Muslimahdaily - Beberapa hari terakhir muncul sebuah video viral berisi sekelompok aktivis feminis asal Turki yang berteriak dan bersiul saat adzan berkumandang di sebuah masjid.

Kejadian itu terjadi saat berlangsungnya #HariPerempuanInternasional atau #InternationalWomanDay di dekat kawasan Taksim Square.

Aksi pergerakan ini didukung oleh partai oposisi yakni CHP (Partai Rakyat Republik) yang merupakan partai yang didirikan oleh Mustafa Kemal.

Atas kejadian yang telah berlangsung tersebut, sebagian umat Muslim Turki melakukan aksi protes terhadap tindakan aktivis tersebut karena dinilai tidak senonoh. Menurut ormas Islam Diyanet - Sen tindakan yang dilakukan oleh aktivis feminis tersebut tidak menunjukkan rasa respek atau menghargai saat adzan dikumandangkan.

“Dalam suatu negara yang di mana Islam telah dijunjung tinggi selama lebih dari 1000 tahun tersebut, sungguh zalim kepada rakyat Turki dan muslim di seluruh dunia yang lancang memprotes suara adzan yang berkumandang,” ujar Erol Ayar, ketua Diyanet – Sen, Provinsi Edirne, Turki.

Tidak hanya pimpinan Diyanet – Sen yang menolak tindakan aktivis feminis tersebut, Presiden @rterdogan juga mengecam tindakan aktivis tersebut yang dinilai tak sopan.

Beliau mengatakan bahwa mereka yang tidak menghormati dan respect adzan berarti tidak menghormati bangsa Turki.

Persoalan tentang adzan bukan hanya terjadi sekali namun sudah menjadi perkara yang sensitif semenjak Republik Turki didirikan.

Kala itu, pemerintahan Mustafa Kemal pada tahun 1932 – 1950 melarang adzan dikumandangkan dalam bahasa Arab. Namun, harus dikumandangkan dalam bahasa Turki.

Persoalan tersebut menjadi persoalan panas yang terjadi di Turki pada saat itu. Dan baru – baru ini, adzan diminta dikumandangkan lagi dalam bahasa Turki oleh seorang politisi yang bernama Ozturk Yilmaz dari partai CHP.

Tindakan tersebut membuat persoalan tentang adzan semakin meruncing yang diperkeruh dengan gerakan aktivis feminis berteriak dan bersiul saat adzan berkumandang.