan penuh perhatian jangan menghakimi
- Tanam rasa percaya anak anda, dengan tidak menceritakan hal-hal yang anak anda ceritakan ke orang lain tanpa izinnya
- Hindari menginterogasi anak anda, ciptakan atmosfir yang nyaman untuk anak anda bercerita
- Berikan arahan, namun biarkanlah anak anda menentukan keputusan
- Ceritakan juga keseharian dan masalah anda, anda juga harus mampu terbuka dengan anak anda atau anda juga bisa menceritakan pengalaman hidup anda sewaktu anda usia remaja