Muslimahdaily - Sudah lebih dari 10 tahun Gaza dibawah blokade Israel yang menutup pintu perlinatasan Rafah antara Gaza dan Mesir ataupun perlintasan Erez antara Gaza dan Israel membuat 1,7 juta penduduk Gaza terisolasi dari dunia luar.

Abdilah Onim salah seorang relawan Indonesia untuk Palestina saat diwawancarai oleh Muslimahdaily melalui surel(26/06), ia menuturkan bahwa kondisi Gaza pada Ramadhan tahun ini cukup aman karena tidak seperti tahun - tahun sebelumnya, misalnya pada 2014 lalu Israel menyerang Gaza yang menyebabkan tewasnya ribuan warga dan melukai belasan ribu lainnya.

Datangnya bulan Ramadhan maupun Idul Fitri disambut dengan sederhana oleh umat muslim Gaza tidak semeriah seperti di Indonesia.

“Untuk muslim Palestina khususnya di wilayah Jalur Gaza saat ramadhan tiba sebetulnya mereka sambut tidak seistiwema atau seramai seperti di Indonesia, biasa saja dan sederhana,” Ujar Abdilah Onim.

Seperti di Indonesia warga muslim Gaza memeriahkan malam Idul Fitri dengan mengumandangkan takbir menggunakan pengeras suara di masjid - masjid.

“Malam takbiran, mereka hanya menghidupkan seluruh masjid untuk takbir dan menggunakan pengeras suara, atau masing-masing toko dan pasar memutar takbiran,” tambahnya.

Bila di Indonesia selepas sholat Ied ada tradisi mengunjungi sanak saudara untuk bersilaturahmi dan kita dapat melihat tawa riang anak - anak yang mendapatkan hadiah, lain halnya dengan anak - anak di Gaza. Selepas sholat Ied biasanya mereka akan datang ke makam orang tuanya untuk berhari raya.

"Anak-anak Palestina di Gaza saat lebaran datang ke makam orang tua mereka untuk berhari raya disana, dimakam mereka curhat bahwa hari ini kami diberi hadiah baju baru oleh saudara kami di Indonesia, diberi coklat dan diberi sepatu baru, mereka ke makam membawa bunga sebagai tanda hormat dan tanda rindu pada orang tua mereka yang gugur akibat kejahatan Israel. Tentu anak-anak Palestina khususnya di Gaza tidak seberuntung seperti anak-anak di Indonesia, dimana dengan mudah mereka dapatkan hadiah," Ceritanya.

Ketika ditanya mengenai makna Idul Fitri bagi muslim di Gaza, Abdilah Onim menjelaskan bahwa dari Idul Fitri ke Idul Fitri berikutnya harapan warga Gaza adalah bebas dari penjajahan.

“Satu dekade dari Idul Fitri ke Idul Fitri berikutnya yang mereka impikan hanya ingin bebas dari penjajahan, mereka hanya berharap agar dunia tahu bahwa yang mereka perjuangkan adalah sebuah kebenaran. Dengan demikian esensi Idul Fitri bagi mereka adalah memupuk persatuan rakyat Palestina dan himbau dunia agar dukung rakyat Palestina dan bentuk Negara berdaulat, sayangnya hingga kini makna kemerdekaan masih menjadi mimpi belum terpenuh, mereka yakin pembebasan Palestina dan Alaqsa tidak akan lama lagi mereka raih, dengan ijin Allah,” harapnya.