Muslimahdaily - Syekh Yusuf Estes sendiri merupakan mantan pendeta yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga penganut Kristen yang taat dan ia sendiri merupakan seorang pendeta. Keluarganya tinggal di Texas dan mengabdi pada gereja di sana. Setelah lebih banyak mengkaji tentang Islam maka ia memutuskan untuk menjadi seorang muslim dan mengajak anak dan istrinya. Selanjutnya ia gencar dalam memperdalam ilmu agama Islam dan melakukan dakwah-dakwah di beberapa Negara.
Menurut Yusuf Estes yang terpenting saat ini dalam hidup manusia di dunia adalah hubungan dengan Allah Subhanallahu wa ta’ala sebagai Tuhan. Jika dihadapan sesama manusia terlihat baik dan bermartabat, namun jika hubungannya dengan Allah tidak baik hal itu tidak ada apa-apanya. Dalam konferensi pers Safari Dakwahnya di Jakarta, beliau juga menjelaskan bahwa Allah lah yang akan menunjukkan jalan keluar bagi setiap hamba-Nya.
Beliau juga menambahkan bahwa jika dalam kesulitan atau dalam keadaan bimbang di antara beberapa pilihan hidup, hendaknya sebagai manusia rajin melakukan shalat istikharah, “(Dirikan) Shalat Istikharah jika akan membuat suatu pilihan dalam hidup, karena dengan shalat istikharah Allah langsung yang akan memberikan petunjuk kepada manusia.”
Sejatinya, yang menarik dalam Islam menurut beliau adalah Islam adalah agama yang murni dan damai, baik di setiap ibadah yang dilakukan, pekerjaan yang dilakukan, semuanya didasari karena Allah. Lantas hal ini sangat berbanding terbalik dengan adanya isu Islamopobhia yang akhir-akhir ini beredar, terutama di negara asalnya yaitu Amerika Serikat.
Menurut Syekh yang dijuluki “Funny Syekh” ini, Islamophobia diinvansi oleh orang-orang yang tidak tahu apa itu Islam yang sebenarnya, “Phobia adalah ketakutan akan sesuatu, misalnya istri saya yang mengidap arachnophobia, jika ia melihat laba-laba maka ia akan takut. Lantas Islamophobia berarti orang-orang takut terhadap islam?”
“Bagaimana mereka bisa mengatakan bahwa Islam itu teroris, sedangkan dalam agama Islam itu sendiri mengajarkan kepada umatnya untuk patuh kepada Allah, saling menghargai, tulus, dan penuh dengan kedamaian dan keikhlasan. Adakah seseorang radikal yang memiliki keikhlasan? Atau seseorang yang radikal dalam menciptakan perdamaian? Hal itu sangat tidak masuk akal,“ tandas Syeikh Yusuf Estes dalam konferensi pers di Jakarta.