Bunda, Hindari 3 Kalimat ini Ketika Berbicara dengan Buah Hati

Muslimahdaily - Pernahkah bunda dengar peribahasa, ‘mulutmu harimaumu’? Ungkapan ini sering digunakan untuk menasehati seseorang agar berhati-hati dalam berkata-kata, karena kesalahan berucap bisa saja malah merugikan diri sendiri. Dalam dunia parenting, ternyata peribahasa ini juga berlaku loh bunda.

Sama halnya dengan ungkapan di atas, jika bunda tidak berhati-hati dalam berucap terutama di depan sang buah hati, salah-salah anak akan mengikuti atau justru berkata yang lebih buruk dari apa yang bunda ucapkan.

Dalam mendidik anak, ternyata ada beberapa kata-kata yang harus dihindari oleh orangtua, apa sajakah kata-kata tersebut?

1. “Kenapa kamu tidak bisa menjadi seperti kakak/adikmu?”

Membandingkan anak dengan orang lain, baik saudara atau temannya memang terlihat seperti metode untuk memotivasi si anak. Seperti dengan kata-kata, “Lihat, adikmu saja sudah bisa mengancing bajunya sendiri!” atau “Temanmu saja sudah bisa ke kamar mandi sendiri, kenapa kamu tidak bisa?”

Para psikolog mengatakan bahwa memang merupakan sifat alami bagi orangtua untuk membanding-bandingkan anak-anaknya, namun jangan sampai anak tahu mengenai hal itu. Tiap anak memiliki fase perkembangan yang berbeda-beda. Membandingkan anak kepada orang lain menyiratkan bahwa Anda tak menginginkannya. Selain itu, jika anak dipaksa untuk berkembang lebih cepat dari seharusnya, anak akan merasa bingung dan tak berdaya. Hal itu akan melemahkan rasa percaya dirinya.

Sebaliknya, puji anak sesuai dengan prestasi yang sudah dapat ia capai pada waktu tersebut, misalnya ketika anak sudah bisa menyuap makanannya sendiri tanpa bantuan, anda bisa puji dia dengan mengatakan, “Wah, anak mama sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi, hebat!”

2. “Jangan Nangis!”

Saat anak-anak, terutama balita, merasa marah, takut atau kesal maka mereka pun menangis. Mereka belum dapat mengartikulasikan perasaan mereka dengan kata-kata. "Hal yang sangat wajar bagi orang tua ingin melindungi anak dari perasaan seperti itu," kata Debbie Glasser, Ph.D., direktur, Family Support Services di Mailman Segal Institute for Early Childhood Studies, Nova Southeastern University, Fort Lauderdale, AS.

"Tapi mengatakan jangan, tidak membuat anak merasa lebih baik, namun dapat mengirimkan pesan bahwa menunjukan emosinya merupakan sesuatu yang terlarang," tambahnya.

Maka hal yang seharusnya Anda lakukan ketika anak menangis adalah dengan menunjukan rasa empati. Dengan begitu, anak akan belajar untuk mengekspresikan dirinya dan juga mengajarkannya untuk berempati.


3. “Kalau kamu mengulanginya sekali lagi, Mama pukul!”

Dalam mendisiplinkan anak, teknik ancaman jarang efektif. Cepat atau lambat anak akan belajar bahwa ancaman itu tak pernah terjadi. Akhirnya ancaman Anda kehilangan kekuatannya. Hasil studi membuktikan bahwa terdapat 80% kecenderungan anak berumur 2 tahun akan mengulangi kesalahannya walau bagaimana pun cara anda mendisiplikannya,” jelas Murray straus, Ph,D, pakar sosiologis di Universitas New Hampshire's Family Research Lab.

Bahkan pada anak yang lebih besar, akan lebih efektif  mendisiplikan anak dengan melakukan pengalihan, atau mengajak anak pergi dari situasi tersebut. Misalnya ketika anak tidak berhenti mengganggu ayahnya yang sedang bekerja, daripada membentak atau memarahi anak, akan lebih efektif jika anda mampu mengalihkan perhatiannya.

Add comment

Submit