Viral Keraton Agung Sejagat, Sudah Prediksi PD III Sejak 2016

Muslimahdaily - Media sosial ramai dengan pemberitaan keraton Agung Sejagat yang berlokasi di Purworejo, Jawa Tengah. Berita ini sempat menjadi trending di sosial media Twitter dan mengundang banyak kontroversi.

Kabar ini pertama kali dipaparkan oleh akun Twitter @aritsantoso melalui sebuah utas. Diketahui bahwa pemimpin kerajaan tersebut bernama Tatok Santoso Hadiningrat dan istrinya yang bernama Dyah Gitarja, keduanya disebut sebagai Sinuhun dan Kanjeng Ratu mengklaim bahwa kerajaan ini merupakan penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.

Layaknya kerajaan, mereka juga membangun sebuah keraton di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Mereka mengklaim memiliki 450 pengikut.

Salah satu hal yang membuat kerajaan ini terungkap adalah kegiatan Wilujengan dan Kirab Budaya yang baru saja diselenggarakan pada hari Jumat (10/1) hingga Minggu (12/1).

Banyak warga net yang berpendapat bahwa kerajaan ini membawa ajaran sesat. Namun dilansir dari Kompas, Resi Joyodiningrat yang dianggap sebagai penasihat Kerajaan Agung Sejagat mengatakan bahwa Keraton Agung Sejagat merupakan kelompok kekaisaran dunia yang muncul setelah berakhir perjanjian 500 tahun lalu.

Pada utas yang dibuat, dipaparkan juga akun Instagram Sinuhun. Pada akun tersebut, Sinuhun mengunggah foto yang berisi tulisan “The Road To World War III 2020”. Hal tersebut memunculkan anggapan bahwa ia mampu memprediksikan perang dunia ketiga yang belum lama ini menjadi isu dunia.

Karena mengundang keresahan warga sekitar, pada selasa (14/1) kemarin akhirnya polisi menangkap Tatok dan Dyah dan menggeledah keratonnya. Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna mengatakan, Totok dan istrinya ditangkap karena diduga menyebarkan berita bohong.

"Dugaan sementara pelaku melakukan perbuatan melanggar Pasal 14 UU RI No1 Tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana terkait penipuan," jelas Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna saat dihubungi Kompas, Selasa (14/1).

Add comment

Submit