Dari Balkan ke Makkah, Muslim Makedonia Ini Berangkat Haji dengan Bersepeda

Muslimahdaily - Dua pria muslim dari kota Tetovo, Republik Makedonia, melakukan perjalanan haji menuju Makkah, Arab Saudi dengan bersepeda. Kedua pria beretnis Albania tersebut berencana menempuh perjalanan hingga dua pekan lamanya.

Ialah Amir Aslani dan Senad Idrisi, dua pria yang nekat berhaji dengan mengayuh sepeda. Padahal jarak tempuh mereka tidaklah singkat karena harus melalui antar benua. Rute yang mereka ambil yakni dari Makedonia, melewati Albania, lalu ke Yunani. Setelah itu, mereka akan menyeberangi Laut Aegea menuju Republik Turki.

Rute selanjutnya dari benua Eropa menuju Afrika dengan menyeberangi Laut Tengah menuju Mesir. Setelah itu menuju benua Asia dengan melalui Teluk Aqabah. Mereka akan menaiki kapal menuju Hijaz lalu melanjutkan bersepeda hingga sampai di Makkah dan Madinah.

Saat ini, mereka telah melalui wilayah Albania meski harus mengayuh sepeda di tengah hujan. Pasalnya, saat itu mereka berangkat di pergantian musim. Sisa perjalanan nanti pun akan di hadapi keduanya di tengah teriknya musim panas.

“Kami telah menghadapi hujan lebat di Albania. Kami sadar bahwa kami akan bersepeda melalui kondisi musim panas yang terik selama sisa rute. Kami siap menghadapi berbagai tantangan,” ujar Aslani, dilansir aboutislam.com, Selasa (10/7/2018).

Baik Aslani maupun Idrisi sadar betul akan kesulitan yang akan mereka hadapi. Namun mereka tetap memutuskan pergi dengan bersepeda. Pasalnya, kedua pemuda yang merupakan pesepeda pro tersebut ingin merasakan kesulitan umat Islam demi menunaikan ibadah haji. “Kami ingin mengalami kesulitan yang dihadapi umat Islam,” ujar mereka.

Namun bersepeda menuju tanah suci ini bukanlah aksi nekat tanpa persiapan. Kedua pemuda muslim tersebut telah melakukan persiapan yang sangat matang. Salah satu persiapan keduanya yakni dengan berlatih selama dua tahun lamanya.

“Kami berlatih selama dua tahun untuk melakukan perjalanan panjang ini,” tutur Idrisi.

Aslani dan Idrisi pun memiliki keinginan lain hingga memutuskan bersepeda menuju tanah haram. Keduanya ingin menjelajahi jejak-jejak Islam di sepanjang perjalanan, terutama di Turki dan Mesir. Selain itu, keduanya pun ingin memberikan contoh kepada pemuda muslim agar bersemangat menunaikan ibadah haji.

“Selain Haji, kami juga ingin mengunjungi situs bersejarah di Turki dan Mesir. Kami (juga) ingin memotivasi orang lain dan generasi muda untuk menunaikan Haji,” pungkasnya.

Republik Makedonia merupakan salah satu negara kecil di semenanjung Balkan, Eropa Selatan. Negara ini juga dikenal dengan sebutan Republik Makedonia bekas Yugoslavia (RMBY) atau dalam bahasa Ingris disebut Former Yugoslav Republic of Macedonia (FYROM).

Muslim mengambil presentase lebih dari sepertiga populasi negara yang pernah menjadi wilayah Turki Utsmani tersebut. Sensus di tahun 2010 mencatat populasi muslim mencapai 39,3 persen dari total penduduk. Angka ini bahkan diprediksi akan terus meningkat. Di tahun 2050, jumlah muslim diprediksi akan mencapai lebih dari setengah penduduk Makedonia, dan agama Islam diprediksi akan menjadi agama terbesar di negara Balkan tersebut.

“Dalam 35 tahun mendatang, persentase muslimin di Makedonia akan mencapai 56,2 persen. Menggeser posisi umat Kristen Ortodox yang menjadi kelompok mayoritas saat ini,” ungkap Pew Research Center, dikutip dari Republika.

Saat ini, Islam di Makedonia merupakan agama terbesar kedua setelah Ortodox. Umat muslim di sana sebagian besar beretnis Albania dengan jumlah lebih dari 500 ribu jiwa. Etnis tersebut bahkan mengambil 25 persen dari total populasi Makedonia. Hal ini tak mengherankan karena wilayah Makedonia bertetangga dekat dengan Albania yang dikenal sebagai negeri muslim di tanah Eropa.

Adapun etnis asli Makedonia yang memeluk Islam diperkirakan jumlahnya antara 40 hingga 100 ribu jiwa. Mereka merupakan keturunan warga yang sebelumnya beragama Ortodox lalu memeluk Islam di era kesultanan Turki Utsmani.

Sebagaimana muslim Eropa pada umumnya, muslim Makedonia juga menghadapi tantangan yang sama, yakni islamophobia. Kampanye anti-Islam dan diskriminasi juga dirasakan muslim Makedonia meski jumlah mereka cukup besar di negara tersebut.

Add comment

Submit