Iin Achsein, Sosok Bidadari Bagi Kaum Kurang Mampu
Muslimahdaily - Memiliki mimpi untuk membantu sesama, Iin Achsien atau yang akrab disapa Teh Iin memulai langkah kecil untuk mewujudkan mimpinya itu. Salah satu langkah yang ia tempuh untuk mewujudkan mimpinya adalah dengan mendirikan Rumah Teduh, sebuah rumah singgah yang dapat digunakan untuk membantu pasien-pasien yang kurang mampu.
Bermula mendatangi pasiennya yang terlantar di rumah sakit hingga mendatangi perkampungan satu persatu guna mendapatkan pasien yang dapat dibantunya, kini Iin Achsien berhasil mendirikan sepuluh Rumah Teduh yang dapat menampung pasien-pasien yang kurang mampu. Teh Iin mengaku bahwa sebelum mendirikan Rumah Teduh itu, ia awalnya hanya menolong satu dua orang yang membutuhkan bantuannya. Hingga akhirnya ia mendatangi pasien yang terlantar di rumah sakit satu persatu. Ia mengaku panggilan hatinya saat itu terasa sangat kuat.
“Dulu sebelum tahun 2015 Iin suka datang ke Hasa Sadikin, dulu itu di Hasa Sadikin itu bergeletakkan pasien-pasien yang memang dari seluruh Jawa Barat, karena memang kan jenjang kesehatan kita seperti itu. Jadi pasien BPJS dari seluruh Jawa Barat itu berkumpulnya di Hasa Sadikin,” ujarnya kepada tim Muslimahdaily.
Perjuangan Membangun Rumah Teduh
Bertahun-tahun Teh Iin dengan setia menemani pasien kurang mampu selama di rumah sakit. Mendampingi tiap kasus satu per satu, bahkan tak jarang mendatangi langsung kampung halaman si pasien. Hingga pada akhirnya rumah sakit mengeluarkan peraturan baru bahwa pasien yang belum memperoleh penanganan dan berkumpul di rumah sakit tidak lagi diperbolehkan untuk tinggal di area rumah sakit.
Sayangnya, peraturan tersebut tidak dibarengi dengan solusi. Peraturan baru tersebut membuat Teh Iin khawatir akan nasib para pasiennya. Tak ingin mereka berjuang sendiri tanpa penanganan yang jelas, istri dari Ustadz Hanan Attaki ini akhirnya mendirikan Rumah Teduh.
Peristiwa tersebut membuatnya tersadar bahwa Allah akan mengabulkana doa seseorang jika hambanya telah bersungguh-sungguh. Perjuangannya dalam melayani pasien kurang mampu selama bertahun-tahun sebelumnya dilakukan tanpa banyak biaya dan mengandalkan pertolongan Allah Ta'ala. Ujian silih berganti tak melunturkan semangatnya dalam membantu sesama. Hingga akhirnya Allah menginzinkan Teh Iin membangun rumah singgah.
Satu rumah teduh ternyata belum mencukupi, padahal pada saat itu satu rumah singgah dapat menampung 30 orang. Pasien yang Allah kirimkan semakin bertambah, namun tempat untuk menampungnya sudah tidak ada. Sampai akhirnya satu persatu jumlah rumah teduh bertambah. Sungguh pertologan Allah sangatlah dekat.
Pernah Marah-marah di Radio
Kepada tim Muslimahdaily Teh Iin bercerita tentang salah satu kasus kesehatan yang menjadi titik balik baginya. Kala itu, ada seorang pasien yang menderita kanker dan harus menjalani perawatan medis. Namun sang pasien takut untuk datang ke rumah sakit karena merasa takut apabila kakinya harus diamputasi. Teh Iin rela datang dari Bandung ke Garut, kampung pasien tersebut untuk membujuknya agar mau ikut pergi ke rumah sakit. Perjalanan menuju rumah sang pasien tidaklah mudah, setelah menempuh perjalanan dari Bandung ke Garut dengan menggunakan mobil seorang diri, ia harus melanjutkan perjalannnya menuju rumah pasien dengan menggunakan ojek selama 1,5 jam perjalanan, dengan askes jalan yang tanah yang menanjak.
Penuh perjuangan memang. Setelah membujuk berulang kali, akhirnya Teh Iin dapat membawa pasien itu untuk pergi ke rumah sakit bersamanya. Setelah melihat kondisi kaki pasien yang sudah membesar, ia tahu bahwa pasien tersebuh harus diamputasi. Namun ketika sampai di rumah sakit, pasien tidak bisa diamputasi karena hemoglobin yang menurun sehingg harus dipulangkan guna menjalani transfuse darah.
Mendengar hal itu, Teh Iin marah. Membujuk pasien untuk datang ke rumah sakit bukanlah hal mudah, apalagi ditambah akses jalan yang harus dilewati. Ia pun menyampaikan kekecewaannya itu melalui interview dengan salah satu radio di Bandung. Setelah melakukan interview, direktur rumah sakit yang bersangkutan menghubungi dirinya dan menanyakan apa yang ia inginkan.
Meski awalnya diliputi rasa takut, Teh Iin akhirnya mengutarakan keinginannya, yaitu agar pasien mendapatkan penanganan dari rumah sakit tersebut. Pihak rumah sakit akhirnya melakukan penangan pada pasien mulai dari transfuse darah hingga proses amputasi. Teh Iin bersyukur karena sang pasien mendapatkan penanganan, namun ia menyesalkan tindakan pihak rumah sakit yang baru memberikan penanganan setelah dirinya mengutarakan kekecewaan di radio.
Tak Pernah Menyesal Walau Banyak yang Berpulang
Setelah Rumah Teduh lama berdiri, telah banyak pasien yang sudah difasilitasi untuk melakukan proses operasi. Tak sedikit pula pasien yang berpulang setelah beberapa bulan melakukan operasi. Namun, hal itu tidak membuat Teh Iin menyesal karena menurutnya ia telah melakukan yang terbaik untuk menolong mereka.
“Jadi, Iin sama sekali enggak pernah nyesel kalau misalnya ada pasien yang kita operasi, setahum kemudian meninggal, enggak pernah nyesel. Kita sudah melakukan yang terbaik,” ucapnya.
Berkat kesabaran, keteguhan hati, dan cinta di hatinya kepada mereka, Teh Iin akhirnya mampu mewujudkan mimpinya, menolong sesama dengan mendirikan Rumah Teduh, rumah singgah sementara bagi mereka para pasien yang membutuhkan. Ia berharap Allah selalu membuatnya tetap istiqamah menjalankan tugasnya menolong sesama.
Sumber: Youtube Muslimahdaily