Muslimahdaily - Dalam mendidik buah hati, setiap orangtua memiliki tips dan trik tersendiri. Beberapa orangtua ada yang mengikuti gaya parenting yang telah diterapkan oleh orangtuanya ketika membesarkannya dahulu, beberapa orangtua lainnya ada juga yang mengikuti gaya parenting yang dikemukakan oleh banyak pakar parenting yang semakin berkembang setiap tahunnya.
Seperti pada tahun 2014, Bea Marshall mengemukakan gaya parenting yang ia namakan ‘Yes Parenting’ yang kemudian memunculkan banyak kontroversi di kalangan para orangtua.
Yes Parenting merupakan gaya parenting yang membiarkan anak untuk membuat pilihannya sendiri. Seperti misalnya Bea yang tidak melarang anaknya untuk makan permen sebelum tidur atau tidur larut malam. Pada awalnya, Yes Parenting ini diciptakan untuk menghindari konflik yang sering terjadi antara anak dan orangtua, karena seringkali anak merasa terkekang dengan larangan-larangan dari orangtuanya.
Namun, Yes Parenting ini sempat memunculkan kontroversi karena dianggap akan menyebabkan anak menjadi tidak disiplin dan cenderung menjadi anak yang ‘liar’ nantinya. Lantas, apakah boleh, sebagai orangtua, memberikan batasan dan larangan atau berkata tidak kepada si buah hati?
Dr.Joan Simeo Munson, psikolog konseling lulusan Universitas Denver, Amerika Serikat, beranggapan bahwa kata ‘tidak’ sudah seharusnya terdapat pada kamus setiap orangtua.
Munson, dilansir dari empoweringparents.com, berpendapat bahwa sejak awal, anak membutuhkan orangtua untuk memberikan keamanan dari lingkungan sekitarnya.
Banyak orangtua yang tidak percaya bahwa ketika anak berlaku yang tidak seharusnya, sesungguhnya ia ingin orangtua untuk berkata ‘tidak’, untuk menghentikan mereka dari berlaku yang tidak seharusnya.
Menurut Munson, ketika Anda mengatakan ‘tidak’ kepada anak yang ingin melakukan sesuatu yang tidak patut untuk dilakukan, sesungguhnya Anda menunjukan rasa sayang dan ingin menghindari anak dari rasa tidak aman yang akan timbul dari perilaku yang tidak sepatutnya tersebut.
Namun berkata tidak pada anak merupakan hal yang sulit. Melihat anak yang sedih ketika permintaannya tidak dituruti tentunya akan membuat orangtua merasa bersalah. Oleh karena itu Pam Myers, seorang guru untuk pendidikan khusus, memiliki tipsnya.
1.Berikan Penjelasan
Tidak cukup hanya berkata tidak, ketika orangtua melarang anak akan sesuatu, selalu jelaskan penyebab Anda melarangnya. Seperti ketika melarang tidur larut malam, jelaskan alasan Anda tidak memperbolehkannya.
2.Berikan alternatif
Ketika Anda melarang anak untuk makan permen, pastikan Anda memiliki alternatif makanan lainnya yang bisa ia makan. Seperti misalnya, daripada makan permen, akan lebih sehat bagi anak untuk makan buah-buahan yang tak kalah manis dari permen.
3.Hindari menggunakan nada yang tinggi dan keras
Ketika berkata tidak, ucapkan kata tersebut dengan nada yang tenang. Jurnal child development mengungkapkan bahwa berteriak pada anak sama buruknya dengan hukuman fisik, dan dapat mengakibatkan masalah perkembangan emosional pada anak.