Pentingnya Peran Ayah dalam Keluarga dan Tumbuh Kembang Anak

Muslimahdaily - Pendapat bahwa ayah sebagai pencari nafkah dan ibu sebagai pengasuh anak dimengerti secara mentah. Tugas ayah dinilai hanya sebagai pencari uang, sedangkan urusan anak, diserahkan seluruhnya kepada ibu, menjadi tanggung jawab ibu dan ayah tidak mau tahu.

Berubahnya pandangan masyarakat tersebut menjadikan Indonesia sebagai fatherless country, yaitu keadaan seorang ayah ada secara fisik, namun secara psikologis, ayah tidak ada dalam jiwa anak.

Keadaan fatherless ini menurut Praktisi Parenting, Dra Safitri, M M.Si salah satunya terjadi karena faktor ekonomi. Biasanya terdapat tiga macam ayah yang menjadi penyebab keadaan ini terjadi,

1. Ayah yang pergi bekerja pada pagi hari, dan pulang pada larut malam, sehingga tidak memungkinkan berinteraksi lagi dengan anak.

2. Ayah yang bekerja di luar kota, sehingga porsi berinterkasi dengan anak berkurang.

3. Ayah yang mempunyai kesempatan berinterkasi dengan anak namun menganggap bahwa urusan mengasuh anak merupakan tanggung jawab ibu dan bukan tanggung jawab ayah.

Lalu, mengapa peran ayah sangat penting?

Berbeda dengan ibu, ayah punya prespektif yang berbeda. Bila ibu lebih suka bebricara bertele-tele dengan kalimat panjang, ayah justru lebih suka berbicara secara to the point dengan kalimat pendek, dan kedua hal ini sama-sama dibutuhkan oleh anak.

Menurut Safitri, anak perempuan butuh penguatan yang didapat dari ayah agar tidak menjadi perempuan yang mudah dirayu atau digoda saat dewasa nanti. Mereka juga akan lebih efektif memilih siapa pasangan hidupnya kelak jika terdapat penguatan dari ayah saat kecil.

Sedangkan anak laki-laki butuh edukasi pada masa pubertasnya, oleh karena itu yang paling baik dalam mengedukasi hal tersebut adalah sang ayah.

Menurut Psikolog Elly Risman, peran ayah dalam mengasuh anak, akan membuat bergam dampak positif bagi sang buah hati diantaranya adalah :

1. Memiliki potensi yang optimal.

2. Lebih berani dan bertanggung jawab.

3. Punya perspektif berbeda dalam memandang masalah.

4. Menjadi pribadi yang simpatik dan berempati hangat.

5. Mempunyai hubungan sosial yang lebih baik dan lebih percaya diri.

6. Lebih sukses dalam hal akademis dan keuangan.

Kurangnya peran ayah dan kasih sayang pada anak, menurut Safitri, akan menimbulkan kasus narkoba, tindakan kriminal, pornografi, dan seks beba pada anak. Bahkan yang lebih parah, dapat mengakibatkan terjadinya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) pada anak semasa dewasa.

(Baca Juga : Komunitas LBGT)

Lalu apa yang harus dilakukan oleh ayah jika anak sudah terlanjur mengalami keadaan fatherless?

Ayah yang merasa anaknya mengalami keadaan ini, hendaknya melakukan:

1. Koreksi dalam diri sendiri. Introspeksi apa saja yang sudah dilakukan selama ini. Apa yang salah dan apa yang kurang.

2. Meminta maaf pada anak atas kesalahan yang diperbuat.

3. Bicarakan bersama pasangan dahulu mengenai pemecahan masalahnya, disini sangat ditekankan Dual Parenting, karena kunci utama pengasuhan anak adalah Dual Parenting. Barulah setelah itu bicarkan dengan anak.

Tumbuhkan lagi ayah di dalam keluarga. Bukan hanya ayah sebagai pencari nafkah, tapi juga sebagai tempat bermain dan mengadu untuk anak.

Jadikan anak nyaman dengan ayah, karena ayah akan menjadi teladan bagi dirinya kelak. Ciptakan keluarga yang sehat dengan menjadi ayah yang baik.

Add comment

Submit