Muslimahdaily - Mantan Qori sekaligus hafidz cilik Muhammad Thaha Al Junayd tengah berkunjung ke Indonesia untuk mengisi beberapa acara. Meski telah dewasa, ia masih memiliki suara yang merdu dalam melantunkan ayat suci. Kepada muslimin Indonesia, ia pun mengungkapkan rahasia agar mudah menghafal Al Qur’an.
“Pasti yang pertama tentang niat. Semua yang menghafal harus dibulatkan niatnya untuk bisa menghafal seluruh isi Al Quran,” ujar Al Junayd disela kegiatannya mengisi acara di Stasiun Radio Suara Muslim Surabaya, Kamis (24/5/2018), dilansir Republika.
Setelah memiliki niat lurus, lanjut Al Junayd, seorang penghafal Al Qur’an juga diharuskan memperbanyak muraja’ah atau mengulang kembali ayat yang dihafal. Ia pun membagi rahasianya, bahwa setiap hari, sang qari menyediakan jadwal khusus yang tak boleh diganggu gugat untuk menyetor muraja’ah hafalan setiap hari beberapa juz. Kepada sang ayah lah ia melakukan rutinitas muraja’ah tersebut.
Qari yang dijuluki beautiful voice from heaven ini pun membagi pengalamannya saat pertama kali menghafal Al Qur’an. Saat itu, usianya menginjak 8 tahun. Meski terbilang cukup terlambat saat memulai hafalan, namun Al Junayd mampu menyelesaikan hafalan seluruh Al Qur’an hanya dalam waktu lima tahun. Ia pun menjadi hafidz Al Qur’an di usia menjelang remaja.
“Saya banyak termotivasi oleh orang tua saya dan mulai menghafal ketika usia 8 tahun. Kemudian, selesai ketika usia 13 tahun. Jadi, total saya butuh waktu menghafal selama lima tahun,” ujar sang qari yang bacaannya sangat dikenal muslimin seantero dunia.
Al Junayd mengaku terkejut saat mendapati muslimin Indonesia yang sangat antusias dalam menghafal Al Qur’an. Bahkan menurutnya, muslimin Indonesia jauh lebih giat menghafal dibanding muslimin Timur Tengah.
“Saya sangat terkejut dengan umat Islam di Indonesia yang meskipun sangat jauh dari haramain (Makkah dan Madinah), namun mempunyai semangat dan perhatian yang sangat tinggi terhadap Al Quran. Berbeda dengan (muslimin) yang dekat ke haramaian yaitu negara-negara teluk. Mereka tidak segebyar dan sesemangat orang-orang Indonesia dalam membaca atau menghafal Alquran,” kata Al Junayd yang berkunjung ke Indonesia bersama ayahnya.
Meski sering diundang banyak negara, Al Junayd baru pertama kali melakukan kunjungan ke Indonesia. Kunjungan Al Junayd ke tanah air pun berkat undangan dari Yayasan Syekh Ali Jabeer dan dan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Nurul Hayat dalam rangka memperingati milad Laznas. Dikabarkan laman Hidayatullah, Al Junayd juga sempat memimpin shalat isya dan tarawih di Masjid AQL Islamic Center Jakarta dan sejumlah masjid di Surabaya.
Ketika ditanya tentang Indonesia, Al Junayd mengaku sangat senang dengan negeri ini. Ia bahkan berkeinginan melakukan kunjungan kembali ke Indonesia di bulan Ramadhan tahun depan. “Saya sangat senang dengan Indonesia, dengan cuaca Indonesia, dengan orang-orang Indonesia yang terkenal ramah tamah. Insya Allah di Ramadhan berikutnya saya berharap diberi kesempatan untuk kembali ke Indonesia,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Muhammad Taha Al Junayd merupakan qari cilik yang bacaannya sangat terkenal dan dianggap sebagai qari cilik terbaik. Suaranya sangat merdu dan indah saat melantunkan ayat-ayat Allah. Memiliki nama lengkap Salih Ibrahim Thaha Al Junayd, ia lahir dan tinggal di Bahrain. Saat ini ia telah berusia 24 tahun dan menjadi pelajar sekaligus pengajar Al Qur’an di Kingdom University Bahrain.
Sang ayah adalah guru pertamanya sekaligus yang menginspirasinya dalam menghafal Al Qur’an. Ia kemudian fokus menghafal Al Qur’an di sebuah markah hafidz di Bahrain. Ingin menghafal di tanah suci, ia pun melanjutkan proses menghafalnya di Taurah Mukasyafah di Kota Makkah. Saat ini, Al Junayd masih aktif sebagai qari bahkan menjadi seorang imam masjid di Bahrain.