Muslimahdaily - Jika kamu rajin ke masjid, maka bersiaplah mendapat peluang menjadi wirausaha. Dikabarkan Antara, Dewan Masjid Indonesia (DMI) memfasilitasi permodalan usaha bagi para jamaah masjid. Syarat mendapatkan modal pun hanya satu, yakni cukup aktif shalat di masjid.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Program Dewan Masjid Indonesia, Munawar Fuad. Ia menyebutkan, DMI akan menjadi penjamin pinjaman modal bagi siapa saja yang ingin berwirausaha di kalangan para jamaah masjid. Jika mengalami kesulitan ataupun hambatan saat pengembaliannya, maka akan menjadi diskusi usai shalat Jum’at.
“Modal kita yang bantu. DMI posisinya menjadi penjamin pinjaman bagi jamaah yang ingin memulai usaha. Uniknya, kalau terjadi masalah pengembalian modal akan diumumkan saat shalat Jumat dan itu efektif,” ujarnya, dilansir kantor berita Antara, Selasa (11/9/2018).
Akses modal yang diberikan DMI khususnya ditujukan kepada jamaah masjid yang ingin menjadi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). DMI memfasilitasi modal tersebut melalui perbankan Syariah. Siapa saja boleh mendaftar asalkan aktif di masjid setempat.
Program kewirausahaan berbasis masjid ini diupayakan DMI dalam rangka mengintensifkan pemberdayaan ekonomi umat. Serangkaian program dicanangkan dengan melibatkan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). “Kegiatan ini masuk dalam program masjid sebagai kekuatan ekonomi umat berbasis umat. Ini program utama DMI,” kata Fuad.
Indonesia, lanjut Fuad, sangat menjanjikan pasar usaha syariah karena jumlah penduduknya yang mayoritas muslim. Karena itulah geliat usaha syariah di lingkungan masjid juga akan sangat menjanjikan. “Kita punya umat Muslim yang menjadi market. Jangan hanya konsumen, tapi juga menjadi pelaku. DMI punya cara pandang ekonomi umat yang memiliki kepentingan vital,” ujarnya.
Sosialisasi kewirausahaan berbasis masjid ini sudah digelar di Bekasi. Ke depan, sosialisasi ini akan terus dilanjutkan. DMI bahkan sudah mengundang 100 masjid untuk turut serta dalam program tersebut. “Kita mengundang 100 masjid untuk memperkenalkan agenda pemberdayaan ekonomi umat,” tutur Fuad.
Toko Baitul Pangan (Taubatan)
Selain program pemberian modal untuk yang aktif di masjid, DMI juga memiliki beragam program lain. Salah satunya yakni toko betul pangan atau taubatan. Program tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Badan Usaha Logistik (Bulog). Dalam hal ini, DKM menjadi agensi sembako langsung dari Bulog.
Dengan adanya Taubatan, DMI berharap masyarakat dapat terpenuhi kebutuhannya dengan pergi ke masjid. Sembako dipilih karena itulah kebutuhan utama masyarakat yang tak bisa luput dalam keseharian. Dengannya, DMI berusaha mengambil peran penting dalam pemberdayaan ekonomi umat.
Saat ini program taubatan baru berjalan di 20 masjid di Jakarta. Fuad menuturkan, pihaknya tengah memperluas program tersebut ke daerah lain. Pihak masjid daerah pula dapat mengajukan permintaan yang nantinya akan disalurkan langsung oleh Bulog.
“Proyek percontohan baru berjalan di 20 masjid di Jakarta dan akan terus diperluas di daerah lain. Cukup mengajukan permintaan, sembako akan langsung dikirim Bulog,” jelas Fuad.
Infak Digital
Masih ada satu program lagi yang juga tak luput dari perhatian. Ialah infak digital yang memfasilitasi masyarakat untuk bersedekah dengan mudah. Infak digital ini dibuat sebagai penggalangan dana khusus yang ditujukan untuk orang-orang yang kesulitan biaya hidup. Tujuannya, agar mereka tak meminjam uang ke rentenir.
Jika mengalami kesulitan finansial, maka siapa saja boleh datang ke masjid dan akan mendapat bantuan. Selain itu, infak digital juga dapat disalurkan melalui ATM di masjid. Dengannya, DMI berharap dapat mendekatkan masyarakat dengan masjid.
Beragam program DMI ini diharapkan dapat menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan, namun juga sebagai pusat ekonomi umat.