Muslimahdaily - Komunitas Muslimah Queensland di Australia patut lah diacungi jempol. Kumpulan para wanita Islam tersebut rela menghabiskan waktu dan tenaga mereka untuk pemberdayaan Sisters’ House. Seperti namanya, Sisters’ House merupakan sebuah rumah khusus untuk menaungi para Muslimah yang baru saja memeluk Islam.
Menjadi mualaf, terkhusus wanita, menghadapi kesulitan yang cukup besar. Selain penampilan yang harus berubah total, kegundahan hati membuat diri selalu merasa kesepian dan terasing. Tantangan tersebut dirasakan salah seorang anggota Komunitas Muslimah Queensland, Bayaan Grant, saat pertama kali memeluk Islam.
Ketika memilih berislam, kata Grant, banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti kehilangan keluarga dan teman-teman, kesepian dan tak punya tempat tinggal, hingga kehilangan pekerjaan. Sementara itu para mualaf juga membutuhkan pendidikan Islam untuk menjaga hidayah yang didapat.
Kesulitan hidup yang di alaminya pada awal-awal menjadi mualaf tersebut pun kemudian membuat hati Grant tergerak untuk memberdayakan teman-teman mualaf lain. Dialah yang kemudian memprakarsai pendirian Sisters’ House. Awal pendirian rumah bernaung para mualaf wanita tersebut tidaklah mudah. Minimnya dana menjadi kendala utama.
Hingga kemudian Queensland Charity and Welfare Association (TAQCWA) mengetahui niat baik Grant dan kawan-kawan. Organisasi yang menaungi komunitas muslim di Queensland itu pun kemudian memberikan bantuan dana serta mengambil alih pengelolaan Sisters' House.
Saat ini, Sisters’ House telah menanungi para mualaf Muslimah hampir lima tahun lamanya. Para mualaf wanita begitu terlindungi dengan adanya rumah bernaung. Rumah di mana mereka dapat menemukan pemecahan masalah hidup, bersosialisasi dengan Muslimah lain, serta meningkatkan keimanan mereka dengan mendapatkan suntikan ilmu agama. Tak sedikit yang kemudian membawa anak-anak mereka untuk mendapat pelajaran Islam di tengah masyarakat dominan non-Islam.
Siapa yang memberikan pelajaran dan perlindungan kepada mereka para mualaf di Sisters’ House? Grant bersama Muslimah Queensland lain lah jawabannya. Mereka dengan suka rela menjadi relawan di rumah persaudaraan itu. Dengan sabar dan cekatan, mereka mendampingi, melayani dan membimbing teman-teman Muslimah yang baru saja menikmati keindahan Islam. Aktivitas mereka itu tak mendapat upah sepeser pun. Hanyalah keikhlasan dan harapan akan pahala menjadi motivasi mereka.
Salah satu Muslimah pengurus Sisters’ House, Selma Cook mengatakan apa yang dia dan teman-temannya lakukan hanyalah sebuah upaya untuk menjadi Muslimah yang baik. Menurutnya, tidak cukup bagi Muslimah mengetahui ilmu agama saja. Mengembangkan komunitas dan berbuat kebaikan melalui komunitas tersebut merupakan cara yang dipilihnya untuk menjadi Muslimah yang baik.
“Di tengah era informasi yang begitu berlimpah, setiap orang dapat dengan mudah mencari pengetahuan Islam. Namun pengetahuan saja tidak cukup menjadikan seseorang sebagai muslim yang baik. Seberapa banyak umat Islam yang berhasil mengembangkan komunitas yang dibangun berdasar kesalehan dan kebajikan?" ujar Selma Cook.
Sang pendiri, Bayaan Grant bahkan mengaku sangat mencintai rumah bernaung tersebut. Sisters’ House sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ia mendapat kebahagiaan hidup dengan berbagi apa yang ia punya kepada para mualaf Muslimah lain. "Saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa Sisters' House," tutur Bayaan.
Sisters’ House dibangun di dekat Masjid Kuraby di Kota Brisbane. Di kota tersebutlah geliat muslimin hidup dan membangun komunitas. Sedikitnya terdapat 20 ribu muslimin hidup di kota yang berlokasi di wilayah Queensland tersebut. Namun jumlah tersebut sangat kecil jika dibandingkan populasi kota yang mencapai 2 juta jiwa.
Meski hidup sebagai minoritas, muslimin Brisbane mampu hidup rukun dengan masyarakat umum. Mereka tak segan melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan. Mereka menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang Indah dan cinta damai. Tak heran jika kemudian jumlah mualaf di Queensland makin bertambah seiring waktu.