Muslimahdaily - Muda dan penuh semangat. Dua kata itulah yang dapat menggambarkan Khansa Syahlaa. Perempuan berusia 12 tahun ini dinobatkan menjadi 7 Summiters Indonesia termuda. Perjalanannya mendaki gunung-gunung ternama di Indonesia sudah ia mulai sejak masih kecil.

Cerita Aulia Ibnu akan kegemarannya mendaki gunung ternyata menginspirasi anaknya sendiri. Sang ayah, Aulia Ibnu memang senang menceritakan perihal hobinya mendaki. Maka tak aneh bila sang anak, Khansa terpukau dan tertarik pada kegiatan yang satu itu.

“Jadi awalnya ayah sering nyeritain waktu di gunung kayak serunya gimana, aku jadi tertarik pengen ke gunung juga. Aku bilang ke ayah, ‘Yah aku mau ikut dong ke gunung’,” kenang Khansa.

Khansa pun merasa senang ketika sang ayah menginzinkannya untuk ikut mendaki. Ia mengaku merasa lebih aman ketika melakukan perjalanannya bersam ayah. “Ayah udah sering ke gunung. Aku juga ngerasa lebih aman kalo pergi sama ayah,” tambah Khansa.

Walau terbilang masih muda, Khansa percaya diri akan dirinya sendiri. Kepercayaan diri yang diperlihatkannya pun membuat anggota keluarga yang lain ikut mendukung keputusan muslimah berjilbab ini. Bahkan menawarkan berbagai latihan sebagai bekalnya saat mendaki nanti.

“Waktu pertama kali denger aku mau mendaki, keluarga semuanya support aku, nawarin aku latihan. Ada yang ikut naik gunung bareng juga,” ujar Khansa saat diwawancarai Muslimahdaily beberapa waktu lalu.

Karena semangatnya juga, tak sedikit teman-teman yang akhirnya terinspirasi dan ingin ikut mendaki bersam Khansa. “Temen-temen kadang mau ikut naik gunung bareng juga,” tambahnya.

Dapat mendengar suara-suara alam dan disuguhi pemandangan yang indah sepanjang perjalanan menjadi alasan mengapa muslimah yang hobi membaca ini menyukai kegiatan mendaki gunung. “Aku bisa melihat keindahan Indoensia dari puncak-puncak gunung. Di alam itu, kita denger-denger suara burung dan sungai. Itu sih yang aku suka,” ucap Khansa.

Selain itu, Khansa mengaku juga senang pada kegiatannya ini karena dapat mensyukuri indahnya alam ciptaan Allah. “Kita belajar kenal dengan temen-temen di sana, kita juga melatih kesabaran. Pas sampai di puncak, kita ngerasa kecil banget. Kita ngeliat alam semesta, waw indah banget dan luas banget,” pujinya.

Saat ditanya perjalanan tersulitnya, Khansa menjawab pengalaman saat mendaki Gunung Cartenz merupakan yang paling berkesan. “Gunung yang paling sulit itu gunung Cartenz. Karena beda dengan gunung-gunung yang lainnya. Gunungnya technical, jadi harus pakai tali-tali. Kita hraus landing di tebing yang ketinggiannya hampri 600m, persiapannya hampir 6 bulan, intensive. Satu minggu 4 kali latihannya,” ucapnya.

Selain perjalanan mendaki Gunung Cartenz, menurut muslimah yang bercita-cita sebagai pendaki prfesional dan astronot ini, pendakian di Gunung Bukit Raya juga jadi salah satu yang paling menantang.

“Waktu di Gunung Bukit Raya, itu kita harus melewati sungai dan deras banget, itu sekitar 7 jam, arusnya kenceng. Tapi alhamdulillah aku bisa,” ucapnya.

(Baca Juga : Revin Chairani, Hijabers Cantik Jago Main Skateboard...!)

“Waktu itu di Gunung Bukit Raya, pacetnya banyak dan warnya merah, dan kayak di kaki kiri ada 20, di kaki kanan ada 22, lumayan lemes dan pusing. Aku bilang ke ayah untuk istirahat satu hari, karena aku lumayan lemes,” tambahnya.

Dari sekian banyak perjalanannya mendaki, tak sedikit Khansa mengalami kesulitan. Berbagi rintangan yang ditemuinya selama perjalanan tak serta merta meredupkan semangatnya. Kata-kata penyemangat yang diucapkan sang ayah selalu menjadi mantra tersendiri baginya untuk meneruskan perjalananya.

“Ayah sering bilang, ‘Dek jangan pantang menyerah dek’,” ucapnya.

Muslimah cilik ini juga tak pernah menanggalkan jilbabnya saat melakukan perjalanan mendaki. Menurutnya, jilbab bukan rintangan saat mendaki. “Aku nyaman-nyaman aja. Nggak ribet (pakai jilbab),”

Demikian pula dengan kegiatannya sebagai siswa. Khansa mengaku kegiatannya sebagai pendaki tak menganggu rutinitas dan nilainya di sekolah. “Biasanya mendaki di hari-hari libur. Sekolah support banget, kalo ada pelajaran yang ketinggalan, aku langsung les. Nggak ada yang berubah dari nilai-nilai aku,” tutur Khansa.

Sebagai pendaki muda, Khansa senang ketika ia bisa menjadi sosok inspirasi bagi orang lain. “Temen-temen jadi bisa terinspirasi dari aku. Aku seneng,” ucapnya.

Di samping itu, ada pula orang-orang yang menganggap remeh dirinya karena masih terbilang muda. Walau demikian, Khansa mengaku tak ambil pusing. “Ada sih beberapa (yang negeremehin), tapi ya udah,” ujarnya.

Tinggalkan gadgetmu, keluar rumahmu, keluar dari zona nyamanmu, lihatlah keindahan Indonesia dari puncak-puncak gunung.

-Khansa Syahla.

Itsna Diah

Add comment

Submit