Muslimahdaily - Musdah Mulia merupakan tokoh intelektual dan aktivis yang kritis terhadap berbagai isu, terutama hak-hak perempuan dan kesetaraan.

Ia adalah tokoh perempuan pertama yang meraih gelar doktor dalam bidang pemikiran politik Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ia juga menjadi perempuan pertama yang dikukuhkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai Profesor Riset di bidang Lektur Keagamaan di Kementerian Agama tahun 1999.

Tak hanya di lingkup nasional, ia aktif dalam berbagai pendidikan formal maupun nonformal terkait isu perempuan, demokrasi, HAM, advokasi, serta kepemimpinan dalam ruang internasional.

Selain itu, Musdah aktif di berbagai organisasi perempuan, juga sebagai bagian dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Women Shura Council, dan sebuah organisasi lintas iman sebagai Ketua Umum Indonesia Conference on Religion for Peace (ICRP).

Sebagai seorang intelektual dan aktivis muslimah, Musdah memberikan banyak sumbangsih pemikirannya dalam karya-karyanya yang progresif dengan menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan, demokrasi, pluralisme, keadilan, dan kesetaraan gender.

Ensiklopedia Muslimah Reformis adalah satu karya berdasarkan gagasan pemikirannya yang banyak dijadikan referensi dan menjadi topik diskusi di dunia akademisi hingga kalangan aktivis perempuan lainnya.

Dalam bukunya, Ensiklopedia Muslimah Reformis, Musdah menjelaskan bagaimana perempuan muslimah yang memiliki pandangan reformis dapat menghadapi perubahan sosial tanpa mengabaikan identitas keislaman mereka.

Menurutnya, prinsip tauhid tetap menjadi landasan utama bagi muslimah dalam segala situasi, sebagaimana diajarkan dalam Alquran dan sunnah.

Buku ini juga menguraikan pandangan muslimah reformis dalam peran mereka di keluarga (sebagai anak, istri, dan ibu) serta dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Musdah tidak hanya berhenti pada konsep Muslimah Reformis, tetapi juga mengimplementasikannya melalui aksi nyata. Melalui Mulia Raya Foundation, ia berkomitmen mengadakan program pendidikan di berbagai daerah yang secara khusus ditujukan untuk perempuan muda.

Tujuannya adalah menggerakkan mereka untuk menjadi agen penyebar nilai-nilai positif di media sosial, sejalan dengan keyakinannya bahwa generasi muda memegang kunci perubahan di era digital ini.

Musdah menegaskan bahwa perkembangan teknologi harus diimbangi dengan literasi digital untuk mempertajam kemampuan berpikir kritis agar terhindar dari hoaks, propaganda ideologi yang mengarah pada sikap intoleransi, dan kekerasan yang terus masuk ke segala sendi kehidupan.

Langkah-langkah ini diharapkan akan menumbuhkan bibit-bibit baru yang akan aktif menyebarkan dan menginternalisasi konsep Muslimah Reformis, guna mewujudkan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.