Muslimahdaily - Amukan yang keras, mengganggu, dan tak henti dari anak, seringkali membuat setiap orangtua merasa malu dan frustasi. Selain itu, jika terjadi di tempat umum, tatapan-tatapan penuh dugaan dan makian dari orang-orang di sekitar pun juga akan menambah rasa malu yang dirasakan oleh orangtua.
Biasanya reaksi dari kebanyakan orangtua ketika si buah hati mengamuk ada dua macam, ikut-ikutan mengamuk atau menyerah dan mengikuti kemauan si buah hati agar amukannya reda. Karena itulah orangtua seringkali merasa amukan anak menjadi senjata manipulatif anak untuk mendapatkan kemauannya.
Namun, menurut para psikolog perkembangan anak, kebanyakan anak tidak mengamuk karena berusaha memanipulasi atau mencari perhatian orangtua. Tantrum merupakan hal yang normal dalam perkembangan anak, dan kebanyakan ahli berpendapat bahwa tantrum seringkali terjadi ketika anak sudah memiliki keinginan dan kemauannya sendiri namun masih belum mengatahui cara mengekspresikan keinginannya itu dengan cara yang dapat ‘diterima’ di lingkungan.
Seperti yang dikatakan oleh para ahli, amukan anak merupakan hal yang pastinya terjadi dalam masa perkembangan anak. Namun, cara orangtua menangani amukan inilah yang akan dapat memengaruhi hubungan anak dan orangtua.
Memarahi atau memberikan hukuman pada anak yang sedang mengamuk merupakan beberapa jenis respons yang harus dihindari oleh orangtua. Lalu, bagaimana respon yang seharusnya dilakukan oleh orangtua ketika si buah hati sedang mengamuk?
Leony Vandebelt penulis buku ‘How To Raise Your Child Without Yelling And Punishing — 33 Tips’ membagi beberapa tipsnya dalam memberikan respon terhadap amukan anak pada laman mindbodygreen.com, diantaranya :
1.Pastikan diri anda dalam keadaan tenang
Hindari terpancing untuk ikut-ikutan mengamuk dan memarahi anak. Sebelum berbicara pada anak yang sedang mengamuk, pastikan Anda mengambil napas dalam-dalam dan menenangkan diri terlebih dahulu.
2.Pahami perasaan anak
Anak, layaknya orang dewasa, ingin dapat dipahami perasaanya. Maka biarkan mereka untuk dapat merasakan emosi yang ada di dalam dirinya. Jangan pernah Anda menghukum atau membuat anak merasa tidak boleh untuk merasakan suatu emosi, baik emosi positif maupun negatif.
Tunjukan bahwa Anda paham akan emosi yang dirasakannya, seperti dengan mengucapkan, ‘Bunda tahu kamu pasti kesal sekali karena tidak dibolehi main hari ini’, atau ‘Mama tahu kamu suka sekali di sini. Tapi, ini sudah malam dan kita harus pulang. Kita bisa balik lagi ke sini esok hari.’
3.Bantu anak mengekspresikan emosinya dengan cara yang lebih baik
Ketika anak merasa sedih, maka biarkan anak Anda untuk meredakan rasa sedihnya dengan menangis. Jika anak merasa kesal dan marah, Anda dapat membantunya melepaskan rasa emosinya dengan menyuruhnya untuk memukul bantal daripada memukul-memukul dirinya sendiri atau Anda dan orang lain di sekitarnya.
4.Tetap tenang meskipun anak mengamuk dan melibatkan fisik
Ketika anak mengamuk dan mulai memukul-mukul dirinya atau Anda maupun orang lain, tetaplah tenang dan ambil napas dalam-dalam, peganglah tangan anak Anda (dengan lembut) untuk menghentikan pukulannya, dan kemudian memberikan alternatif untuk meredakan emosinya.
Jadi, ketika si buah hati mulai mengamuk, jangan langsung dimarahi ya, bunda. Pastikan bunda tetap tenang dan punya banyak alternatif yang bisa si buah hati lakukan untuk mengekspresikan emosi marahnya dengan cara yang lebih sehat dan positif ya, bunda.